05.

101 48 7
                                    

Back to Lubna Sanjaya storys guys!!!
Jangan lupa vote yah!!
Karena kebutuhan penulis bukan hanya kalian suka sama ceritanya but vote and komenan kalian juga, jadi jangan lupa yah lopyu all🦋

"Buatlah momen untuk dikenang di kemudian hari."

Lubna davendra.
.


.
.
.
.

Tibalah mereka di kelas tercinta yaitu kelas XI ipa1, kelas ini terkenal dengan kebersamaan antara murid muridnya bukan berarti tidak ada pertengkaran di antara mereka, salah satunya beradu argumen Masalah uang kas. Seperti yang sedang terjadi di kelasnya sekarang, di suguhkan dengan pemandangan silzy yg sedang menagih uang kas pada temannya yg bernama RUBEN.

"HEH RUBEN!! SINI NGGAK LO, BAYAR UANG KAS LO SEKARANG, DARI KAMAREN LO BILANG BESOK-BESOK MULU ANJIR!"sudah pasti itu teriakan dari silzy yang sedang menagih uang kas pada Ruben. Tenang pemirsa itu bukan (Ruben Onsu) ya walaupun namanya sama bukan berarti itu dia.

"ASTAGHFIRULLAH! BESOK LAGI SIL BESOK!" Itulah Ruben, jika tidak bisa membayar ia akan memberikan beribu-ribu alasan. Mulai dari uang hilang, dompet ketinggalan uang jajan nggak di kasih emaknya dan masih banyak lagi.

Semua siswa yang ada di kelasnya juga heran, Ruben itu termasuk dalam kategori siswa yang orang tuanya memiliki banyak warisan tapi kenapa kali ini dia terlihat sekali miskinnya.

"ENAK BANGET LO NGOMONG GITU! SINI NGGAK LO? KALAO ENGGAK GUA ADUIN LO KE BU DINDA."siapapun bantu silzy sekarang, menangkap Ruben yang selalu saja mengelak jika di tagih uang kas.

Sebenarnya siswa lain juga merasa tidak senang dengan peraturan membayar uang kas sebanyak sepuluh ribu dalam satu Minggu tapi jika di pikir-pikir uang itu akan ada gunanya kok untuk mereka.

"Gak ada sil, ini buat gua beli bakso pak aji nanti ples es teh anget nya." Ucap Ruben santai. Tuh kan ada saja alasannya.

"Heran gue sama Lo, ortu doang kaya bayar uang kas sepuluh ribu aja nggak mampu." Ejek silzy karena sudah tidak habis pikir dengan Ruben yang selalu saja memberikan banyak alasan agar tidak membayar uang kas.

"Apa Lo bilang!? Gua mampu yah tapi cuman nggak mampu aja."

"Apa bedanya ogeb, tetap aja itu namanya Lo nggak mampu!"

Selalu saja seperti ini, Lubna dan teman-temannya hanya bisa menertawakan apa yang baru saja terjadi di depan mata mereka.

Belum sempat Ruben menjawab, guru yang akan mengajar di kelas mereka pun datang.

"Asalamualaikum, halo anak-anak." Ucap Bu Tika memberi salam saat memasuki kelas.

"Waalaikumusalam Buu." Jawab siswa-siswi serentak.

"Oke anak, kita lanjutkan pelajaran Minggu lalu yah.......bla....bla...bla..

Bu Tika melakukan tugas mengajarnya sampai jam berakhir.


_____________________________

Ting.....Ting....Ting...

"Oke anak anak ibu akhiri pelajaran hari ini, terimakasih dan sampai jumpa Minggu depan." Ucap Bu Fitri.


"Iyah buk terimakasih." Balas mereka kompak.

"Akhirnya pulang juga pengen cepet-cepet sampai rumah deh biar bisa leha leha di kamar sambil baca novel dan berbaring di kasur empuk ku." Ucap Ishana sambil membayangkan tidur di atas kasur empuknya.

"Kirain bakal main sama si Abil eh tau taunya lebih Milih baca novel." Balas Lubna sambil terkekeh.

"Kalo gua mau jalan sama bebep Qintar, jangan iri yah hehehe."ujar Aqilla.

"Gua gak nanya, gak peduli juga gua." Balas Ishana sambil menatap Aqilla sinis.

"Dih sok Sok an banget Lo anak Dugong biasanya juga lu ngikut gua kalo kemana mana."jawab Aqilla.

"Ya itu dulu Maemunah, sekarang yakali kita berdua keluar nggak ngajak si Lubna, emang Lo gak setia kawan udah na gak usah temenan sama anak monyet kayak dia." Ucap Ishana kembali memanasi Aqilla.

"Lah Iyah yah, kok gua gak kepikiran sampe situ sih, tapi bisa ajak si Aditya lah biar tripledate."Aqilla memberi saran.

"Tumben otak Lo lancar La, bagus juga idenya liat entar gua kasih tau Abil biar bisa tripledate." Jawab Ishana menyetujui saran dari Aqilla.

"Apaan bawa bawa nama gua, kalo mau ngedate tuh ngedate ajaa gak usah ngajak orang, mau jadiin gue obat nyamuk gitu!? Dih gua ogah banget." Balas Lubna.

Beginilah Lubna, mulut berkata tidak tetapi dalam hati menginginkannya.

"Gak usah malu malu tai kucing Lo! Bilang aja dalam hati seneng kan, kita itu udah temenan lama gak usah nutup-nutupin deh." Ujar Ishana menanggapi ucapan Lubna.

"Serah Lo pada gua mau pulang bayy."pasrah Lubna melenggang pergi.

Percuma berdebat dengan mereka Lubna tidak akan bisa menang karena mulut Ishana yg pedes itu.

"Dih si MONYETT baperan, woeee Lubna entar gua kasih kabar kalo kita jadi jalan!." Ucap Ishana sambil berteriak.

"SERAH LO GUA NGIKUT AJA!." Ternyata Lubna masih bisa mendengar apa yg Ishana katakan.

"Nah kan gua bilang juga apaa, tu anak malu malu tai kucing, udahlah qill kita pulang." Ajak Ishana.

"Oke ayo pulang!." Balas aqilla.

Mereka pun pulang meninggal kan sekolah.

#Thnkyouuu GUYSSS jangan lupa vote yah!!!
#tinggal kan jejakk!!

"Sungguh manis tak tersenyum, apalagi tersenyum?."
Nr973"

Lubna Sanjaya (REVISI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin