11. A Hairpin

54 7 0
                                    

❤️‍🔥
Enjoy💘













Aku masuk kelas dengan cepat, menghindari tatapan orang lain.

Sesampainya di kelas pun, aku dengan cepat duduk lalu menutup wajahku sebentar untuk menghela napas, lalu membuka buku.

Hancur sudah. Performance kelas kami hancur gegara aku.

Kata teman2 sekelasku, juri mendiskualifikasi kami karena aku yang tidak menyelesaikan performance, walau sebenarnya dance kami paling bagus dari antara semuanya.

Aku meminta maaf pada teman2 sekelasku, yang dijawab tidak apa oleh mereka. Tapi tidak dapat dipungkiri ada sedikit tatapan kecewa dari mereka karena mereka semua juga sudah bersusah payah menyiapkan segalanya.

Aku paling merasa bersalah kepada Jeno. Aku meninggalnya begitu saja sendirian, bahkan menepisnya dan membuatnya khawatir. Aku tidak punya muka untuk bertemu dengannya hari ini.

Hm? Tetiba saja aku merasakan ada tangan yang menyisir rambutku saat aku sedang menulis. Bukan, bukan hantu, itu Jeno. Ingat ia duduk di belakangku?

Tapi sudah sangat lama Jeno tidak mengutak utik rambutku, jadi aku membeku, tidak tahu harus berbuat apa. Aku diam seribu bahasa.

"Kenapa ngga sisir rambut? Kamu juga kenapa mukanya gitu hm?" Tanya Jeno yang masih berkutat dengan rambutku. Aku hanya diam mengulum bibir dan berusaha tidak banyak bergerak, agar Jeno dengan mudah mengutak utik rambutku.

"Kalo kamu ngerasa bersalah, jangan lah Iv. Juga salahku kok, aku ngga kasi tau dulu and tiba2 ganti gerakannya" kata Jeno yang sedang tersenyum, walaupun aku tidak bisa melihatnya tetapi aku bisa merasakannya.

"Sorry Jen..." kataku pelan sekali, namun Jeno masih dapat mendengarnya. "No, don't feel sorry. Kalo gitu aku juga minta sorry" kata Jeno.

"Sudah" kata Jeno dan menepuk bahuku pelan. Aku memegang rambutku yang diutak utik Jeno. Oh, Jeno mengepang rambutku. Ternyata ia masih ingat cara mengepang rambut seperti yang kuajarkan dulu. Aku sedikit senang melihatnya.

Aku memutar balikan badanku agar aku dapat menatap Jeno. Jeno yang melihatku tersenyum hingga kedua matanya melengkung ke bawah, lalu sedikit mengeluarkan anak rambut depnku agar terlihat natural.

Setelah itu ia menjepitkan sesuatu pada rambutku yang membuatku sedikit terkejut. "A-apa ini Jen?" Tanyaku sambil meraba jepit yang diberikan Jeno.

"Jepit cinnamoroll kesukaanmu, eum aku waktu itu mau kasih kamu tapi ga sempat" kata Jeno lalu tersenyum manis. "Kamu kan juga bilang kalo aku kaya cinnamoroll makanya kamu suka sama aku, makanya apa kamu masih suka cinnamoroll?" Tanyanya yang diakhiri dengan tawa kecil.

Aku tersenyum tipis. Jeno masih saja mengingat hal2 kecil yang bahkan aku tidak terlalu ingat, seperti betapa sukanya aku pada cinnamoroll dan bilang bahwa Jeno mirip dengan karakter tersebut. Itu membuatku senang.

Aku mengangguk kecil. "Iya, aku masih suka cinnamoroll kok" kataku laku tersenyum membalas Jeno. "Thankyou Jen" kataku berterima kasih untuk, well, jepit nya dan entah untuk apa. Untuk segalanya, yah itu.

Jeno kembali tersenyum hingga matanya hilang. "Kalo gini kamu jadi cantik banget, rambutny udah ngga acak2an terus kamu keliatan seger" kata Jeno lalu menepuk kepalaku pelan yang membuatku sedikit salting.

"Ah iya, my question" kata Jeno setelah merapikan sedikit anak rambutku.

"Do you still like me like you still like cinnamoroll?" Tanyanya mengulas senyum lucu yang membuatku terdiam dan berpikir.

Ya Jen, I still like you so much. I think I love you more than before.















Mengantoks

KENAPA SAYA DAPET INSPIRASI KALO NULIS SUBUH2 DENG?! INI AJA JAM STENGA 6 PAGI ANJER

KENAPA SAYA DAPET INSPIRASI KALO NULIS SUBUH2 DENG?! INI AJA JAM STENGA 6 PAGI ANJER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LEE JENOOO WHY SO KIYODDDD?!










Vote and comment ya guis💘




Dehet😆

✔️Break up  |  [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang