prolog

353 186 151
                                    


Happy reading

"Sakit yang sesungguhnya adalah ketika kita di benci oleh kakak kita sendiri"

~Zahra Antasari Alexsander~

* * *

"Kalian siap-siap, kita besok pindah ke Jakarta" ucap Raihan

"Ngak, Zafran ngak mau pindah" Zafran pun kaget dan berhenti makan

"Ini demi kebaikan kalian Zafran" ucap Zura dengan lemah lembut

"Tapi mah, Zafran tetep mau di sini. Bandung sama Jakarta jauh mah" Zafran pun tetap enggan untuk berpindah

"Kata mama benar kak, ini juga demi kebaikan kita" Zahra pun membuka mulutnya

"Tau apa Lo tentang gw" tanya Zafran dengan ketus

"Zafran, jaga omongan kamu ke Zahra" Raihan pun membentak ke Zafran

"Terus pah terus, papa selalu belain Zahra, papa selalu sayang ke Zahra. Zafran pengen papa yang dulu pah, sayang juga ke Zafran" Zafran pun menahan rasa tangisannya

"Papa bakal sayang ke kamu jika kamu ngak benci lagi ke Zahra, kalau kamu masih benci ke Zahra jangan harap kamu mendapat kasih sayang dari papa" ucap nya

"Dan kita besok pindah ke Jakarta" sambungnya

"Pah, Zafran juga anak kita. Zafran juga butuh kasih sayang dari kamu. Udah cukup pah, ngak usah kaya gini. Masa lalu biarlah berlalu" Zura pun membela Zafran yang selalu di anggap salah oleh Raihan

"Ini semua gara-gara lo Zahra, Lo yang seharusnya mati bukan Zera" Zafran pun menunjukkan ke arah Zahra

BRAKK

"Jaga omongan kamu Zafran, pergi dari sini jika kamu hanya bikin keributan" Raihan pun tak kuasa menahan amarahnya

"Oke, fine gw pergi" Zafran pun pergi dari tempat makan, dan entah berjalan menuju kemana

"Zafran tunggu mama" Zura pun mengejar Zafran, untuk membujuknya seperti biasanya

"Kak, sabar ya. Tarik nafas dulu dan hembuskan" tutur Zai adiknya Zahra dan Zafran

"Kamu emang adek kesayangan kakak" ucap Zahra dan mengelus pucuk rambut Zain

"Zahra Zai habiskan makanan nya" Raihan pun membuka suara lagi

"Iya pah" ucap Zahra dan Zai

                                * * *

Hari Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi semua orang tapi tidak dengan anggota Aodra Geng. Sekarang jam menunjukan tepat pukul 15.00, dan para inti Aodra berkumpul di markas. Kecuali ada tiga orang inti yang ada di Jakarta

Aodra Geng mempunyai tuju anggota inti. Dan seratus anggota biasa, yang tersebar di provinsi Jawa Barat. Jadi total seluruh anggota Aodra Geng adalah seratus tujuh anggota

"Besok gw pindah ke Jakarta" ucap Zafran dengan kesal

"Lo mau nyusul mereka bertiga?" Tanya Marcell Sagara Bagaskara biasa di panggil dengan Marcell

"Terus kita juga harus ikut Lo gitu" tanya Alvaro Ariel Dirgantara biasa di panggil Al

"Terus kalo Lo pindah ke Jakarta, nasib Geng kita gimana?" Umpat Kaivan Valerio Valera biasa di panggil Kai

"Kalian ikut pindah, biar sekalian inti geng nya di Jakarta. Yang anggota biasa nanti gw pikirin" jawab Zafran

"It's oke, no problem. That is a good idea" Kai pun sangat senang karena ia akan pindah ke Jakarta dan bisa mencari para cewek cantik

"Ckk, lo ngak usah ikut mendingan, kalo cuma bikin malu doang" Marcell pun berdecak Lantaran mempunyai teman yang sangat playboy

"Ih kok Lo gitu si cel" Kai pun memasang wajah imutnya agar teman nya tidak marah lagi

"Huek, jijik gw liat wajah Lo" Al pun meledek Kai yang memasang wajah imut itu

"Apa an si Lo Al" Kai yang tadi memang wajah imutnya sekarang malah memang wajah cemberutnya

Itulah Kaivan Valerio Valera, seorang yang begitu imut dan menggemaskan meskipun ia playboy. Tapi ia yang selalu mencairkan suasana hanya karena tingkah konyol dia

"Udah, diem" Zafran pun tersenyum melihat tingkah konyol temanya itu

                                  * * *

Tok tok tok

"Zahrah ini mama sayang"

"Masuk aja mah, ngak di kunci kok" ucap Zahra dari dalam kamarnya

Klek

"Zahra lagi siapin barangnya, mama bantu ya sayang" Zura pun berjalan menuju Zahra untuk membantu anak nya sedang menyiapkan barang-barang nya

"Iya mah, ini juga udah mau selesai" jawab Zahra sambil tersenyum

"Zahra" ucap Zura dengan lembut

"Iya mah, kenapa"

"Maaf ya, karena sikap kakak kamu masih dingin ke kamu. Mama akan berusaha buat luluhin hati kakak kamu"

"Mama ngak salah kok, ini semua udah takdir nya"

"Mungkin kata kak Zafran benar, kalau yang harus mati itu Zahra bukan Zera. Gara-gara Zahra, Zera meninggal dan buat kak Zafran benci sama Zahra" tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja tanpa ia sadari

Zura yang melihat itu pun langsung memeluk Zahra ke dekapannya

"Ini bukan salah kamu sayang. Jadi stop salah kan diri sendiri" Zura pun ikut menangis entah karena apa

"Kak Zafran udah pulang belum mah" Zahra pun mengalihkan pembicaraan nya karena ia benci ketika terlihat lemah di hadapan seseorang

"Udah dari tadi kok. Semua barangnya pun udah tertata rapi di kopernya"

"Adek kamu malah udah tidur barusan" sambungnya

"Baguslah kalo kak Zafran udah pulang" ucap Zahra sambil tersenyum tipis

"Yaudah, kamu tidur sana, udah jam sembilan. Barangnya juga udah siap semua kan" tanya Zura

"Udah kok mah" ucap Zahra

Zura pun keluar dari kamar Zahra. Dan Zahra pun bersiap-siap untuk tidur, dan memulai semua nya dari awal mulai besok

                                   * * *

Aku Butuh Bukti Bukan JanjiWhere stories live. Discover now