Inojin x Himawari - Ulang Tahun

231 25 5
                                    

Notes: Fanfic ini adalah draft ulang tahun Inojin kemarin, 5 Desember 2022. Enjoy~

-

Inojin melangkah ke arah kamarnya. Dengan sisa tenaga, ia melempar jas labnya sembarangan di lantai, lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Ia termenung menatap langit-langit kamarnya. Otaknya berpikir kalau kamarnya ini kecil sekali, ingin sekali ia bilang kepada Mama Ino untuk pindah rumah, tetapi tidak mungkin, karena rumah ini merupakan turunan kakeknya dan memang menyatu dengan toko bunga Yamanaka.

Di sisi lain, Inojin bisa saja meminta ayahnya untuk melebarkan kamarnya ini dengan kamar sebelah. Namun permintaannya itu akan merepotkan karena memakan waktu lama. Dan sementara, pasti dia akan tidur bertiga dengan orang tuanya. Atau dia bisa saja menyewa apartemen dan mulai tinggal sendiri, tapi Mama Ino tidak mungkin mengizinkan.

Yap, itu sepenggal pikiran random Inojin setiap pulang kerja, "Mendokusai! desahnya.
Tangannya mengambil handphone dan melihat notifikasi dari Himawari. Dia tersenyum membaca pesannya, tetapi kemudian matanya melotot karena melihat chat terakhir Himawari.

18.00
'Aku masak sushi, ada 100 sushi'

19.45
'Tangan aku pegel banget bulet buletin nasi'

21.30
'Kak Inojin, aku di depan rumah Kak Inojin'

Inojin melihat jam yang sekarang menunjukan pukul 21.50. Telat. Inojin segera membuka jendela kamarnya. Dia melihat Himawari dengan baju tebal dan box bento di tangannya, dengan wajah berseri dan senyum merekah di bawah guyuran salju Konoha di bulan Desember. Inojin bergegas mengambil mantelnya dan keluar rumah menemui Himawari.

"Himawari! Ngapain dingin-dingin gini keluar?!" Inojin membersihkan debu salju yang ada di atas kepala Himawari. Himawari hanya tersenyum mendengar Inojin mengoceh.

"Aku mau ketemu Kak Inojin, mau kasih 100 sushi!" katanya sambil mengangkat keranjang bentonya bersemangat, "Ayok kita piknik!" lanjutnya.

"Piknik?" Inojin melotot. Piknik macam apa malem-malem? Mana dingin banget! batinnya.

"Iya, di Taman Senju!" Himawari mulai berjalan mendahului Inojin.

Inojin mengikuti langkah Himawari. "Memangnya buka malam-malam gini?" tanyanya bingung. Inojin mengambil bento yang dibawa Himawari agar dia saja yang membawanya.

Himawari hanya tersenyum. Lalu mereka berdua berjalan menyusuri malam dingin bersalju. Dingin sekali, tetapi hangat menjalar ke dalam hati keduanya saat melihat senyum satu sama lain.

Sampai di Taman Senju, mereka memilih pendopo yang sudah dihiasi lampu kerlap-kerlip. Pendopo itu menghadap langsung ke arah bawah Kota Konoha yang masih benderang walaupun sudah malam.

Himawari membuka bento yang sudah dia siapkan. Inojin melotot kaget. Himawari benar-benar membuat 100 sushi.

"Kak Inojin belum makan malam, kan?" Himawari berbicara cekikikan. Menurut Inojin ini kebanyakan, siapa yang mau habisin?

"Pegel ya tangannya?" kata Inojin sambil mengambil tangan Himawari. Kemudian dia membuka sarung tangan Himawari dan mulai memijit telapak tangan Himawari.

"Waahh, sugoi! Kak Inojin pinter banget mijit!"

"Iya, diajarin sama Ayah Sai, hehehe."

Kegiatan mereka berlangsung baik. Mengobrol sambil makan pelan-pelan. Kemudian mereka melihat bintang jatuh. Lalu mengucap permohonan.

"Apa wish kak Inojin?" tanya Himawari penasaran.

"Semoga Upin-Ipin lulus TK, kasian jadi beban keluarga terus," jawab Inojin bercanda.

Himawari tertawa renyah. Melihat itu, mau tidak mau Inojin tersenyum juga.

"Wish Hima apa?"

"A-"

"Hayo ngapain??" Suara Sarada dari belakang mengagetkan.

"HAH?! TETEH NGAPAIN?!!" Inojin merengek dan mendesah. Dia semakin ingin menangis melihat Shikadai, Chocho, Metal Lee, Kawaki, dan Sumire menyusul dari belakang.
Pantas saja. Kok hari ini kayaknya lancar banget kencan dengan Himawari? Ternyata tetap ada pengganggu, walaupun tidak ada Boruto karena sedang misi keluar dengan Mitsuki, tetapi tetep saja ada Kawaki alias abangnya Himawari.

Inojin cemberut. Belum lagi sushi yang harusnya untuknya seorang, jadi santapan mereka semua terutama Chocho. Lalu lanjut membicarakan bahan bridesmaid dan bestman yang sudah dikirim oleh Iwabe dan Wasabi untuk pernikahan temannya yang akan datang itu.

Tidak terasa mereka mengobrol hingga waktu menunjukan 23.50. Oh ya, sebelumnya mereka berterima kasih pada Metal Lee karena membawakan penghangat portable jadi tidak terasa sangat dingin.

Di tengah kegiatan, hujan salju semakin deras, dingin kembali menelisik kulit mereka sekilas, seakan penghangat portable tidak mampu bantu mereka. Namun mereka adalah ninja, musim yang ekstrem seperti ini sudah biasa.

Langit terhampar menggelap, tiba-tiba ada percikan kembang api diiringi dengan suaranya menghiasi langit malam itu.

"Hah? Siapa yang pasang kembang api pas lagi badai salju?" Shikadai heran. Namun handphone-nya terangkat jua, berniat mengirimnya ke Yodo-pacarnya untuk pamer.

"Paling sebentar lagi dimarahin Nanadaime atau Shikamaru-san," kata Sarada yang berjalan ke depan untuk melihat kembang api lebih jelas. Shikadai, Chocho, Metal Lee, Sumire, dan Kawaki juga turut menyusul ke depan untuk melihat kembang api yang meriah itu.

Inojin masih cemberut di belakang mereka, karena sesi berduaannya dengan Himawari selalu saja sial. Himawari tertawa di sampingnya. Kemudian melihat ponsel, sekarang menunjukan pukul 24.00, sudah tanggal 5 Desember.

"Kak Inojin!" bisik Himawari.
Inojin menengok ke arah Himawari. Kemudian badan Inojin menegang karena Himawari menempelkan bibirnya di bibir pucat Inojin.

Benar-benar lips to lips.

Otaknya tiba-tiba membeku, sesuai dengan cuaca hari ini--bahkan bisa saja lebih beku dari itu. Kemudian ciumannya dilepas.

Himawari tersenyum. "Wish aku tadi, semoga bisa cium Kak Inojin di hari ulang tahun Kak Inojin tanpa gangguan siapa pun. Selamat ulang tahun, Kak Inojin."

Inojin ingin menangis, matanya sudah berkaca, tetapi ia tahan. Tangannya terangkat memegang tengkuk Himawari. Kemudian Inojin mengulang kembali ciumannya. Ciuman lembut dan hangat, bukan hanya menempelkan bibir satu sama lain. Keduanya memejamkan mata. Nikmati waktu singkat yang sulit perjuangannya.

Di antara dinginnya hujan salju, di bawah kembang api, dan di belakang teman-temannya. Secara sembunyi-sembunyi dan berhati-hati, dua insan terpaut usia ini nikmati detik demi detik untuk mengecap bibir satu sama lain. Merasakan bagaimana bising angin yang membawa salju turut samarkan kecipak basah yang sangat pelan itu.
Setahun sekali, batin Inojin.

Shikadai dan Sarada melirik dengan mata mereka. Kemudian menatap satu sama lain dan mendengus sambil tersenyum.

Kemudian pautan mereka berhenti mendadak karena Kawaki yang tiba-tiba bersin. Badan keduanya langsung kikuk. Sumire yang menyadari bahwa kekasihnya flu karena dinginnya malam langsung memberikan sapu tangan dan mengajaknya kembali berdekatan dengan penghangat portable.

Di sisi lain ponsel Sarada tidak berhenti berdering karena spam call dari Boruto yang bertanya apakah mereka menjadi menyusul Inojin dan Himawari atau tidak? Karena setelah Himawari izin untuk keluar, Boruto langsung menghubungi pacarnya itu untuk menyusul agar adiknya tidak berduaan saja dengan Inojin. What a protective bro~

Fin.

Oneshot Boruto : Naruto Next GenerationWhere stories live. Discover now