12

385 91 5
                                    

*.*.*

Rosé POV

"Aku minta maaf, Chae. Ini permintaan mendadak."

Itu ucapan Jungkook sehari sebelum berangkat ke Jepang, ia tiba-tiba mendapat klien dari Paris yang hendak membeli lukisannya dan klien tersebut ingin bertemu secara langsung dalam waktu dekat. Itulah alasan mengapa dia meminta maaf padaku, karena secara terpaksa membatalkan rencana bulan madu di Jepang, Jungkook pun sampai meminta maaf pada Appa dan Eomma atas apa yang terjadi.

Yah, tidak bisa di paksa juga.  Lagipula di sisi lain aku senang tidak perlu melakukan bulan madu dengan Jungkook, paling-paling hari yang kami habiskan hanya bertengkar saja.

Awalnya aku berpikir begitu, tapi ternyata kami tetap akan melakukannya karena Jungkook mengajak ku untuk ikut ke Paris, dan disinilah kami sekarang. Berada di Bandara Incheon menunggu penerbangan ke Paris, aku melirik Tote bag yang di berikan oleh Eomma sebelum kami pergi ke Bandara. Katanya ini hadiah untukku yang berisi pakaian dan dilarang membukanya sebelum sampai di Prancis. Ketika ditanya Eomma hanya berkata jika memberitahu itu bukan kejutan namanya, diriku hanya tersenyum tipis dan menuruti permintaannya.

Sekarang kami telah tiba di Charles de Gaulle airport, bandara internasional Prancis setelah kurang lebih 16 jam mengudara. Perjalanan yang cukup melelahkan rasanya terbalaskan dengan keindahan Kota Mode yaitu Paris. Namun, tiba-tiba diriku mengalami kesialan, koper ku hilang. Di antara kami berdua kenapa harus koper ku yang terpilih? Aku tidak memiliki pakaian lain lagi. Pakaian yang sedang ku pakai pun kotor akibat ada anak kecil menjatuhkan es krim ketika di Bandara.


Dan apa kalian ingin tahu? Tote bag berisi pakaian pemberian Eomma ternyata Lingerie. Inikah yang dikatakan kejutan? Sialnya lagi aku lupa membawa handuk membuatku terpaksa memakai Lingerie ini. Melihat tubuhku di cermin membuat wajahku memerah bukan main. Bagaimana caranya aku keluar dari kamar mandi kalau begini!

"Chae, kau sudah selesai? Cepatlah keluar, aku juga ingin mandi."

Jungkook sudah berkata empat kali semenjak tadi, aku tidak tahu harus menyahut apa. Ini memalukan.

Brakk!!

Suara pintu di dobrak membuatku kaget, Jungkook barusan menendang pintu. Ia masuk ke dalam dan tiba-tiba mematung menatapku.

"Hei! Apa yang kau lakukan!" marahku, kemudian hendak menutupi sebagian tubuhku dengan tangan meski itu hal yang sia-sia.

"Aku kira tadi kau pingsan, maaf aku panik."

Memalukan. Ini sangat memalukan hingga membuatku ingin menangis, Jungkook berbalik lalu pergi keluar. Lalu kembali masuk sembari membawa handuk dengan matanya yang di tutup.

"Tutupi lah, maaf ... Aku telah melihatnya, kau tidak ada pakaian lain bukan? Pakailah sementara punyaku, sudah ku letakkan di atas tempat tidur."

Aku mengangguk dan pergi keluar, mengambil dan memakai t-shirt yang cukup besar ketika ku pakai juga celana nya. Sekarang sudah lebih baik, kini ku menatap pintu kamar mandi sudah tertutup. Padahal sudah sewajarnya Jungkook melihat tubuhku kan? Kami sudah resmi menikah, dia sampai meminta maaf padaku.

Ah tidak, Jungkook berkata seperti itu karena semua ini hanya pernikahan palsu. Perhatian ku teralihkan ketika Jungkook selesai mandi. Dia melirik ku dari bawah sampai ke atas.

You are The Pain(t)Место, где живут истории. Откройте их для себя