Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
" Amacam? Okey tak kerja bawah Tuan Aayan. " tanya Fahim kepada kawan-kawannya.
" Okey je. Dia punya gaji memang gempak la weh. " tutur Hayden.
" betul weh. Dia punya gaji memang tak bergurau weh. " tambah Baihaqi lagi.
" Puas hati la ni. " kata Fahim lagi.
" Gila tak puas hati. " jawab Baihaqi sambil ketawa.
" Tak. Sekarang ni mane Luth. Sampai sekarang tak nampak lubang hidung lagi. " kata Hayden pula. Kalau lepak mesti Luth yang paling lambat.
Luth dengan lambat memang tak boleh berpisah. Kalau lepak, dia mesti last yang sampai. Nak kata ada girlfriend lambat lagi la si Luth tu.
Setelah satu jam berlalu, akhirnya nampak jugak batang hidung Luth. Kawan-kawannya mengeluh termasuklah Fahim. Fed up betul dapat kawan yang tak tepati masa ni.
" Awal kau datang bro. " sinis Hayden serta merenung tajam.
" Sorry weh. Aku ada hal tadi. " kata Luth selamba. Tak kisah dengan renungan tajam kawannya, Hayden lalu melabuhkan punggung di kerusi kosong.
" Hal ape bodoh sampai satu jam kau sidai kitaorang dekat sini. " bebel Baihaqi.
" Sorry arr. " tutur Luth lembut.
" Sorry morry naik lori arh. " kata Baihaqi.
Hayden dan Fahim tercengang dengan ayat yang dilontar oleh Baihaqi. Luth pulak melayan.
" Tak. Sekarang ni korang tercengang ni kenapa? " soal Baihaqi tidak berpuas hati.
" Takde ape. Order la cepat dari tadi aku lapar kau tahu tak? " marah Fahim.
