28 (B). Finally, I Know You

6.3K 611 56
                                    

Ternyata Agni tidak marah, sekiranya itulah yang Val rasakan sejak wanita itu kembali ke rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata Agni tidak marah, sekiranya itulah yang Val rasakan sejak wanita itu kembali ke rumah.

Pasalnya, setiap kali mereka berpapasan di rumah, Agni selalu menunduk takut. Persis seperti anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen.

Kini tidak ada tatapan penuh emosi lagi di mata Agni, melainkan sorot mata yang menggambarkan rasa takut dan bersalah.

Andai mereka tidak sedang bertengkar, pasti Val sudah menggoda Agni habis-habisan karena tingkahnya yang sangat imut.

"Nona Agni, Nona Valerie, ini makanannya sudah siap," ucap Malika setelah menyajikan beberapa hidangan makan malam untuk sang majikan.

"Terima kasih, Malika," balas Val ramah, sedangkan Agni hanya mengangguk kecil.

Setelah mengambil pisau dan garpu, Val langsung memotong daging steak yang tersaji di hadapannya. Ia potong daging itu menjadi beberapa bagian dulu sebelum akhirnya ia masukkan ke dalam mulut.

"Kamu tidak mau makan?" tanya Val menyadari kalau Agni belum menyentuh makanannya sama sekali.

"Aku ..." Agni terlihat ingin mengucapkan sesuatu, tapi ia tidak tahu cara untuk mengatakannya. "Aku sedang tidak nafsu makan."

"Mau kemana?" tanya Val dengan tegas ketika Agni beranjak dari kursi. "Cepat duduk dan habiskan makananmu. Sekarang."

"Val--"

"Aku tahu kalau kamu orang kaya, tapi tolong jangan buang-buang makanan. Masih banyak orang di luar sana yang kelaparan karena tidak punya uang."

Agni tertunduk dan setelah itu ia kembali duduk sesuai perintah Val. Agni mulai memotong daging steak di piringnya lalu ia makan dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa nangis?" tanya Val dengan nada sedikit meninggi.

"Aku tidak menangis," elak Agni, padahal ia sedang menyedot ingusnya yang hampir meluncur bebas.

"Terus kenapa matamu berkaca-kaca?"

"Kelilipan lada."

Val berusaha mati-matian menahan tawanya. Kelilipan lada? Alasan konyol macam apa itu?

Makan malam berjalan dengan penuh keheningan. Tidak ada obrolan di antara Agni dan Val, yang terdengar hanyalah suara dentingan piring yang menggema di seisi ruang makan.

"Kamu sudah mau pergi?" Val terkejut karena Agni begitu cepat menghabiskan makanannya.

"Ya, aku baru ingat kalau ada sesuatu yang harus kukerjakan sekarang."

"Apa menghindariku juga termasuk dari hal-hal yang harus kamu kerjakan, Agni?"

Agni menghentikan langkahnya, kemudian ia berbalik menatap Val dengan bingung.

"Mau sampai kapan kamu menghindariku terus seperti ini? Memangnya kamu tidak lelah?" tanya Val tidak paham lagi.

Agni hanya diam di tempat. Wajahnya terlihat bingung, kalut, dan juga frustasi. Val tidak mengerti, apa susahnya sih untuk meminta maaf?

MARRIAGE CONTRACT | GXG✔Where stories live. Discover now