7 - Baby

1K 106 28
                                    

Sasuke mendadak membuka matanya. Dia sempat mendengar ponselnya berbunyi, dalam keadaan setengah sadar. Dia pikir sekitar beberapa saat yang lalu, ternyata pesan yang masuk sudah ada sejak pukul sembilan malam. Dan, sekarang sudah subuh, baru sekitar jam empatan.

Tanpa rasa malas walaupun masih mengantuk, Sasuke langsung melesat masuk ke kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya kurang dari sepuluh menit saja di sana. Setelah berpakaian lengkap, dia mulai mengatur barang-barang yang diperlukan dan menatanya ke dalam koper.

Selama dua jam, sibuk berkemas plus sarapan lebih awal. Sasuke buru-buru memesan tiket kereta menuju Kyoto, keberatannya kurang dari setengah jam dari sekarang. Meskipun terbilang sangat kepepet, konsep yang ‘lebih cepat lebih baik’ diperlukannya saat ini.

“Oi! Cepat angkat, Bodoh!”

Bahkan sambil menyetir, Sasuke sempat-sempatnya mengumpat pada sang sekretaris. Dia sudah menghubungi dua kali, masih belum mendapat jawaban. Dia tahu ini terlalu pagi, mengganggu orang dengan panggilan telepon beruntun. Namun, dia memang tidak punya waktu setelah ini.

“Halo?”

“Baguslah mau kauangkat.”

Sekretarisnya di seberang sana bahkan menguap dengan suara, pertanda belum benar-benar bangun sepenuhnya. “Kenapa, Tuan?”

“Kosongkan jadwalku selama tiga hari ke depan. Aku harus pergi ke Kyoto sekarang, ada kepetingan lain yang harus kuurus di sana.”

“Hee? Bagaimana dengan rencana proyek baru dengan beberapa kolega besar?”

“Kau yang urus. Jika kau merasa tidak mampu, batalkan saja semuanya. Aku yang akan bertanggung jawab nanti.”

“Tapi—”

“Sebentar lagi, aku sampai ke stasiun. Kututup teleponnya sekarang. Aku percayakan perusahaan keluargaku padamu, sampai jumpa.”

“TUAN—!”

Seperti yang dikatakannya barusan, Sasuke memutus panggilan tersebut secara sepihak tanpa memberi kesempatan sekretarisnya bicara lagi. Dia mematikan total ponselnya, sengaja dilakukan agar istirahatnya selama perjalanan tidak terganggu. Tidak berselang lama dia masuk, kereta pun memulai keberangkatan kemudian sesuai dengan jadwal.

Tidak ada tuntutan Sasuke untuk datang cepat ke Kyoto, sebenarnya. Berharap cukup Sasuke saja yang tahu, lalu dia harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Bukannya meragukan kabar yang Sakura berikan semalam, tapi dia hanya merasa seperti masih bermimpi mengenai sesuatu yang sudah lama diinginkannya. Salah satu hal yang siap digapainya.

💝

Membuat kue kecil.
Memanggangnya hanya untukmu, suguhan ini.
Tapi kamu tahu itu tidak gratis, ya.

Membuat kue kecil.
Lebih lembut dari brownies.
Tidak bisa berhenti memikirkannya.

( NewJeansCookie )

🎶

Ini masih cukup pagi, bahkan Kizashi—yang pensiun beberapa bulan lalu—baru bangun. Mungkin kurang satu menit, dia duduk di kursi teras ditemani oleh secangkir kopi dan koran hari ini. Keningnya yang sudah keriput mengernyit heran, melihat seseorang keluar dari taksi yang tidak lain adalah—masih berstatus sebagai—calon menantunya. Sasuke mendekat sambil menarik kopernya yang berukuran besar.

Tanggal berapa sekarang? Ini masih pertengahan bulan, ‘kan? Tumben bungsu Uchiha tersebut berkunjung lebih awal. Biasanya Sasuke datang setiap akhir bulan maupun memasuki tanggal satu. Dan baru kali ini, dia membawa barang sebanyak itu.

Who Are YouWhere stories live. Discover now