"Serius?" Divo menyelidik.
Sena memutar bola matanya malas, "menurut lo aja?"
"Terus Cici kita tinggalin gitu aja? Tanpa tau apapun?"
"Nata bilang gitu, lagian bahaya kalo Cici sampai ikutan. Roy itu licik!" Imbuh Sena.
Divo mengangguk setuju, benar apa yang dikatakan Sena. Mereka tidak bisa membahayakan Cici.
"Bilang sama Nata jam 8 malam ini kita ketemu di Jl. Garuda no 48," ucap Divo menatap Sena yang mengangguk.
"Kenapa malam?" Tanya Sena menyelidik.
"Lo pikir aja lah, ada Cici bego. Mau kasih alasan apa kalo kita pergi sekarang?" Jelas Divo tidak habis pikir.
Sena manggut-manggut, "iya juga ya."
Sena langsung mengetik pesan kepada Nata lagi untuk lokasi pertemuan mereka malam ini.
Nat, kita ketemu di
Jl. Garuda no 48, malam ini jam 8.
16.00✓✓
Nata
Oke
16.01✓✓
"Oke, nanti naik mobil gue aja." Ucap Divo lagi lalu diberi anggukan oleh Sena.
***
Malam seakan cepat mendekat. Baru saja mengedipkan mata, gerakan surya seakan berlari mengejar malam seperti layaknya manusia yang berlari karena ketinggalan bis.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, mobil Divo sudah terparkir didepan rumah Sena menunggunya keluar dari rumah. Sesuai kesepakatan, mereka berangkat menggunakan mobil Divo karena lebih aman dan tertutup daripada motor Sena.
Sena berjalan keluar dari rumahnya, tampak dia memakai hoodie abu-abu dengan celana hitam dan sepatu hitamnya.
"Lama lo," celetuk Divo kesal saat Sena sudah duduk di kursi penumpang disebelahnya.
Sena mendengus, "berisik lo, kayak ngga tau wanita itu aja."
"Masih ngulah juga ternyata," balas Divo sambil menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah Sena, sedangkan Sena hanya diam saja tidak menjawab ucapan Divo.
Mereka saat ini menuju lokasi pertempuan mereka dengan Nata.
Terlihat Nata sudah berdiri dibawah pohon tanjung yang berada dipinggir jalan, tepatnta di trotoar. Nata sangat gelisah saat ini, terlihat dari gerak-geriknya yang tidak tenang. Dia selalu melirik jam di ponselnya, 10 menit lagi jam 8 sesuai perjanjian tetapi Divo san Sena belum juga muncul.
Namun, kegelisahannya mulai sedikit mereda saat mendapati sebuah mobil yang berhenti diseberang trotoar tempatnya berdiri saat ini. Divo dan Sena keluar dari mobil itu dan berjalan menuju tempat Nata berdiri.
"Gue kira kalian ngga datang," ucapnya lega.
Divo menepuk pelan pundak Nata, "kami ngga bakal ingkar janji kok."
"Kebiasaan ngga percayaan lo," imbuh Sena.
Nata terkekeh pelan, "maaf deh,"
"Lo beneran tau dimana mama lo, Nat?" Selidik Divo.
Nata mengangguk, "tapi gue agak ragu sih," lirihnya.
"Kenapa? Emang dimana?" Rasa penasaran Sena semakin menjadi-jadi melihat tingkah Nata yang aneh.
Nata tidak melanjutkan ucapannya, terlihat keraguan muncul diwajahnya yang menegang itu. Divo yang melihat itu langsung merangkul Nata lalu mengajaknya menuju mobilnya tanpa bertanya lebih lanjut.
"Tunjukin aja jalannya," ucap Divo sambil membuka pintu mobil untuk Nata.
Nata menatap Divo sendu, lalu masuk ke dalam mobil tanpa diminta dua kali. Divo menutup pintu mobil dengan perasaan aneh, seperti ada yang tidak beres.
Sebelum masuk mobil, Divo menatap Sena terlebih dahulu. Sepertinya Sena merasakan hal yang sama seperti dirinya, dengan menghembuskan napas yang panjang mereka berdua mengangguk dan masuk kedalam mobil secara bersamaan.
"Pakai sabuk pengaman," ingat Divo sebelum mobil kembali berjalan.
----
Semoga mereka bisa segera menemukan Denada tanpa luka berat yang menimpanya dan mereka semua kembali dengan selamat.
NEXT?
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Twenty Two♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)