Pedesaan

25.7K 1.4K 74
                                    

Hai-hai, makasih yaa yang udah nunggu dan nanyain kapan cerita ini dilanjut. hohoho sayanya lagi sibuk mengurus persiapan PO2 Beyond His Cold Heart yang rencanannya bakal ganti penerbit. Jadi tercurahkan juga sama kerjaan sampingan menerima orderan cover novel dan layout dari beberapa teman penulis SP. (T.T) Jadi mau nulis nggak sempet-sempet, bahkan sekedar ngedit revisian cerita-cerita ini. Revisi buat di awal -awal part sambil jalan yaaa. hoho Makasih banget yang udah bantu koreksi typo, review ttg plot dan perbaikan kepenulisannya. I am so much appreciate it. Sekarang tiap nulis jadi lama, karena mikirnya harus mateng-mateng, gak cuma asal nulis kayak dulu. hihi. Sekian. Makasih buat yang baca.

Aziza Le (calon bininya Mas Adam huehehe)

ini buat kalian yang penasaran sama Trio curut hihii Aku bikin illustrasi iseng

ini buat kalian yang penasaran sama Trio curut hihii Aku bikin illustrasi iseng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian bisa follow IG ku @azizale93 untuk intip karya-karyaku yang lain.

ADAM

Sh*t. Gue mesti jawab apaan coba?

"Sa-saya... "

Semua orang menatap gue lekat-lekat. Mencekam banget.

"Hyahahahaha... " Suara ketawa Bapak membuat gue melongo. "Bapak bercanda. Hahaha.. Serius sekali, Nak Adam ini. Hohohoho."

Anjirlah. Kakak-kakak ipar Aiza ikut tertawa, menertawakan gue lebih tepatnya. Suasana kembali ramai. Wajah-wajah asing bagi gue melekat penuh minat memenuhi kaca jendela. Rasanya kayak artis aja gue.

"Yah, beginilah suasana keluarga kami. Sangat sederhana dan ramai," kata Bapak merendah, meski memakai bahasa Indonesia demi gue, tapi aksen Jawa-nya masih sangat kental.

"Tidak kok, Pak, justru ini pengalaman pertama saya mudik. Suasananya malah lebih hangat dan tidak sesepi di rumah," kata gue jujur. "Jauh beda dengan di kota."

Bapak terkekeh dan manggut-manggut. "Sebentar lagi malah lebih ramai. Persiapan pernikahan Rahma, adik perempuannya Aiz."

Lebih ramai lagi, ya. Gue kikuk nggak tahu harus menanggapi gimana lagi. Dio berbisik. "Presentasiin diri lo."

Gue menelan ludah. Ngomong sih gampang.

"Jadi, nak Adam ini sudah berapa lama pacaran sama putri Bapak?"

"Eh... Ba-Baru beberapa bulan, Pak," jawab gue tanpa pikir panjang. Ah... masa bodo dipelototi Alex, gue kepepet.

"Bapak ini ... sebenarnya kurang suka dengan pergaulan anak muda jaman sekarang, apalah itu pacaran? Bukannya baik, malah lebih memungkinkan berbuat maksiat. Rahma, adiknya Aiz yang baru lulus kuliah juga lebih milih langsung menikah. Agar tidak menimbulkan fitnah, apalagi menjadi omongan tetangga. Bapak lebih suka dengan sikap yang bertanggung jawab seperti itu. Lagipula kalau belum halal, 'kan malah dapat dosa. Baru kalau sudah halal justru dapat pahala, benar 'kan, nak Adam?"

Nikah Tender [HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang