Bagian XVI: Puding Pendistraksi

23K 2.6K 852
                                    

"We were so damn awesome!," kata Michael menunjukkan video saat mereka manggung di kawinan orang kemarin malam kepada setiap orang di mobil, tak terkecuali mang Diman yang lagi nyupirin kita ke bandara di pagi buta ini. "I'm gonna upload this into youtube," gumamnya.

Calum kembali tertidur di jok paling belakang mobil setelah harus dibangunkan pada pagi buta karena harus mengejar waktu penerbangan murah.

Luke mendengarkan musik di headsetnya sambil menatap keluar jendela dengan boneka pinguin kecil di dekapan. Ia baru saja mendapatkannya semalam karena belanja minimal lima puluh ribu di Alfamart.

Ashton duduk di depan, di samping mang Diman sambil bercerita kepada mang Diman tentang film tuyul yang beberapa waktu lalu kami tonton, walaupun aku yakin mang Diman tidak mengerti, ia tetap mengangguk-ngangguk sok ngerti.

Aku duduk di antara Luke dan Michael, masih menunggu balasan sms dari Bemby yang sejak kemarin lusa tak membalas atau mengangkat telfon ku.

"Ganis, how is Bali? I mean, have you been there before? And well-knowing all the good places?," tanya Ashton yang membalikkan badannya ke belakang untuk berbicara pada ku.

"Yeah, I've been there like one year ago, I don't know exactly, I barely remember them but I hope we'll be having fun," kata ku menjawab.

Saat sampai di bandara, mang Diman membantu kami mengeluarkan tas-tas dari bagasi, lalu setelah itu langsung beranjak pulang karena harus mengantar mama arisan.

"We haven't had breakfast yet". Kalimat pertama Michael saat mobil yang dibawa mang Diman baru saja melesat.

Aku menatapnya, masih dengan wajah mengantuk dan malas, "what do you guys want?".

"Well we have KFC on our face," Ashton menunjuk lambang KFC di depan kami.

Lalu dengan itu, kami pun berjalan memasuki restoran itu.

Perjalanan kami ke Bali akan dimulai dua jam lagi sebenarnya, hanya saja kami datang lebih pagi untuk menghindari macet bandung yang tak kalah dengan Jakarta.

Mereka melakukannya lagi. Menatap bingung kepada menu di kasir seperti hari kemarin, saat semua disini. -oh salah, itu lagunya Noah.

Selagi mereka menentukan apa yang mereka ingin, aku seperti biasa, memesan duluan, dan aku pun hanya ingin mendapatkan sup krim dan air mineral pagi ini.

Mas-mas yang mulai bete pun akhirnya menawarkan promo-promonya yang dapet CD. Dia mengangkat satu kertas kecil yang dilaminating dan CD album Umay dari keranjang kecil depan kasirnya, "mau paket ini aja kak? Satu ayam, satu nasi, satu cola, satu puding, tujuh puluh dua ribu, dapet CD, bisa pilih," katanya menjelaskan sambil ngantuk.

Aku menggeleng sopan, menolak tawaran si masnya.

Tapi Ashton malah bertanya apa itu dan apa yang harus ia beli untuk mendapatkannya.

Aku tidak berniat untuk menjelaskannya tapi si masnya malah menjelaskan sendiri kepada Ashton sambil menunjuk-nunjuk layar tv di belakang Ashton yang lagi muter Umay nyanyi Selamat Ulang Tahun.

"Ashton, that's inappropriate," elakku saat ia akhirnya memutuskan untuk memesan paket itu. "Where are you going to play it?".

"We can play it anywhere when we find a player," Michael menjawab.

"Guys, but its a kid's CD," Calum ikut-ikutan.

"Well, why? He sang it cool," bantah Luke.

Aku yang sepemahaman dengan Calum pun adu bacot depan kasir melawan Ashton, Michael dan Luke.

AUSTRALIANS [5SOS]Where stories live. Discover now