"Iya bentar!!"

"Aku, aku tinggalin dulu ya buat minuman pelanggan"

"Oh iyaa, aku juga mau pergi" ~Lucas, sembari melihat jam tangannya.

"Aku pamit dulu ya, Jane" ~Ucap Lucas lalu mengecup dahi gue.

"Iya"

⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯

Malam*

Tok
Tok
Tok

Ceklek

"Eh kakak"

"Gue pulangg"

"Cape banget ya?"

Gue yang sudah tiduran di sofa pun mengangguk-angguk.

"Kak" ~Ucap Evelyn selaku adek gue.

"Ya?" ~Ucap gue memejamkan mata.

"Tadi gue daftarin nama di event balap motor"

Gue yang mendengar itu pun langsung membuka mata dan duduk.

"DEK! NGAPAIN LO IKUT BALAPAN?! BAHAYA! ITU BALAPAN LIAR LHO!"

"TERUS APA BEDANYA SAMA KAKAK?!"

"TAPI LO MASIH UMUR 17 TAHUN DEK!!"

Gue menghela nafas gusar.

"Gue beda....gue ikutan balapan tuh selain hobi gue, tapi inti tujuan gue itu buat mencukupi kebutuhan kita dekk"

"Gue juga gitu kak, gue gak mau hidup kek gini terus. Gue juga mau ikut bantu kakak"

Gue terdiam sesaat, lalu mengeluarkan suara lagi.

"Batalin nama lo di sana"

"Ha?"

"Hapus nama lo di daftar itu besok!!"

"Nggak!! Nggak akan!!" ~Ucap Evelyn lalu masuk ke kamarnya.

Brak!

Gue mengacak-acak rambut gusar.

"Si*l....kayaknya gue gagal jadi seorang kakak...."

⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯

Kamar*

"Hahh....hidup aku sama Evelyn udah ga bener, Ya Tuhan...."

"Yaa....semenjak ibu sama ayah udah gak ada...."

Gue merebahkan badan di ranjang lalu menscroll roomchat.

Drrttt drtttt....

"Loh? Temannya Lucas?" ~Ucap gue ketika melihat nama panggilan yang tertera.

Gue pun mengangkatnya.

Dalam telepon*

Transmigrate In The Future?Where stories live. Discover now