75 - in grief i lost my way, so be it.

Start from the beginning
                                    

Ia menjelajahi sekelilingnya, bekas pabrik itu sudah hancur lebur karena ledakan. Jadi, rasanya sulit untuk menemukan petunjuk apapun. Namun ia tetap mencari petunjuk itu.
Sudah 11 bulan ia melakukan ini, menilik tempat ini, membiarkan sedikit emosinya luruh dalam luka yang ia sembunyikan dihatinya.

Berkali-kali yang lain berusaha menghentikan pencariannya. Suara yang iba menyuruhnya untuk berhenti dan menerima. Namun bisakah ia menerima segala hal ini? Saat ia tahu bahwa setelah segala pengorbanan sang mentor, ancaman itu belum hilang sepenuhnya.

Teringat ia satu minggu pertama setelah kepergian sang kakak, segala realita terasa seperti ilusi yang menyakitkan. Namun berkali-kali ia diingatkan bahwa segalanya nyata.

Bahwa tak akan lagi ada suara ceria  bercampur iseng yang akan menyapanya.

Ia tak lagi mengenakan topinya, ia seakan hilang arah. Berapa kalipun sahabat sang mentor maupun para elemental lain berusaha menghubunginya, ia selalu mengabaikannya.  Ia tetap mencari. Mencari sebuah petunjuk, petunjuk yang setidaknya dapat membuat hatinya yakin.

Walaupun mungkin nantinya petunjuk itu dapat menyakitinya, walaupun nanti petunjuk itu akan membawanya kepada kebenaran yang tak dapat diterima.

Namun secercah harapan selalu ada didalam hatinya. Harapan untuk bertemu lagi, harapan bahwa entah bagaimana caranya, ia dapat bercanda tawa dengan sang mentor lagi.

Ia sudah mendapatkan teguran dari para atasan. Teguran karena ia membabi buta mengeliminasi semua orang yang menghalangi jalannya sebuah misi. Ia seakan tak memandang bahwa orang-orang itu adalah orang yang penting bagi agensi.

Sebuah pesan muncul pada layar hologram dari jam tangannya.

[Solar, kembalilah.] , Begitulah pesan yang dikirim oleh sang pengendali tanah.

Solar hanya menatap pesan itu dengan tatapan yang dingin sebelum mengabaikannya.

[Aku memiliki petunjuk.] Begitulah yang tertulis di pesan kedua yang ia kirimkan.

Solar terdiam. Ia tahu bahwa setelah kematian sang mentor bermanik safirnya, tuan mereka kini menjadikan Gempa sebagai vessel yang baru. Dan mengingat betapa histerisnya Gempa setelah menerima ingatan dari sang tuan, ia tahu bahwa sang Tuan mengetahui lebih banyak hal daripada mereka semua.

Solar mendecik, [aku akan kesana sore.] Jawabnya singkat melalui pesan teks.

Ia melangkah, membuka pintu supercar putih yang ternyata sang mentor titipkan pada Gopal untuk ulang tahun ke-18 sang adik.

°•°•°•°

Saat Gempa selesai memproses seluruh ingatan dan emosi yang ia terima secara tiba-tiba itu, satu hal yang bisa ia ucapkan. "Kenapa...?" Tanyanya rapuh.

Ia memukul-mukul dadanya sendiri karena rasa sakit yang ia rasakan dihatinya. "Kenapa?!" Tanyanya lagi.

Ia mengutuk dirinya yang sudah bertingkah kejam kepada sang kakak. Ia mengutuk agensi ini yang telah menggunakan sang kakak demi keinginannya. Namun layaknya Taufan yang tak dapat membenci saudara-saudaranya bahkan setelah semua kekejaman yang mereka berikan padanya, ia pun tak dapat membenci saudara-saudaranya yang lain.

"Bagaimana? Bagaimana agar kami bisa menebus dosa kami padamu kak?" Tanya Gempa dengan suara yang rapuh.

Namun ia tertawa getir saat ia mendapatkan saudaranya memeluk dirinya. Blaze dan Thorn memeluk dirinya untuk menenangkannya.

Aku beruntung karena ada seseorang yang ada di sisiku..

Lalu kau kak? Saat itu, tanpa ada siapapun di pihakmu, bagaimana kau bisa bertahan dan melangkah?

Maafkan aku kak.

Aku sungguh kejam, maafkan aku.

Maaf ...

11 bulan berlalu setelah ia menjadi wadah bagi sang tuan. Lambat laun sang tuan juga semakin kuat untuk terkadang bisa menjunjukan raganya. Dan dalam 11 bulan itu juga mereka berusaha menghubungi Solar yang tak pernah mau menemui mereka.

Ia terkadang memang kembali ke agensi, namun itu hanya untuk sekedar melapor akan misi dan mengambil misi baru. Bahkan walau Kaizo telah menjelaskan bahwa Solar tidak boleh mengambil misi yang berbahaya, hanya satu jawaban dingin yang keluar dari mulutnya. Dengan senyuman pahit ia menjawab, "bilang padanya untuk menyampaikannya padaku secara langsung."

Sebuah skakmat yang hanya bisa direspon dengan bungkam.

// Author's note //

Gaaku proofread jadi maaf ya klo ada typo.

Btw ini aku masih bingung buat serving the next arc jadi ini lebih ke exploring cara mereka menghadapi duka mereka dulu ya ges baru ntar pelan2 dikupas lagi.

Komen yak, 200 up yu

Btw ges klo komenan kalian di like ada notifnya ga?

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Where stories live. Discover now