Seperti sihir yang sudah-sudah, perlahan Elmira mulai tenang, rasa sakitnya mulai menghilang selaras dengan tangan berotot Liano yang terus mengelus perutnya. Pikirannya memang ingin untuk mengusir Liano dari sini. namun entah mengapa hatinya justru berlaku seratus delapan puluh derajat.

Elmira terus menatap suaminya. Alis tegas, mata teduhnya, hidung mancung, serta bibir peach alami yang dimiliki Liano. Semua nampak sempurna. Ia yakin jika wajah anaknya nanti pasti juga akan sempurna seperti ayahnya. 

"Udah selesai natep gue nya?"

Suara berat Liano membuyarkan lamunan Elmira yang sudah berlayar kemana-mana. Pipinya memerah akibat malu karena tertangkap basah tengah memandangi Liano diam-diam. Namun walaupun sudah tertangkap basah Elmira tetap tak ingin mengakuinya.

"Ng-gak, aku nggak liat kak Lian," sanggap Elmira.

Tentu saja Liano tak percaya. Lelaki itu memindahkan tangan kanannya yang semula mengelus perut Elmira ke arah pipi wanita itu. Tentu saja sentuhan itu membuat pipi Elmira semakin memerah karena malu. jantungnya sudah tak karuan saat ini. Ingatkan dia walau sekesal apapun pada Liano, Elmira tak bisa dnegan mudah merubah perasaannya.

Liano tersenyum menatap Elmira, "Nggak liat tapi pipi lo memberikan jawaban yang berbeda," goda Liano membuat Elmira mengerucutkan bibirnya. "Apa itu tuh maksudnya? Mau gue cium?"

"Ihh nggak!"

Liano tertawa puas, memang sangat mudah untuk menggoda istrinya tersebut. Seperti anak kecil yang diambil permennya. Lucu, membuatnya ingin terus menggoda Elmira hingga wanita itu menangis karena ulahnya.

"Gimana perutnya masih sakit?"

Elmira menggeleng. Sudah sejak tadi kramnya menghilang, "Udah nggak."

Jawabn yang mampu membuat Liano tersenyum puas, "Bener kan. Obatnya cuma satu," ucapnya lalu mengangkat tangan kanannya, "Tangan sakti gue."

Entah mengapa ungkapan Liano membuat Elmira tertawa. Iapun tak tau mengapa ucapan Liano terdengar lucu di telinganya, "Pede banget kak."

"Tuh bisa bikin lo ketawa juga."

Dengan cepat Elmira menghentikan tawanya dan kembali ke muka datarnya. Membuat Liano gemas. Entah apa yang akan ia lakukan jika mereka tak berada di ruang terbuka seperti sekarang.

"Jadi gimana? Lo masih pengen gue balik? Ntar kalo perut lo sakit lagi nggak ada yang bisa ngobatin lho, dokter manapun juga gue yakin nggak akan ada yang bisa nyembuhi selain tangan sakti gue."

Elmira terdiam, berpikir sejenak, "Emmm, kak Lian bisa istirahat dulu terus nanti baru balik."

Seperti yang sudah Liano perkirakan. Jawaban Elmira membuatnya tersenyum puas. Ternyata otak encernya masih bisa berfungsi. Tentu saja tak lupa ia ucapkan terimakasih pada calon anaknya yang telah menolong dirinya.

Keduanya terlalu sibuk satu sama lain hingga tak sadar jika ada yang memperhatikan mereka dari balik pintu rumah. Seorang pria paruh baya yang sudah pasti Damar orangnya tersenyum melihat hubungan anak dan menantunya saat ini. 

Memang benar anaknya telah melakukan kesalahan yang sampai kapanpun tak dapat dilupakan. Namun melihat anaknya bisa tersenyum membuat Damar sedikit tenang karena ayah dari cucunya dan suami dari anaknya itu merupakan lelaki yang tepat.

"Yah, mana Mira sama Lian?!" tanya Laila, ibu Elmira dari dapur.

Mendengar itu Damar langsung berlari menuju dapur untuk menghampiri istrinya. Ia menempelkan jari telunjuknya di depan mulut untuk menyuruh Laila diam.

Laila yang tak tahu apapun hanya mengangkat dagunya seakaran bertanya 'ada apa?' "Mana Lian sama Miranya?"

"Biarin mereka lagi pacaran."

Laila langsung mengetahui apa yang dimaksud oleh suamianya. Wanita itu tersenyum, "Ya sudah kalau begitu."

"Kita juga pacaran yuk," ajak Damar membuat Laila tertawa.

"Kamu ini mas, sudah tua udah mau punya cucu masih kayak abg kelakuannya."

"Biarin."

~×To Be Continue×~

.

.

.

Kenalin Ayah Damar yang tegas tapi kadang juga bisa ngelawak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenalin Ayah Damar yang tegas tapi kadang juga bisa ngelawak. Lup-lup gasi ama ayah. Fyi Hilla nggak terlalu jago cari visual jadi ya udahlah ya xixi

.

.

.

Thanks for reading, jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen di lapak ini. Jangan lupa buat share cerita ini juga ya

Terakhir, jangan lupa bahagia karena kebahagiaan kamu lebih penting dibandingkan apapun.


~Hilla

BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x BrightWhere stories live. Discover now