"Kenapa sih, Ci?" Tanya Sena penasaran.
Cici menatap Sena, "lo sadar gak sih, kayaknya ada yang ditutup-tutupi sama orang tua kita?" Ucap Cici yang semakin membuat Sena bingung.
"Ha? Maksudnya?" Sena tidak mengerti sama sekali.
Cici melepaskan 3 foto untuk ditunjukkan kepada Sena, "ini foto Divo, umurnya 2 tahun." Cici menganti foto lagi, "ini gue pas umur 2 tahun dan ini lo saat umur 2 tahun." Lanjut Cici sambil meletakan ketiga foto itu diatas meja.
"Terus?" Sena memandang ketiga foto itu masih dengan tatapan tidak mengerti sama sekali.
"Kita semua gak ada yang difoto pas bayi. Semuanya saat kita berumur 2 tahun, Sen. Lo sadar gak sih? Ada yang disembunyiin dari kita selama ini." Ucap Cici dengan wajah serius dan tanpa sengaja memegang tangan kanan Sena yang membuat si pemilik tangan sedikit terkejut. Sena berusaha memasang wajah tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
"M-maksud lo? Orang tua kita-"
"Ketemu!" Teriak Divo yang membuat Sena dan Cici melihat kearahnya dengan cepat.
Cici langsung berlari kearah Divo penasaran dengan temuannya. Sena menghembuskan napasnya pelan lalu berjalan menyusul Cici ketempat Divo untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Divo mengarahkan laptopnya ke kanan agar bisa dilihat oleh yang lainnya. Cici melihat halaman yang ditunjukan oleh Divo, lalu mengerutkan dahinya bingung.
"Ini..apa kak?" Tanya Cici bingung.
"Gue udah coba cari tentang perkumpulan itu, tapi emang gak ada informasi apapun. Terus, gue iseng coba cari beberapa informasi yang melibatkan perkumpulan yang populer dimasanya. Gue dapat berita singkat yang dibuat pada tahun 1998.." Jelas Divo sambil sesekali menganti laman yang ada pada laptopnya.
"..emang gak banyak informasinya, cuma ada satu jurnalis yang menyebutkan nama perkumpulan Oikogéneia sebagai salah satu yang paling besar pada tahun 1970an hingga awal 2000."
Sena tampak menyimak apa yang dijelaskan oleh Divo, "siapa jurnalisnya?" Tanyanya.
Divo membuka sebuah laman profil yang menampilkan seorang perempuan yang sangat cantik sekali. Sepertinya perempuan difoto itu berumur 25 tahun.
"Namanya Andira Kirana." Divo menekan salah satu link yang menampilkan informasi pribadi dari perempuan itu. Terdapat foto keluarga kecilnya yang terdiri dari suami dan anak laki-laki yang kalau diperkirakan saat ini seumuran dengan Cici.
Cici melihat foto-foto yang ditampilkan dengan saksama, semakin kebawah foto yang ditampilkan semakin jelas dan bewarna. Saat dua foto terakhir muncul, Cici menepuk pelan bahu Divo.
"Eh, kak tunggu." Cici mendekat wajahnya ke layar laptop. Foto yang sangat mirip dengan yang ada di album Sena tadi, hanya saja foto yang ada di laman web ini memiliki warna.
Cici berlari mengambil album Sena lalu meletakkannya diatas meja. "Coba kalian lihat, foto rumah yang ada disini sama di web itu sama kan?" Tanya Cici kepada kedua orang itu.
Sena mengangguk, "iya sama. Cuma yang satunya udah lebih modern aja." Imbuh Sena.
"Lo ingat sesuatu?" Tanya Divo saat melihat raut wajah Cici yang sepertinya tau sesuatu.
Cici mengigit bibirnya. "Kayaknya rumah yang ada di foto ini, gue pernah datang deh sebelumnya." Ucap Cici yang membuat Sena dan Divo terkejut.
"Yang bener aja, Ci." Sena sedikit panik.
"Iya, gue serius." Wajah Cici benar-benar sangat serius saat ini, ia mengatakan yang sebenarnya.
Divo menatap Cici lagi, "kapan lo pergi?" Tanya Divo penuh selidik.
Cici menghembuskan napasnya pasrah, "pas gue bolos sama Jimmy. Yang gue pergi ke semacam masion atau apalah itu. Rumahnya sama." Cici terus menunjuk kearah foto yang ada di layar laptop Divo dengan yakin.
Sena tampak tidak percaya, "rumah kayak gitu mungkin mirip aja, Ci."
Cici menggelengkan kepalanya cepat. "Gak mungkin, Sen." Bantah Cici tegas.
Divo masih tidak mempercayai ucapan Cici dan setuju dengan Sena. Bisa saja rumah yang didatangi Cici waktu itu hanya mirip saja dengan rumah yang ada difoto ini.
Divo kembali memfokuskan untuk mengulik informasi dari jurnalis yang mengutip tentang perkumpulan aneh itu. Berusaha mendapatkan secercah informasi penting lainnya yang mungkin bisa membantu mereka menemukan jawabannya.
Sedangkan Sena dan Cici masih saling beradu argumen tentang rumah yang dimaksud Cici itu. Sena berkali-kali membantah ucapan Cici dan balik di sanggah oleh Cici.
"Gue yakin!" Tegas Cici lagi tidak mau kalah.
Sena menghembuskan napasnya lelah, "gini aja deh. Apa yang buat lo yakin? Apa buktinya?" Sena akhirnya mau tidak mau harus mendapatkan bukti valid dari Cici.
Cici tampak berpikir keras berusaha mengingat sesuatu yang bisa dijadikan bukti.
"Gue ada buktinya." Ucap Cici lagi sambil mengeluarkan ponselnya. Ia membuka galeri di ponselnya dan men—scroll foto-fotonya.
Saat hampir putus asa mencari foto yang akan dijadikan bukti itu, ia akhirnya mendapat foto yang dimaksud.
"Ini, lo liat." Cici menunjukkan foto dirinya bersama Jimmy.
Sena tampak kesal lalu menatap Cici bingung, "lo selfie sama dia? Sama gue gak pernah." Kesal Sena.
Cici memutar bola matanya jengah. "Ih, liat bunga yang dibelakangnya itu." Kesal Cici lagi.
Sena dengan malas melihat foto itu kembali, bunga yang sama seperti yang sering dilihatnya dirumah. Bahkan saat ini dirumah Divo juga ada. Sena menggeser foto itu, lalu mendapati Cici yang sedang berfoto di taman yang penuh bunga yang sama. Sena menatap Cici dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Lo percaya?" Tanya Cici lagi pantang menyerah.
Divo menginterupsi mereka lagi. "Gue percaya."
Sena dan Cici menoleh kearah Divo yang tampak terkejut dengan temuannya lagi kali ini.
"Kenapa?" Tanya Sena cepat.
Divo menelan salivanya gugup, "setelah gue gali lagi informasi tentang Andira, si jurnalis itu. Dia sempat menikah dan setelah bertahun-tahun baru memiliki anak," Divo menatap kedua orang yang berada dibelakangnya. "Nama anaknya Jimmy."
Sena dan Cici membulatkan matanya tidak percaya. Ternyata benar, itu adalah rumah Jimmy.
Mereka tidak bisa berkata-kata lagi saat ini.
*******
Thank you
Hope you enjoy my story!
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Twenty♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)