05. Sulit dimengerti

Comenzar desde el principio
                                    

Bayu semakin bingung, terlebih ketika edo mencoba browsing mengenai alamat kantor tersebut, dan dapat di perkirakan bahwa alamat yang di genggam bayu adalah alamat palsu, diskusi mereka semakin mengerucut pada kesimpulan bahwa bayu telah di tipu oleh teman SMA nya sendiri, yakni anton.

"Kayaknya emang beneran di tipu sih ini" kata edo mencoba menarik sebuah kesimpulan.

Memang sebenarnya anton adalah siswa yang sedikit congkak kelakuannya dan sering mengolok ngolok bayu sebagai anak orang gila dulu, tapi bayu pikir anton sudah berubah menjadi baik karna saat anton pulang kampung kemarin bayu dan semua teman kelasnya dulu sampai di traktir makan dan segelas kopi di warung, dan dengan lugu nya bayu merasa senang saat di ajak kerja oleh anton ke ibu kota.

"Masa sih aku di tipu padahal dia teman ku".

"Hah? Serius? Ih ko tega banget sihh" dewi sampai tak sanggup membayangkan betapa naas nya nasib bayu saat ini, sudah dituduh mencuri sekarang baru sadar bahwa dia telah di tipu, bak jatuh tertimpa tangga.

Bayu diam, ia sibuk memikirkan solusi untuk situasi ini, sepertinya tak ada gunanya lagi mencari anton, dan sukar pula mencari satu orang di kota padat seperti ini.

"Di Jakarta punya keluarga ga mas?" Tanya dewi mencoba untuk membantu mencari solusi, yang kemudian hanya mendapat gelengan kepala dari bayu dengan raut naas.

Seolah tak ada jalan keluar lain selain pulang bayu pun memutuskan untuk kembali saja ke kampung.

"Yasudah kalau begitu saya pamit dulu ya mas" ucap bayu dengan ramah.

"Mau kemana mas?" Tanya dewi khawatir.

"Mau kembali ke kampung saja mas" jawab bayu bulat, bukan soal ia tak mau berjuang mencari kerja tapi sisa uangnya hanya cukup untuk pulang, tidak ada lagi sisa untuk menahan perut apalagi kalau untuk berhari hari di jakarta.

"Tunggu..!"

Suara lain menyahut, langkah bayu terhenti karna merasakan seruan itu untuk dirinya, rupanya ada yang sedari tadi berdiri tak jauh dari tempat mereka berdiri.

_________

    Bayu duduk di belakang berdampingan dengan edo, semantara dewi duduk di kursi penumpang bagian depan, sedang sedan hitam mewah ini di kendarai oleh seorang yang senantiasa memajang wajah masam dan garang, seolah tak ada senyum di wajahnya.

   Rupanya wanita ketus itu sudi berbaik hati menolong bayu, alasnya karna sudah menuduh dan memenjarakan bayu, padahal lelaki itu telah menolongnya. Namun tentu saja alasan itu tak diucapkan dia secara gamblang sebab kadar gengsi wanita ini terlalu tinggi.

"Memangnya kamu di tawari kerja apa bay, sampe nekat ke jakarta dengan modal sendiir?" Dewi mencoba mewarnai isi mobil dengan perbincangan ringan, sebab sedari tadi tak ada yang berani bersuara.

"Saya di tawari kerjaan di bidang design grafis oleh teman saya, kebetulan saya pernah ikut pelatihan geratis di bidang tersebut makannya saya sangat yakin untuk melamar ke jakarta, apalagi teman saya bilang gaji nya lumayan di atas UMR jakarta" jawab bayu.

"Kenapa tidak konfirmasi dulu,  atau cari informasi perusahaannya, kalau modal nekad saja namanya kamu ceroboh, hari gini lulusan SMA paling mentok jadi OB, yang sarjana aja banyak yang susah cari kerja". Bayu sedikit tertusuk namun tak buru buru di masukannya ke dalam hati, sebab ucapannya tak sepenuhnya salah, wanita ini ternyata jarang bicara sekalinya bicara malah terkesan sarkas dan ketus saat menimpali bayu.

"Menurut gua bayu ga sepenuhnya salah sar, emang dasar temennya aja yang ga punya hati". Kata edo membela bayu dari cecaran sarah.

Yap, nama gadis itu sarah, sarah Wijayanto putri tunggal dari sebuah keluarga konglomerat yang memiliki perusahaan raksasa di bidang textil, jangan tanyakan soal kekayaannya, ia sama seperti orang kaya kebanyakan rumah mewah, mobil mewah, gaya mentereng, tubuh ideal dan wajah cetar hasil perawatan salon salon ternama, jelas ia akan tampil sangat cantik setiap saat meskipun dihiasi wajah ketus 24/7.

"Ga sepenuhnya salah tapi bodoh namanya". Sahut sarah setengah menggerutu.

    Suasananya kembali hening, bayu memutar otak mencari solusi, begitupun sarah yang diam diam memikirkan pekerjaan apa yang akan di berikan pada bayu, sebab ia sudah tanggung ngomong akan menolong sebagai tanda balas jasa.

"Lo bisa nyetir?". Tanya sarah ragu.

"Bisa"

"Punya sim?"

"Tidak" jawab bayu jujur, ia memang tidak pernah kepikiran bikin sim, bisa nyetir saja karna sering di suru mantan majikannya bawa mobil pik-up saat jadi tukang kebun di rumah majikannya.

"Kenapa ga kita coba aja kemampuan dia? Bayu bisa komputer kan?". Dewi malah gemas sendiri, iapun memberikan usulannya.

"Jadi OB mau?" Tanya sarah pada bayu, ia tak mau menggubris usulan dewi sebab sarah terlalu ragu pada kemampuan bayu yang hanya lulusan SMA.

"Mau mbak" jawab bayu tanpa ragu, jauh lebih lumayan daripada harus pulang kampung tanpa hasil apa-apa.

Dewi dan edo menghembuskan nafas berat bebarengan, mereka kesal pada tingkah dan sifat sahabatnya ini, namun kendati demikian mereka tau bahwa jauh di dalam lubuk hati sarah masih menyimpan kebaikan.

Namun kebaikan sarah bukan terletak pada ucapannya, bibir manis itu memang jarang sekali mengeluarkan kalimat kalimat manis.

Suasana mobil terus hening hingga mereka sampai di sebuah apartemen, dan sarah meminta mereka semua untuk turun.

"Lo mau ngapain kesini sar?". Dewi bertanya sembari mensejajarkan langkah sarah yang cepat, sedang bayu dan edo sedikit tertinggal di belakang.

"Gua punya satu unit di sini, mungkin dia bisa tinggal di sini sementara". Jawab sarah santai.

Dewi sedikit kaget, ia tidak berfikir sarah akan melakukan hal sampai sejauh ini, memberi pekerjaan dan meminjamkan apartemen nya untuk di tinggali pada orang yang baru di temuinya hanya untuk menebus kesalahpahamannya.

Tapi itulah sarah, kebaikannya memang bukan terletak pada lisannya melainkan perbuatannya.

Lalu sampailah mereka di depan sebuah unit, dan sarah memberikan sebuah cardlock pada bayu.

"Lo bisa tinggal di sini sementara waktu, gausah macem-macem di sini banyak cctv, ini alamat kantor gue, lo dateng besok jam 7 ga pake telat". Tidak ada keramahan dari wajah cantik itu ketika menuturkan hal tersebut, sebenarnya bayu tak enak hati menerimanya namun seolah tak ada pilihan yang lebih baik, jadilah bayu berterimakasih pada wanita yang berbaik hati memberikan pekerjaan dan tempat tinggal padanya ini meski dengan wajah masam, hmm memang sepertinya sarah adalah wanita yang sulit di mengerti.






Hai hai haiiiii...
Semoga pembaca nya terus bertambah yah, jangan lupa vote dan komennya

Oiya, tandai juga yah kalo kalian nemu typo.

Terimakasihhh...

See you love youuuu🤍🤍🤍🫀

   

Bayu putra AmarDonde viven las historias. Descúbrelo ahora