09 - Bahagia

172 171 16
                                    

Selamat pagi..
Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennnya sahabat❤️

Happy Reading
.
.
.

-Parkiran-

Zein memarkirkan mobilnya dan segera turun untuk membukakan pintu mobil untuk Zara. Setelah kejadian kemarin hubungan mereka semakin erat dan terlihat romantis, Zein sudah tidak sedingin dulu meski sikap possesivenya tidak pernah punah.

"Silahkan turun tuan putri". Ujar Zein setelah membuka pintu mobil, membuat Zara tersenyum manis padanya.

"Terima kasih bodyguard".

"Heh, sembarangan". Ujar Zein sambil mengacak rambut Zara dan berlalu mendahului gadis itu yang kesal karena rambutnya berantakan.

"Zein, tungguinnn". Gadis itu sedikit berlari menyeimbangi langkah Zein sambil merapikan rambutnya.

Zein terkekeh sambil sesekali melihat kebelakang, sepertinya Zara kesulitan menyeimbangi langkahnya yang cepat.

'Gemes banget'

"Zein, tungguin ih. Jangan cepet-cepet jalannya".

"Makanya banyakin olahraga, rebahan mulu jadi orang". Ujar Zein sambil menengok kebelakang.

"Aduhhh".

Langkah Zara terhenti saat melihat Zein tertabrak dengan seorang gadis didepannya, karena gadis itu akan terjatuh Zein refleks menopang tubuh gadis itu. Eye contact pun terjadi diantara kedua orang itu beberapa detik.

"Sorry". Ujar Zein kemudian langsung melepaskan tangannya membuat gadis itu terjatuh di lantai.

"Aduhh, sakit sayang. Jahat banget sih kamu". Ujar Shelin sambil memegang pinggangnya.

Shelin segera berdiri dan tersenyum manis kearah Zein, ia melirik kearah Zara yang sedang menahan amarahnya.

"Kamu pasti sengaja kan mau nabrak aku, biar kayak di film-film romantis gitu". Ujar Shelin sambil merangkul lengan Zein.

"Jauh-jauh dari gue". Zein merasa risih dan langsung melepaskan diri, ia kemudian berjalan mendekati Zara yang menatapnya tajam.

"Ayo gue anter ke kelas". Ajak Zein. Saat ia meraih tangan Zara untuk ia genggam gadis itu langsung menepisnya.

"Ngga usah pegang-pegang". Ujar Zara lalu berjalan meninggalkan Zein, ia berhenti disamping Shelin yang tersenyum sinis kearahnya.

"Cewe gatel". Ujar Zara lalu bergegas pergi ke kelasnya.

Shelin mengibaskan rambutnya. "Dih, sok cantik banget dia". Melihat Zein yang masih terpaku disana membuat Shelin berjalan centil kearahnya.

"Kalo gitu mending kamu antar aku ke kelas aja, yuk. Aku nggak brutal kayak dia kok". Ujar Shelin, tangannya hendak menyentuh pipi Zein namun langsung ditepis oleh lelaki itu.

"Pergi". Tegas Zein.

"Tapi sayang, aku kan cu-"

"Gue bilang pergi!. Tuli lo?hah?!". Amarah Zein mulai menguap, melihat tangan Zein yang mengepal membuat Shelin menciut dan segera meninggalkan lelaki itu sendiri di koridor.

Zein memejamkan matanya, menetralkan jantungnya yang berdegup dengan kencang. Sikap Zara tadi seperti merealisasikan ketakutan yang ia pendam.

'Gue takut Ra, gue takut hal ini terjadi lagi dengan versi yang jauh lebih menyakitkan'

• • •

-Kelas-

Zara berjalan memasuki kelasnya dengan kesal, ia segera duduk disamping Eca. Gadis itu melirik kebelakang, melihat Salsa yang sedang sibuk menulis.

ZeinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang