"Di kacangin," ejek Dewa.

Farel mengelus dada nya. Ia membuang puntung rokok sembari menghembuskan asap rokok terakhir dari mulut nya. "Gue sumpahin Ayla bakal tergila gila sama gue," teriak Farel membuat semua orang yang ada di sekitar melihat ke arah nya.

Teman teman nya sedikit meringis karena malu. Mereka menjadi pusat perhatian akibat ulah Farel. Rayan menutup mulut Farel. "Anying lo malu maluin kita." 

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua murid berbondong bondong keluar dari kelas nya, ingin segera pulang ke rumah. Suasana koridor sangat ramai. Banyak siswa yang masih berkeliaran disana.

Cowok yang baru saja keluar dari kelas 12 IPA 1 menarik perhatian banyak siswa. Cowok itu menenteng tas nya sebelah saja. Wajah nya datar dan terus menatap kedepan tanpa menghiraukan orang di sekitarnya.

Leon sedang berjalan menuju kelas kekasihnya, tetapi bunyi handphone di saku celananya membuat nya memberhentikan langkah.

"Halo Pa."

"Leon cepat pulang."

"Leon mau ke mar—"

"Cepat pulang."

Tutttt!

Leon menghela nafas kesal. Mau tidak mau ia harus menuruti perintah Papa nya. Cowok itu kembali memasukkan handphone nya ke dalam saku celana.

Seorang cewek langsung memeluk tubuh Leon, saat melihat kedatangan cowok itu. Leon mengelus pelan rambut Alice dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Sayang hari ini jadi ke Mall?" Alice mendongak untuk menatap sang kekasih yang lebih tinggi dari nya.
Leon melepaskan pelukan nya. Leon mengajak Alice untuk duduk di kursi yang berada di depan kelas 12 IPS 1.

"Hari ini aku ga bisa. Papa minta aku pulang cepet," jelas Leon. Alice yang mendengar itu langsung mengerutkan dahi nya. Harapannya musnah ketika mendengar hal ini. Padahal Alice sudah mencatat apa saja barang yang akan ia beli di mall.

Leon memegang tangan Alice lalu mengusap pelan tangan sang kekasih. Cowok itu merasa sangat bersalah karena ia sudah menjanjikan hal ini sejak tiga hari lalu. "Sayang lain kali aja kita ke Mall nya. Nanti kamu boleh beli apapun yang kamu mau." Tatapan yang di berikan Leon mampu membuat Alice luluh. Senyuman kembali terukir di bibir Alice. Raut wajahnya yang semula masam kini kembali ceria lagi.

"Yang bener?" tanya Alice dengan raut wajah yang gembira.

"Bener dong sayang," jawab Leon meyakinkan.

***

"Leon pulang." Leon membanting tubuhnya ke sofa yang berada di ruang keluarga. Ia meletakkan tas nya di atas meja.

"Kamu sudah pulang nak," ucap Ningsih—Bunda Leon. Wanita paruh baya itu menghampiri Leon dengan membawa segelas jus alpukat.

"Tadi Papa telepon suruh cepet pulang," ucap Leon tidak bersemangat.

Leon penasaran kenapa Papa nya menyuruh nya pulang cepat. Biasanya jika Papa nya menelpon itu tanda nya ada urusan penting yang berhubungan dengan Leon.

"Nanti malam kita mau dinner bareng sahabat Mama dan Papa," jelas Ningsih memberitahu. Ningsih memberikan jus alpukat kepada sang anak lalu Leon meminum nya sedikit.

"Emang Leon harus ikut?" Leon meletakkan gelas yang berisi jus ke atas meja. Ia menyugar rambutnya ke belakang.

"ABANG," teriak anak perempuan berusia 5 tahun. Anak itu adalah Reva yang tidak lain, Adik dari Leon. Reva adalah salah satu doa Leon yang terkabul. Setelah sekian lama akhirnya Leon mempunyai seorang Adik. Jika soal Reva diri nya tidak akan pernah mengabaikan.

LOVE LATER [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now