6 - Honeymoon

871 87 14
                                    

Sotsugyōshiki, yang berarti upacara kelulusan. Hari ini adalah satu momen terbaiknya sekaligus mengharukan, di mana Sakura akhirnya lepas dari bangku SMA.

Sebagai pelajar paling berprestasi, dia ditunjuk berpidato untuk mewakili seluruh angkatannya. Bukan hanya guru, teman, serta orang tua. Sasuke sangat bangga atas pencapaian luar biasa kekasihnya itu.

Sehabis acara formalnya usai, kebanyakan siswa dan siswi tidak langsung menghampiri keluarga yang datang di sana. Mereka saling memberi selamat satu sama lain, dan melakukan tradisi unik yang biasanya dilakukan saat hari kelulusan.

Tradisi Kancing Kedua. Para siswa memberikannya pada siswi yang mereka sukai, maupun para siswi bisa memintanya dari siswa yang mereka sukai. Mengingat Sakura sudah punya pacar, apalagi Sasuke ikut berhadir di sini. Tidak ada yang berani—sama sekali—memberikannya pada sang primadona sekolah.

Sebelum benar-benar berpisah, mereka juga menyempatkan berfoto bersama dengan wali kelas masing-masing. Sasuke melihat Kakashi yang merupakan mantan wali kelasnya juga, pria bermasket tersebut menangis terharu dengan aura yang justru terkesan menyedihkan. Entah berapa tahun lagi dia pensiun, citra kesepian akan terus melekat padanya. Sekalipun sempat ada rumor kencan tentangnya, orang-orang tetap yakin Kakashi tidak mungkin mau menikah. Sampai kapan pun.

“Untuk Sasuke-kun.”

Sasuke menerima kancing Sakura, agak malu-malu. “Terima kasih.”

Ayah Sakura mengajak langsung pergi ke rumah orang tua Sasuke, mereka kompak menyetujui usulan tersebut. Sepulang ke situ, Sasuke berencana akan menggeledah lemari pakaian di kamar lamanya. Dia juga ingin memberikan kancing kedua seragam SMA-nya, sempat dia simpan lama untuk pacar masa depannya yang ternyata adalah Sakura.

🌚

Aku seperti orang bodoh ketika kamu tersenyum.
Kau seperti boneka cantik saat aku melihatmu.
Jantungku berdetak sangat cepat.
Setiap hariku menjadi bahagia karenamu.

( CN BlueLove Girl )

🎶

“Untukmu.” Sasuke segera menyerahkan kancingnya, dan diterima tidak kalah malu-malu oleh Sakura.

“Romantisnya,” kata Izumi tidak bermaksud menggoda. Dia jadi teringat awal kisah cintanya dengan Itachi, mereka berdua sama-sama bertukar kancing kedua setelah acara kelulusan dulu.

“Tradisi ini membantu anak-anak kita menemukan jodohnya,” jelas Fugaku, dia punya kebanggaan tersendiri terhadap kedua putranya.

“Benar sekali.” Kizashi bahkan memberikan tanggapan berupa tawa. “Kita akan menjadi besan sebentar lagi.”

“Beruntung sekali gadis yang dipilih oleh putra bungsu kami adalah putri kalian.”

Mebuki merasa tergelitik mendengar pengakuan Mikoto. “Memang anak gadis mana yang kalian harapkan?”

“Bukan begitu, maksudku Sasuke tipikal yang sulit berkencan. Sekalinya mendengar dia sudah punya pacar, kami sekeluarga sangat antusias menyambut status barunya itu.”

“Aku paham betul dengan hal tersebut. Aku punya beberapa keponakan laki-laki, mereka ogah berkencan dengan alasan sibuk mengejar karier. Bahkan setelah hampir memasuki kepala empat.”

“Ah, benar. Sasori itu, ya.”

“Teman semasa kuliahnya kak Obito.” Itachi memberitahu ayah dan ibunya, mereka tentu familier dengan nama pria berambut merah tersebut. Kakak sepupunya pernah membawa sang teman ke rumah mereka, sudah cukup lama.

Who Are YouWhere stories live. Discover now