06.

101 53 30
                                    


Back to Lubna Sanjaya storys guys!!!
Jangan lupa vote yah!!
Karena kebutuhan penulis bukan hanya kalian suka sama ceritanya but vote and komenan kalian juga, jadi jangan lupa yah lopyu all🦋

"Rumah adalah istana bagi sebagian orang tapi sebagian orang menganggapnya apa?."

Lubna Devandra.

Lubna tiba di halaman rumah sambil berteriak dan mengucap salam sambil memasuki rumahnya.

"ASALAMUALAIKUM AYAHHHHHHHH BUNDAAAAAAAA KALIAN DIMANA!? TUAN PUTERI MU SUDAH DATANG APAKAH KALIAN TIDAK MERINDUKANKU!?"teriak lubna.

"JANGAN BERTERIAK LUBNA, INI BUKAN HUTAN!! BERHENTI BERSIKAP SEPERTI ANAK-ANAK KAMU SUDAH DEWASA INGAT ITU!!." Marah davendra.

Lubna merasa kaget mendengar teriakan sang ayah, dia hanya bercanda kenapa ayah nya begitu marah!?. Lubna hanya bisa terdiam dan mendengarkan perkataan kedua orang tua nya.

"Udah sayang, jangan marahi Lubna seperti itu, ayok Lubna masuk kamar jangan lupa mandi dan bersiap-siaplah untuk makan siang."ucap aletta berusaha meredakan amarah davendra, dan membiarkan Lubna beristirahat karena dia baru saja pulang sekolah.

"Iyah Bund, Ayah Lubna ke atas dulu."hanya itu yg bisa Lubna ucapkan karena takut pada ayah nya.

"CEPATLAH BERSIAP SIAP SETELAH MAKAN SIANG KAMU HARUS BERLATIH PUISI LUBNA!!." devandra kembali berteriak supaya putrinya mematuhi perintahnya.

"IYAH AYAH LUBNA TAU ITUUU."Jawab Lubna.

memang seperti itu kegiatan Lubna. Dia tidak berlatih di tempat lain ia hanya berlatih di rumah karena ayahnya memiliki bakat dalam seni dan itu jarang sekali di ketahui oleh orang banyak.

"Jangan terlalu memarahinya sayang dia tau apa harus dia lakukan, bersikap sewajarnya saja, tidak mungkin Lubna membantah perintah mu." Ucap aletta kembali menenangkan suaminya.

"Iyah aku tau itu." Balas devandra.

Selalu saja seperti itu, (aku tau) kata yg terus di ucapakan sebagai jawaban dari ucapan istrinya.

..........

Lubna pun turun dari kamarnya menuju meja makan keluarga karena sedari tadi kedua orang tuanya menunggu Lubna untuk makan bersama.

Hanya ada dentingan sendok makan di sana karena peraturan dari davendra adalah (tidak ada yg bersuara jika sedang berada di meja makan. Jika bukan hal penting berhenti berbicara) itulah yg di katakan davendra. Dia memiliki maksud kenapa dia membuat peraturan tersebut.

Karena"masih mending kalian mendengarkan kabar baik saat makan jika kebalikan nya pasti nafsu makanmu akan menurun. Jika tidak percaya boleh di coba.) itulah alasan dari davendra. menurutku itu peraturan yang bagus.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun selesai menghabiskan makan siangnya.

"Ayah tunggu di ruang seni." Sarkas Devendra melenggang pergi meninggalkan meja makan.

Mereka memang memiliki ruang seni khusus dibuat untuk keluarga Devandra. Devandra menyukai musik dan seni lainnya aletta sangat suka bernyanyi dan Lubna suka sekali berpuisi, bernyanyi seperti kedua orangtuanya. Memang sekeluarga menyukai seni itulah alasan mereka membangun ruangan khusus untuk melatih keaahlian mereka masing-masing.

"Semangat yah sayang, ikuti saja perintah ayah mu dia memiliki maksud lain sehingga ia menyuruhmu melakukan ini." Ucap aletta memberitahu pada putrinya sambil mengusap kepala Lubna dengan lembut berusaha menenangkan.

Lubna Sanjaya (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora