28

15.8K 1.5K 89
                                    

"Jae"

"Ya sayang? Kau mau ku gendong?"

Taeyong mengangguk. "perutku masih terasa sakit... A-apakah janin ini sudah mati?"

"Eh?"









~







Segera setelah mendengar ucapan Taeyong tadi, mereka bergegas untuk kembali. Jaehyun sangat khawatir dengan keadaan Taeyong dan bayinya.



"Bagaimana hyung?" Tanya Jaehyun usai Taeil dan Doyoung memeriksa keadaan Taeyong. Omega manis itu masih terbaring di ranjang dengan peluh membasahi keningnya dan beberapa kali mengerang sakit.


"Janinnya masih ada, tapi terlalu lemah. Kurasa ini efek dari ritual yang dilakukan iblis itu"


Ucapan Taeil membuat Jaehyun panik, ia mendekat dan mengusap kening Taeyong yang bercucuran keringat.


"Ini, biarkan Taeyong meminumnya jae"


Doyoung memberikan segelas ramuan obat penguat kandungan. Dan Jaehyun langsung membantu Taeyong duduk kemudian membantunya minum juga.


"Hiks.. apa bayiku akan baik-baik saja? Anak kita akan baik-baik saja kan Jae?"

Jaehyun mengangguk, ia kecup kening Taeyong dengan lembut.


Seisi ruangan juga jadi panik. Bahkan Ten dan Winwin sejak tadi tak bisa diam karena khawatir pada sahabatnya itu.


Apalagi Mark yang sejak tadi duduk disisi ranjang samping Taeyong, tak mau menjauh barang sejenak saja.


"Kita harus mencaritahu cara untuk melepaskan pengaruh iblis dari janin Taeyong" kata Taeil menambahkan.


Taeyong yang tadinya terbaring itu mencoba untuk duduk sambil berpegangan pada lengan Jaehyun, membuat sang suami langsung menyandarkan tubuh Taeyong ke dadanya.

"Setidaknya bisakah kita lakukan pemakaman untuk hyungku? Kumohon.."


Jaehyun menghela napas, ia mengangguk begitupun yang lain. Mereka segera menuju ke halaman samping kanan istana. Mayat Tiway sudah terbaring dengan pakaian serba putih.

Setiap kali melihatnya, Mark pasti menangis.

Taeyong pun sama, ia kembali bertemu dengan hyungnya tapi kenapa semua jadi begini? Kenapa semuanya jadi semenyedihkan ini?


"Hyung.. kuharap kau tenang bersama pangeran Jeffrey diatas sana"


Ucapan lirih Taeyong diikuti dengan pembakaran pertama. Kayu yang dipegangnya bersama Mark.


"Minhyungie.. doakan bubumu dapat tempat terbaik disisinya, bersama ayah Jeffrey hum?"


Mark mengangguk. "Aku akan selalu mendoakan bubu Tiway dan ayah Jeffrey. Selamat tinggal bubu.. ayah juga.. semoga berbahagia diatas sana. Jika suatu saat Minhyung menyusul, Minhyung ingin berada disamping kalian, dan dilahirkan kembali sebagai putra kalian lagi"


Taeyong tersenyum kecil, ia melirik Jaehyun yang datang disampingnya.

Jaehyun langsung merengkuh pinggang Taeyong karena takut matenya kelelahan. Taeyong masih sedikit merasakan nyeri.

Keduanya mundur menyisakan Mark disana yang bersiap dengan obor api ditangannya. Ia menunduk, menempelkan obor itu ke kayu-kayu pembakar jasad bubunya.

Sweet Caramel [ JAEYONG ] Where stories live. Discover now