PART 14

248 11 0
                                    

Angel Baby

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angel Baby


Pedrik sejak tadi berusaha untuk fokus menyetir tapi tidak bisa. Pikirannya selalu mengarah pada Rako, entah apalagi yang akan di dapatkan dari cowok itu. Andai saja ia hanya sendiri sekarang, ia tak perlu terlalu khawatir tetapi ia membawa Bian bersamanya. Dan ia tidak mau jika cowok kecil itu melihat apa yang akan terjadi dengan ia dan Rako.

Pedrik mengetahui dengan jelas, kejadian yang terjadi di sekolah. Saat itu, Pedrik berada di dalam kelas dan tiba-tiba melihat seluruh siswa-siswi berlarian menuju lorong dimana  ruang UKS berada. Awalnya ia bersikap santai, karena itu pasti salah satu murid sedang bertengkar. Tapi saat ia jalan ingin menuju ke kantin dan melewati bagian samping lorong UKS ia malah melihat tubuh Raken yang sedang di bopong oleh Renal dan Diki.

Sialan! Bahkan yang membuat ia semakin terkejut saat ia bertanya pada salah satu murid adalah. Yang melakukannya adalah Rako.

Dan brengseknya, ia mendapatkan panggilan dari pelayan rumah Rako bahwa Raka saudara Rako telah meninggal karena kecelakaan besar yang di alami. Yang ia pikirkan saat itu, Rako saja bisa menghabisi Raken seperti itu bagaimana jika ia yang selanjutnya di habisi. Karena menjaga Raka adalah kewajiban yang sudah diberikan oleh Rako, dan ia tidak berhasil menjaga cowok itu.

"Pedrik awas!"

"HAH?" Pedrik langsung mengerem motornya, dengan dada yang bergemuruh. Ternyata ia melamun sejak tadi, dan hampir menabrak mobil yang berhenti karena lampu merah.

"Kamu lagi mikirin apa?!" Tanya Bian dengan nada yang sedikit meninggi.

Dan Pedrik hanya menggeleng dan menghusap wajahnya frustasi, "nanti kalo Rako ngapa-ngapain kamu jangan mendekat. Awas aja!"

Bian berdecak, dan memutar bola mata malas. "Kalo inget."

Dan setelah beberapa menit berlalu, Pedrik dan Bian sekarang sudah berada di pekarangan halaman rumah Rako. Dengan perasaan gugup Pedrik turun dari motor dengan Bian yang sudah berdiri di pintu utama Rako dan asik mengobrol dengan satu penjaga yang disana.

"Tuan Rako sudah menunggu."

Pedrik mengangguk, dan perlahan melangkah masuk ke dalam rumah tersebut.

Tepat di hadapannya disana, Rako duduk santai sambil terus memandang sebuah bingkai foto yang berada di pangkuannya.

"Rako"

"Sepuluh menit," ucap Rako.

"Maaf tadi ada mac-"

PRANK!!

YAKEN [21+] (on going)Where stories live. Discover now