☆☆☆
"Apa harus aku memakan semuanya?" Seulbi memandang jijik pada makanan yang tersaji didepannya.
Tempat latihannya awalnya sama seperti tempat latihan pada umumnya. Hanya saja ketika ajjushi dengan penampilan rambut birunya datang dengan menenteng kantung plastik penuh dengan makanan seulbi mulai curiga.
"Cepat makan. Kau tak perlu menguruskan badanmu. Tak ada aturannya diagensi ini"
Seulbi masih bergeming ditempatnya. Melihat seunghyun tak percaya. Lelaki tua ini begitu pemaksa. Pantas saja diumurnya yang akan menginjak kepala empat dia belum menikah, seulbi mwncibir.
"Jangan hanya dilihat. Cepat makan. Setelah itu kita akan latihan" kali ini seunghyun tersenyum lembut. Tak ada nada membentak seperti diawal.
Selbi memilih meminum susu fermentasi yang dikemas dalam botoh kecil untuk diteguknya, lagipula dia memang haus. Belum minum sama sekali sejak berangkat dari rumahnya tadi. Tapi jangan harap dia mau menyentuh makanan yang disodorkan seunghyun. Bukan karena dia takut diracuni, tapi memang sudah menjadi kebiasaannya beberapa bulan terakhir untuk menjaga pola makan. Hei! Dia artis sekarang, tubuh nya harus dijaga agar tetap kelihatan cantik.
"Baiklah kalau kau tak mau makan, ku kira minuman itu cukup mengganjal perutmu. Ayo kita mulai latihanmu"

"Aku tahu suaramu jelek. Jauh dari kata sempurna. Maka dari itu aku tak akan mengajarimu untuk bernyanyi"
Selbi memberengut, menelaah penghinaan yang diucapkan gurunya itu. Dia tau seunghyun adalah penyanyi sekaligus aktor terkenal pada masanya. Tapi dia tak tahu bahwa pria ini juga bermulut pedas.
"Maka dari itu aku akan mengajari mu cara melafalkan lagu dengat cepat" sekali lagi seulbi mengerutkan alisnya. Mencoba memahami maksud gurunya.
"Kau akan kujadikan rapper wanita. Menjadi seorang rapper tak perlu memiliki suara yang bagus. Cukup dengan seberapa lama kau bisa mengatur nafas mu"
Seulbi mengerti sekarang. Menjadi seorang rapper wanita sepertinya tak terlalu buruk. Dibandingan dengan girlgrup yang dijanjikan SM, yang selalu beryjung dengan penundaan debutnya.
"Sekarang coba kau baca lirik lagu ini. Pelan-pelan saja, lama-lama kau akan terbiasa".

Selbi mengukuti instruksi gurunya. Awalnya dia hanya membaca tapi lambat laun dia menyelipakan sedikit nada, hingga berakhir dengan alunan lirik dengan nada tanpa jeda.
Seunghyun tersenyum misterius, "bagus cukup untuk hari ini. Dua jam lagi aku tunggu dikolam renang lantai bawah".
Untuk apa?. Berenang?
Tapi belum sempat seulbi menyela, seunghyun sudah menjawab pertanyaan yang ada diotak seulbi. "Kita akan belajar berenang".
Seunghyun melangkah pergi meninggalkan seulbi dengan seribu pertanyaan. Senyum pria itu misterus. Ternyata tak seburuk yang dia kira, mengajari gadis dengan pengetahuan nol akan dunia seorang penyanyi. Seharusnya waktu itu dia tak mengikuti saran jiyong, meskipun pada awalnya dia gelap akan uang yang disodorkan orang tua gadis itu untuk membuat anaknya menjadi seorang artis.
Tapi jika pada akhirnya akan seperti ini, seunghyun akan mesyukurinya. Setidaknya seunghyun dapat memberi perhitungan pada CEO SM yang sangat congkak itu.
☆☆☆
Kyuhyun memeluk minji begitu erat, seprti sebelum-sebelumnya. Dia sangat mengenal gadis itu selama dua tahun ini. Ekspresi wajah sedih yang sering ia tunjukkan akhir-akhir ini, entalah karena apa. Kyuhyun tak pernah menanyakan akan hal itu, baginya itu privasi minji. Cukup tunjukan rasa sayangnya dengan sebuah pelukan hangat maka gadis itu tahu kyuhyun amat sangat tulus menyayanginya.
Awalnya gadis ini datang kekantornya ingin membicarakan tentang pernikahan mereka yang akan diadakan sebulan lagi. Tapi kyuhyun melihat ada gurat kegelisahan diwajah minji. Mungkinkah gadis ini begitu gugup akan pernikahan yang sudah begitu dekat? Atau ada sesuatu yang lain yang selama ini disembunyikan gadis ini?. Entalah, kyuhyun tak pernah bertanya tentabg itu, toh selama ini mereja menjalankan hubungan ini dengan baik. Saling menghormati satu sama lain. Dan kenapa juga dia harus camas, dulu ia tak merasa begini. Perasaan aneh, apa mungkin ini efek dari pertemuannya dengan naera kemarin?.
Kenapa juga dia harus memikirkan naera. Toh meskipun mereka dipertemukan lagi, tak akan ada yang berubah. Kyuhyun lebih memilih minji, gadis yang bebrapa tahun ini menemaninya. Tidak seperti naera, gadis yang tak tahu balas budi. Yang pergi meninggalkannya tanpa kabar.
"Apakah kau sudah tenang?" Kyuhyun mengusap punggung gadis itu dengan begitu lembut. Seperti biasa, ini caranya menenangkan hati minji.
Minji melepas tubuhnya dari pelukan kyuhyun. Mendongak menatap namja itu. Hatinya menjerit ingin mengatakan semua yang dia simpan selama ini pada lelaki ini. Dia sudah gemas ingin mengatakan kejujuran yang dipendamnya selama setahun ini. Tapi apakah ia tega menyakiti kyuhyun, namja ini terlalu baik padanya. Namja yang sudah dianggapnya sebagai kakak laki-lakinya. Namja yang dikenal orang begitu tegas tapi sebernarnya berhati lembut. Tegakah ia mengatakan pada kyuhyun.
Ini keputusan yang sulit. Kebahagiannya dipertaruhkan disini. Kalau dia salah berbicara sedikit saja maka dia akan terjebak oleh kepura-puraan selamanya bahkan sampai mati.
"Oppa...aku ingin mengatakan sesuatu" ucap minji hati-hati. Menilik eksprsi kyuhyun.
"Emmm... katakan" jawab kyuhyun ingin tahu.
"Oppa...aku...aku..."
"Kyu~ kau memberikan berkas yang salah padaku tadi" siwon mendongak. Seketika firasatnya tidak enak. "Eh ada tamu rupanya" siwon nyengir kuda tanpa rasa bersalah.
"Apakah tak bisa ketuk pintu dulu hyung" kyuhyun mendengus.
"Eiii maafkan aku kyu~ , aku tak tau kalau kau disini bersama minji. Kau tak masalah kan minji?" Siwon tersenyum memikat, jurus yang selalu dikeluarkannya ketika menarik hati seorang wanita.
Bukan minji saja yang akan luluh. Tapi beribu wanita didunia ini akan sangat mengagumi siwon yang memang mempunyai wajah memikat mengalahkan senyumannya. Bukankah memang begitu, dia dianugrahi wajah tampan bak raja yunani. Menjadi visualnya super junior dijaman kejayaannya dulu.
Minji tersenyum menamggapi kelakuan kekanakan kedua namja itu. "Tuh...minji saja tak masalah kyu" siwon mengedikkan bahunya acuh. Bibirnya turun, mengejek kyuhyun.
Kyuhyun masih menatap tajam hyungnya itu. Hyung yang tak takut akan dirinya. Siwon terlalu mengenalnya, hingga ketika kyuhyun marah, siwon akan menganggapnya biasa. Siwon tahu kelemahannya, mengetahui semua kisah hidupnya, bahkan kyuhyun sudah menganggap siwon kakak laki-lakinya. Kyuhyun memijit pangkal hidungnya, mentolerir semua tindakan yang dilakukan hyungnya ini. Bahkan kadang kyuhyun harus mengingatkan hyungnya ini kalau dia sudah mempunyai istri dan juga anak.
"Sebentar, akan ku carikan berkasnya" kyuhyun bangkit dari soffa yang didudukinya. Melangkah menuju meja kerjanya. Setelah menemukan apa yang ia cari, kyuhyun memberikannya pada siwon agar pria itu segera keluar dari ruangannya.
"Lanjutkan apa yang mau kau katakan tadi minji?" Tanya kyuhyun yang masih penasaran.
"Eh...itu...tadi...aku mau mengatakan. Apa kau sudah membeli cincin kawin oppa?" Jawab minji gugup. Bodoh! Seharusnya bukan pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya. Seharusnya sebuah kata kejujuran. Sial!

☆☆☆
"Beruntung sekali aku diijinkan pulang, kalau di agensinya paman yongbae pasti tidak akan selonggar ini" jungkook memasukkan nasi kedalam mulutnya. Sambil tetap mengunyah makanannya dia berbicara apa yang dilaluinya beberapa hari ini selama latihan.
Naera mendengus, membalik posisinya yang tadi sempat membelakangi putranya itu. "Kau sepertinya sangat menikmati acara latihan mu di agensi baru itu?"
"SM ibu" jungkook mengoreksi
"Ya, apalah namanya itu" naera agak sedikit berteriak kali ini. "Seperti kau juga tak sayang eomma mu ini lagi, kau sudah lupa karena kau sekarang sudah menjadi penyanyi terkenal"
"Eomma!!!"
"Wae? Benar bukan?" Naera menantang
"Kenapa eomma bicara seperti itu!. Aku cuma menjalankan kewajibanku. Dan kenapa juga eomma cemburu? Bukankah eomma merasa senang aku sering pulang kerumah sekarang?" Jungkook meletakkan sendok makannya. Entah mengapa adu argumen ini membuat selera makannya tiba-tiba hilang "sudah aku mau kekamar saja"
"Ya..!!! Lanjutkan makanmu dulu"
"Aku sudah tak berselera"
"Tetap ditempatmu, lanjutkan makanmu. Membuang makanan itu tidak baik sayang" wajah naera memelas. "Arra, eomma minta maaf. Sekarang makan ya?" Ucapnya mengedipkan mata.
Jungkook tanpa dikomandopun mulai memasukkan nasi kemulutnya, sedikit menyendok sup tulang sapi kesukaannya.

Tbc

Just One DayWhere stories live. Discover now