6. The Great Escape

5 2 0
                                    

Swift x Wlaschiha

Taylor dan Tom masih terjebak di gedung bawah tanah dari istana megah itu. Tom tengah duduk di depan lift tempat mereka datang sambil memikirkan cara agar bisa melarikan diri. Sementara Taylor, dia berbaring di samping Tom.

"Yeah, karena aku tak punya kartu akses untuk membuka lift, aku harus menemukan blueprint bangunan ini.", ujar Tom pada dirinya.

Tanpa berpamitan dulu pada Taylor, Tom langsung berdiri dan kembali menuju ke meja Profesor Zacharov. Di tengah perjalanan, kedua mata Tom kembali melirik ke sana ke mari mencari kamera CCTV, namun anehnya laboratorium rahasia ini sama sekali tidak dilengkapi kamera CCTV. Ya, karena penelitian dan praktik yang dilakukan Profesornya pun benar-benar melenceng. Jadi, pantas saja jika laboratorium ini benar-benar dirahasiakan.

Tom mulai mencari blueprint tersebut di tumpukan berkas yang ada di meja lalu berpindah ke laci meja dan akhirnya Tom menemukan blueprint bangunan ini pada rak buku yang cukup besar. Begitu mendapatkan apa yang dicarinya, Tom kembali ke tempat Taylor.

Setelah kembali, Tom yang masih berdiri pun langsung melihat dengan seksama blueprint bangunan ini. Tak lama, Taylor pun bergerak dan akhirnya sadar.

"Tom?", ujar Taylor begitu sadar dan melihat Tom yang tengah berdiri memegang kertas sebesar koran.

"Hey, Tay! Feeling better?", tanya Tom dengan tatapan yang tetap fokus ke blueprint.

"Fine.", ujar Taylor sambil beranjak duduk.

Taylor kini memandangi Tom yang tengah fokus pada blueprint.

"By the way, aku tidak akan minta maaf karena aku pingsan.", ujar Taylor lagi setelah beberapa saat.

"Yeah, you don't need to.", timpal Tom yang masih fokus mencermati cetak biru bangunan ini.

"Good!", balas Taylor yang puas.

Setelah itu, Taylor pun beranjak berdiri dan menghampiri Tom.

"What's that?", tanya Taylor.

"Cetak biru bangunan ini. Kita tak bisa keluar lewat lift tempat kita masuk karena membutuhkan kartu akses khusus. Dan dengan cetak biru ini...", jelas Tom menggantung dengan kesan yang disengaja.

"Tell me you bring the good news.", ujar Taylor yang penasaran.

"Yes, Taylor. I found the great escape. While you were sleeping.", jelas Tom yang disertai sindiran di akhir kalimatnya.

Mendengar itu, Taylor tersenyum sumringah dan tak mempedulikan sindiran dari Tom untuknya.

"Good boy!", puji Taylor sambil meninju pelan lengan atas Tom.

"Then, let's go!", ajak Tom yang langsung berlari.

Taylor dengan penuh antusias pun langsung ikut berlari mengikuti Tom.

Tom membawa Taylor ke sebuah ruangan yang kita sebut dapur. Sesuai denah di cetak biru bangunan ini, dapur ini memiliki pintu gerbang menuju terowongan yang tersambung sampai salah satu pelabuhan di Kota Vladivostok. Pintu menuju terowongan itu terdapat di bawah meja makan. Setelah menemukan meja makan tersebut, Tom pun menaruh cetak birunya di atas meja.

"A little help, please.", pinta Tom agar Taylor membantu memindahkan meja.

Taylor pun mengangguk dan langsung membantu Tom memindahkan meja ke tempat lain. Setelah meja meja berhasil dipindahkan, Tom langsung membuka karpet yang menjadi alas meja tersebut. Lalu dilihatnya lah sebuah pintu berbentuk kotak dalam wujud ubin lantai. Melihat itu, Taylor dan Tom tersenyum kegirangan.

"WHOAAAAAAA FINALLY!", teriak Tom.

"YEAH, LET'S GET OUT OF HERE!", seru Taylor tak kalah bersemangat.

Tom lalu mengambil sebuah linggis dari salah satu lemari di dapur ini untuk mencongkel pintu masuk berbentuk kota dari ubin lantai tersebut. Setelah pintu terbuka, Taylor langsung memegangi dan menahannya agar pintu tetap terbuka. Sementara Tom, dia langsung melempar linggis tersebut dan kembali memegangi pintu menuju terowongan.

"Are you ready?", tanya Tom.

"I am!", jawab Taylor mantap.

"One two three!", ujar Tom memulai aba-abanya.

Taylor dan Tom pun sekuat tenaga saling baju membahu membuka pintu yang cukup berat itu hingga akhirnya berhasil terbesar dan lubang cukup besar untuk dimasuki manusia dewasa pun terlihat.

"HUHH!", Taylor dan Tom berbarengan menghela napasnya begitu pintu terbuka.

"Well... After you, My Lady.", ujar Tom dengan sedikit candaan mempersilakan Taylor untuk turun duluan.

Taylor tertawa mendengarnya. Dia lalu dengan hati-hati masuk dan menuruni anak tangga. Saat Taylor sudah agak di bawah, Tom pun menyusul Taylor menuruni anak tangga. Keduanya kini sudah berada di dalam terowongan.

"Ayo, keluarkan ponsel kita untuk cahaya.", ujar Tom.

Mereka berdua pun langsung mengeluarkan ponsel masing-masing dan menyalakan lampu flashlight-nya untuk menerangi mereka. Setelah ada cahaya dari ponsel, Tom dan Taylor memulai perjalanan mereka menyusuri terowongan yang gelap dan panjang.

Setelah berjalan begitu lama dan jauh, Taylor dan Tom pun tiba di ujung terowongan. Pintu keluar dari terowongan tersebut ternyata berbentuk sebuah lubang seperti sumur dan berada di sebuah gudang tua di dekat penyimpanan tempat kontainer-kontainer di simpan.

Berbeda dengan saat masuk, kini Tom menjadi orang pertama yang keluar. Itu karena pintu keluar ini sama-sama ditutupi oleh tembok yang cukup berat. Setelah Tom berhasil menggeser tembok penutup lubang itu, dia pun keluar. Kemudian dengan lembutnya, Tom mengulurkan tangannya untuk membantu Taylor keluar. Akhirnya mereka pun dapat menghirup udara bebas.

Tanpa menunggu lama lagi, Taylor dan Tom mengendap keluar dari gudang tua ini. Mereka kini melewati tempat kontainer dan dermaga pelabuhan pun terlihat.

Setelah benar-benar menghirup udara segar, Taylor mulai mengendus-endus tubuhnya dan ya luar biasa bau yang dihirupnya, belum lagi rambutnya yang lengket. Begitu juga dengan Tom, tapi karena dia pria jadi tak begitu mempedulikannya. Bagaimana tidak lengket dan bau, Tom dan Taylor masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat masing-masing dari mereka meninggalkan Berlin dan New York.

Mengingat barang-barang Taylor dan Tom semuanya ada di koper dan koper mereka masih ada di istana mendiang ilmuwan gila, Taylor dan Tom kini bermodalkan tangan kosong. Mereka OGAH untuk balik lagi ke tempat itu.

Sekarang, tanpa paspor, tanpa identitas lainnya seperti SIM atau KTP, dan juga tanpa uang, bagaimana Taylor dan Tom dapat bertahan dan selamat di negara ini? Salah satu negara dengan pemeriksaan yang ketat.

•••







Thursday,
February 9, 2023
SH

BLUE EYES: Swift x WlaschihaWhere stories live. Discover now