08. Demi Kamu Rela Hujan-hujanan

693 117 16
                                    

Blam!

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Blam!

Jisoo kembali masuk dan menutup pintu sedikit keras. Jaehyun spontan berdiri dengan tatapan tajamnya yang tak lepas dari sosok Jisoo.

"Kamu ini kenapa?" hampir, Jaehyun hampir berteriak.

"Lo yang kenapa?! Marah-marah gak jelas. Pake ngatain orang segala lagi. Kalau lo gak mau makan yaudah, gue juga gak maksa. Tapi dengan cara lo ngatain yang ngasih itu makanan gue gak terima. Taeyong itu teman gue dan lo gak berhak ngata-ngatain dia!"

"Seperti yang lo bilang kita gak sedekat itu, tapi kenapa tingkah lo ini seakan-akan lo cemburu dan gak terima kalau gue deket sama cowok lain."

Jaehyun mengusap wajahnya dengan kasar, Jisoo menyembur sampai ludahnya muncrat ke mana-mana termasuk wajah Jaehyun. Jisoo sadar tapi ia tidak peduli. Biarkan saja Jaehyun menikmati air liurnya, songong sih!

"Kamu ini udah punya suami, tidak wajar dekat-dekat dengan laki-laki lain. Kalau teman-teman kamu salah paham, gimana? Seharusnya kamu kasih contoh yang baik." nasehat Jaehyun setelah berusaha mati-matian untuk tidak menyumpahi istrinya ini karena dapat air liur gratis.

"Mereka lebih pro dari gue kali" cibir Jisoo.

"Kamu ini melawan terus, saya capek."

"Ya istirahat."

"Temenin saya"

"Hah?!"

Jaehyun mengabaikan tatapan maut dari Jisoo karena ponselnya berdering di atas meja. Jisoo sedikit mengintip siapa gerangan yang menelfon suaminya ini. Tapi kecepatan tangan Jaehyun untuk mengambil ponselnya membuat Jisoo meringis sebal karen gagal. Memangnya itu siapa sih? Jangan bilang...

"Jisoo, saya harus pergi. Nanti pulang kamu di jemput supir."

"Kenapa tiba-tiba? Tadi pagi lo udah janji ya pulang dari Kampus, lo beliin gue speaker." tolak Jisoo tegas. "Lagian mau kemana sih, jam segini udah mau pulang aja. Dosen melanggar aturan," cibirnya pula. Jaehyun manggut-manggut sambil membereskan barang-barangnya.

Jisoo menghentikan mantranya— omelan maksudnya, lalu menunjuk ke arah dompet Jaehyun. "Terserah deh lo mau kemana, tapi bagi gue duit dong."

Tanpa embel-embel protes, Jaehyun menyerahkan Black Card-nya dan pergi begitu saja meninggalkan Jisoo yang tampak senyum-senyum sambil mencium-cium kartu itu.

Jisoo keluar dari ruangan Jaehyun dengan wajah bahagia. Tiba-tiba sosok laki-laki bertubuh yang kalau dibilang kurang gizi nggak mau, dibilang sehat pun tak mampu. Badannya tuh kecil kurus kaya Cekking, mana rambutnya botak. Dargon, namanya.

Kalau aja dia punya penyakit serius Jisoo pasti iba, tapi setaunya tampilannya ini memang gaya. Tidak tau letak menariknya dimana.

"Kak, Pak Jaehyun masih di dalam, kan?" nah, si Dargon ini walaupun mukanya pucat kaya gak dikasih makan setahun, suaranya tuh tetep kedengeran semangat 45. Jisoo jadi heran... Apa maksud dari penampilannya ini?

[✔] Serendipity || JAESOOOù les histoires vivent. Découvrez maintenant