Reuni tapi Galau

36.4K 1.3K 121
                                    

AIZA

Ararya. Iya. Dia Ararya beneran lho yang duduk di samping aku hampir tiga perempat jam dari kotaku menuju kota tetangga tempatku menghabiskan tiga tahun hidupku. Ugh... gugup banget deh.

Secara aku udah ngefans dia bagaikan Bondan Prakoso yang suara indahnya mengalun-alun di hatiku, bagai Kim Soo Hyun yang dengan unyunya memesona pandanganku.

Yeah... tentu aja, dia dulu dijuluki Bondannya... aku. Ehehe... Maklum jaman masih labil sukanya dengerin lagu-lagu galau.

Lampu di mobil yang dimatiin, bikin suasana makin meremang... aduuh, hayati takut kesambet bang. Aku cuma bisa bergerak gelisah dan berkali-kali main game di ponsel atau lipsync-an lagu yang muter di radio mobil.

"Kamu beneran lagi nggak ada gandengan nih?" Aku menoleh cepat ke Ararya. Apa? Aku nggak salah denger? Aku nyengir.

"Enggak. Lagi nggak gandeng siapa-siapa nih. Lagi main game," candaku. Ararya ketawa. "Belom punya," jawabku malu-malu mau... eh? Ararya yang masih nyetir senyum-senyum. What? Maksudnya?

"Serius nih?" tanyanya lagi dengan nada menggoda. Aku mengangguk-angguk cepat.

"Hu'um. Ehehe." Aku masih nyengir, lalu membuang muka ke samping kiri. Di benakku sisi malaikatku lagi berperang sama sisi iblisku.

Malaikat : Gila lo, udah kawin juga!

Aku gigit bibir. Iblis : Tapi kan cuma pura-pura.

Aku ngangguk-angguk.

Malaikat : Tetep aja, meskipun kontrak. Udah ijab qabul, kan? Sah dong secara agama, please.

Aku mencebik. Iblis : Tapi poin perjanjian nggak boleh nyampurin urusan pribadi, kan? Ya elah, mesti punya cadangan kalo udah pisah ntar juga balik jomblo. Aku mengangguk setuju.

Aku menghela napas. Malaikatnya nggak nyerah : Tapi ini namanya selingkuh, Ai. Lo nggak takut dosa apa? Mana suami lo, lo racunin.

Nggak bantu banget nih malaikat. Aku kan jadi galau. Aku menggigit bibir. Kelewatan nggak sih?

Iblis : Ya elah, lhah siapa yang selingkuh sih di sini? Yang lo lihat kemarin di Bali siapa? Emang Adam punya kembaran? Tuh monyet siapa juga? Ini nggak seberapa sistaaah.

Aku manggut-manggut juga. Lagian dia bebas kok mau jalan sama siapa aja. Aku juga dong.

Iblis mengambil kendali setelah menghajar Malaikat : Oke. Nggak apa-apa, Ai, nggak usah dipikirin.

"Udah nyampe nih. Turun yuk, kayaknya udah banyak yang dateng tuh."

Aku tersentak, ternyata udah nyampe. Aku mengangguk dan meraih tas tanganku. Nih cowok gentle banget sih ngebukain pintu buat aku. Boro-boro si Adam nggak pernah, huh.

"Aku udah bilang belum kalo malam ini kamu cantik."

Mataku membulat dan menunduk malu menyembunyikan pipiku yang merona. Yaampun, Ai. Lo udah 27 sekarang bukan 17 lagi. Ughh... makin klepek-klepek aja sama cowok ini deh.

"Thanks," ucapku malu-malu membenahi dressku. Kami berjalan memasuki lobby hotel itu, naik ke ballroomnya yang udah disiapin.

Mataku melihat ballroom yang udah mulai penuh sama orang-orang yang samar-samar masih kuingat dan sebagian besar lupa, maklum sudah lama nggak ketemu jadi kelihatan banyak berubah juga. Bahkan ada yang udah ngegandeng anak istri, iya, mereka teman seangkatanku selama tiga tahun SMA.

Kursi-kursi dengan mewah sudah berjajar rapi menghadap ke arah panggung yang penuh dengan alat-alat musik. Yeah, ini seperti kembali ke suasana pesta farewell party jaman lulus SMA dulu. Meja-meja penuh dengan makanan berat, makanan ringan dan minuman ringan.

Nikah Tender [HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang