~♥~Artikel

3.3K 215 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Suara alarm mengusik tidurnya Kia, Kia perlahan membuka matanya lalu mengucek-ngucek matanya agar terbuka lebar.

Kia tidak langsung beranjak dari kasurnya, melainkan ia menatap lurus ke depan dengan wajah terlihat masih mengantuk, sambil berusaha mengumpulkan nyawanya kembali.

Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya Kia melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya sekaligus mandi.

Pukul enam pagi Kia tengah berada di toko, bersiap-siap untuk membuka toko pada jam delapan pagi. Sekarang Kia tengah membersihkan toko, menyapu, ngepel lantai dan sejenisnya sambil menunggu ibunya selesai membuat kue.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, perlahan kue-kue yang ada di toko Kia sudah tersaji rapi di etalase. Suara langkah seseorang yang masuk ke dalam toko membuat Kia langsung menoleh ke arahnya.

"Selamat pagi," sapa Ami dengan wajah yang terlihat bahagia seraya berjalan masuk melalui pintu utama.

"Pagi, tumben datang jam segini?" tanya Kia.

"Soalnya aku mau sarapan sama kue yang baru dikeluarkan dari oven." Ami duduk di kursi yang ada di sana

"Seperti orang yang lagi ngidam saja kamu," ucap Kia lalu berjalan ke arah dapur untuk membawakan pesanan Ami.

Ami tidak perlu memesan karena Kia sudah tahu menu pesanan yang sering Ami pesan jika berkunjung ke tokonya. Selama Ami bekerja di Jakarta ia tidak lupa untuk menyempatkan waktunya sebelum berangkat kerja datang ke sana, begitu juga dengan pulang kerja.

"Kamu masuk kerja jam berapa?" tanya Kia setelah ia membawa pesanan Ami dan duduk di kursi yang berada di hadapan Ami.

"Jam sembilan," jawab Ami seraya menyantap makanan di depan matanya.

Kia membentuk huruf o di mulutnya kala mendengar jawaban Ami.

"Oh iyah, hubungan kamu sama rekan kerja kamu yang waktu itu kamu ceritain gimana?" Kia menanyakan hal itu seraya menopang dagunya dengan senyuman menggoda Ami.

Ami berhenti mengunyah makanannya. "Jangan tanya, aku teh kesel sama dia," ucap Ami dengan mimik wajah kesal.

"Loh kenapa?"

"Dia teh friendly banget Kiaaa!"

"Seriusann?!"

"Aslii, dia mah sering deket sama banyak cewek, mana di godain lagi."

"Wah parah sih."

"Makanya jangan ngomongin dia lagi ahk."

Ami melanjutkan menyantap roti di hadapannya, sementara Kia hanya memperhatikan Ami.

"Kamu sendiri?" tanya Ami yang tidak dimengerti oleh Kia. "Lagi gak deket sama cowok gituh?" lanjutnya.

Kia menggelengkan kepalanya. "Aku gak ada kepikiran buat dekat sama cowok untuk saat ini."

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Where stories live. Discover now