0.2 •Teman•

123 23 4
                                    


-DITTO-

Hanni menatap teman sebangkunya yang benar-benar fokus memperhatikan guru kimia yang ada di depan. Tapi dari raut wajahnya sepertinya minji tidak mengerti apa yang di jelaskan oleh guru tersebut.

Sampai jam pelajaran selesai pun minji tetap mencorat coret kertasnya dengan rumus-rumus membosankan. Hanni sudah sangat bosan melihat rumus tersebut.

"Minji ngerti pelajaran tadi?" tanya hanni yang berniat mengajari minji jika dia tidak mengetahui rumusnya.

Minji menggeleng pelan sebagai jawaban, jujur minji benar-benar tidak mengerti apa yang di jelaskan oleh sang guru tadi. Bukannya ia tidak mengerti hanya saja guru itu terlalu belibat cara bicaranya. Dan ia pusing menyatukan kalimat yang menurutnya nyambung.

"Mau aku ajarin?" ucap hanni yang masih menatap ke arah minji. Minji yang mendengar ucapan hanni hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Belajar di perpustakaan aja. Kamu juga ikut hanni, gak bosen di kelas mulu?" ucap minji di sertai pertanyaan di akhir kalimatnya.

"Keluar kelas? Males tauu" rengek hanni yang mendapat delikan dari minji.

"Ikut ya? Nanti aku kenalin ke temen aku juga, adik tingkat" paksa minji yang mendapat anggukan pasrah dari hanni.

Minji menatap menatap ke arah jalanan yang menurutnya sangat membosankan. Apalagi jika sedang macet parah, bisa-bisa tidak akan bisa pulang.

Sambil menunggu bell istirahat kedua minji lebih memilih menangkupkan  kepalanya di atas meja. Tanda bahwa minji sudah bosan level infinity. Minji melihat ke arah hanni yang masih betah melihat jalanan yang benar-benar memuakkan.

"Kamu gak bosen ngeliatin jalanan mulu?" ucap minji heran.

Hanni hanya menggelengkan kepalanya. Bagi nya melihat jalanan sudah biasa ia lakukan setiap hari. Semacam rutinitas.

"minji" gumam hanni.

"Ya?"

"Kita diliatin" ucap hanni. Minji melihat ke arah sekeliling nya, dan benar saja mereka berdua di perhatikan oleh teman sekelasnya dengan tatapan aneh dan menyebalkan.

"Dasar cewek aneh" celetuk salah satu siswi ber name tag kim haera. Minji yang merasa ucapan itu untuk dirinya sudah menduga hal ini juga pasti akan terjadi lagi di sekolah barunya. Tapi di sini ia mempunyai beberapa teman.

"Dia emang gitu. Gausah dipikirin" ucap hanni yang mendengar celetukan haera tadi.

"Udah biasa hanni, jadi santai aja" balas minji yang tidak terlalu memperdulikan ucapan haera yang menyebutnya cewek aneh tadi.

Haera yang merasa terabaikan oleh minji hanya bisa mengumpat dengan kesal ke arah minji dan berniat melemparkan sebuah gumpalan kertas. Saat hendak melalukan niat jahatnya, tangan haera di tahan dengan kuat oleh orang yang duduk di belakangnya.

"Mau ngelempar dia? Lawan aku dulu sini. Kamu gabisa seenak jidad sok berkuasa" ucapnya yang masih mencengkram tangan haera kuat.

"Apa-apaan sih jungwon! Sakit! Lepas sialan!" marah haera yang terus menarik tangan nya dari cengkraman jungwon yang lumayan kuat.

Jungwon menghempaskan tangan haera hingga tangan haera mengenai bangku yang ada di sebelahnya.

Jungwon menatap ke arah minji yang juga ternyata melihat ke arahnya dengan pandangan bingung.

Minji menatap ke arah kedua orang yang sedang bertengkar di dalam kelasnya. Sepertinya mereka sepasang kekasih yang tengah marahan, pikirnya.

"Mereka kenapa?" tanya minji menghadap ke arah hanni.

DITTO || NewjeansWhere stories live. Discover now