03~

42 9 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

Setelah shalat Subuh, Kanya bergegas untuk membereskan rumah. Menyapu lantai, mengepel, membersihkan halaman dan menyiram semua tanaman yang berada di sana. Pekerjaan ini harus selesai sebelum ayah dan kakaknya keluar dari kamar.

Tak lupa juga ia memasak nasi goreng untuk sarapan. Meskipun nanti makanannya akan berakhir tanpa disentuh mereka sekalipun, Kanya tetap melakukannya.

Ini adalah hari weekend, Kanya berniat berkunjung ke rumah pacarnya yang masih merajuk. Usahanya harus semakin gencar untuk mengembalikan 'mataharinya yang sedang tertutup awan'.

Setelah setelah mandi dan berdandan khas jogging, Kanya langsung memesan ojek untuk meluncur ke rumah tujuannya, rumah mas Arkan. Kanya sengaja tidak sarapan, supaya nanti bisa sarapan bersama mas pacar di pinggir jalan setelah jogging. Ya, pacarnya itu mempunyai kebiasaan joging setiap weekend.

Syukur-syukur ada adegan membersihkan serpihan makanan di sudut bibir menggunakan tangan, tidak pun tidak apa, tapi minimal ada tangan yang saling menyuapi. Ngelunjak gak sih?

Setelah membayar dan mengucap terimakasih, Kanya langsung masuk ke ruang besar berpagar tinggi itu.

"Assalamualaikum." Kanya menyembulkan kepalanya ke pintu yang terbuka sedikit, menunggu sang pemilik rumah datang dan mengijinkan masuk.

"Waalaikumsalam, masuk aja."

Suara yang tiba-tiba dari belakang membuat Kanya tersentak, keningnya bahkan sampai membentur pintu yang ia yakini akan membuat bercak kemerahan di sana. Kanya menatap sengit orang yang tengah berwajah tengil dengan kantong kresek ditangannya.

"Ya elah gitu aja kaget," kekeh seseorang di belakang Kanya.

"Ya gimana gak kaget orang lo nya jawab dari belakang. Gue kan gak bisa liat kehadiran lo Arsyen yang cakepnya gak melebihi mas Arkannya gue!"

Arsyen— Adik Arkan, menyentil dahi calon kakak iparnya. "Enak aja, gantengan gue ya daripada mas Arkannya lo." Ia melingkarkan satu tangannya di leher Kanya dan membawanya masuk.

"Gak sopan lo sama calon kakak ipar!" delik Kanya.

"Umur kita cuma beda setahun btw. Lo nya aja yang mau sama yang tua. Kenapa gak sama gue aja?"

Kanya memutar bola matanya malas. "Ogah gue sama lo, lo kan playboy cap monyet buntung."

"Gak gue restuin, mampus lu!"

"Dih, gue mah gak butuh restu elu, butuhnya restu—

"Wah ada calon mantu."

Seorang wanita yang masih cantik diusianya yang sudah hampir kepala lima menghentikan pembicaraan Kanya dan Arsyen. "Nah, itu maksud gue. Restu yang paling penting yaitu restu bokap-nyokap nya elo." Kanya segera melepaskan diri dan menghampiri wanita itu, memeluknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANYA  [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang