CH 8

635 65 13
                                    

Di toilet

Seorang anak laki laki tampak merenung di balik pintu toilet. Hanya duduk dan melamun, tidak ada melakukan apapun.

Dirinya tampak frustasi dan stress, matanya sedu dan tak lupa dengan pakaian yang berantakan. Halusinasi mulai menyaluti pemikiran nya, mental dia sudah diambang kewarasan dan kesehatan nya semakin memburuk.

Dia mulai memikirkan hal yang akan membuat nya bahagia saja, situasi ini sangat menyeramkan. Wajah nya menunjukkan ekspresi tersenyum dengan tatapan kosong, sungguh malang.

Sudah 10 menit ia terdiam, mungkin dia bolos 1 mapel pelajaran senseinya itu tidak baik. Namun saat keluar sudah ada zhongli yang bersandar di dinding kamar mandi.

"Anda harus menjelaskan semuanya Aether. "

.
.
.

Saat ini Aether sudah berada di kantor pribadi guru guru, terbilang cukup besar karena zhongli sendiri adalah wakasek (wakil kepala sekolah) jadi tak heran dirinya mendapat ruangan yang nyaman.

Aether dipersilahkan duduk, Zhongli mulai memasak air panas di teko portabel miliknya dan setelah itu dia menyajikan teh untuk dirinya dan Aether.

'Apakah sensei meninggalkan mata pelajaran dikelas? Sangat jarang sensei begini, pasti karena aku.. '

Suara hati Aether yang semenjak tadi melihat bawah dengan perasaan gelisah, kakinya yang terus bergetar dan tak lupa dengan memainkan jari miliknya, sejujurnya dia sudah merasa ini seperti penyakit mental.

Zhongli menyadari hal itu, dirinya menarik Aether ke sofa yang cukup untuk 4 orang duduk. Aether hanya pasrah dan mau tidak mau dia harus bercerita, jika tidak dirinya akan bermasalah dan Zhongli akan memanggil Adiknya yang sama sekali belum mengetahuinya.

"Sensei, aku-"

Belum menjelaskan dirinya di sodorkan dengan segelas teh. Teh yang benar benar diseduh tanpa memakai yang instant menurut nya sulit dibuat, namun ternyata Zhongli sudah sangat ahli dengan ini semua

Dengan perlahan Aether menerima secangkir teh tersebut, Zhongli mengkode untuk mencoba teh buatannya. Tentu di mengerti Aether dan Aether menyeruput teh nya.

Rasa sedikit pahit dan harum nya teh tersebut menenangkan dirinya.

"Kau siap? "

Aether menganggukkan kepalanya.

.
.
.

3 hari yang lalu..

Aether pulang bekerja, pukul 8 malam dirinya ingin memasak sesuatu untuknya dan Lumine malam ini.

Dia sudah turun dari kereta dan berjalan santai ke arah rumah, setelah itu dia melihat mini market yang tak jauh dari rumahnya.

Sebelum dirinya benar benar masuk kedalam, ada suara aneh di sebuah gang disebelah mini market nya itu. Suara orang meringis dan kesakitan disana, yang Aether lihat hanya tumpukan barang entah apa itu.

Mungkin orang yang meringis kesakitan butuh bantuannya? Aether memutari block rumah rumah yang ada disana dan mendapati jalan masuk lain menuju gang sempit itu.

Awalnya dirinya melihat orang yang terkulai di tanah dengan bahu yang terluka karena tusukan, dia menyadari bahwa itu adalah.. Diluc!

Hope? Where stories live. Discover now