Bayangan

25.2K 1.2K 76
                                    

Malam itu Mira terdiam diruang tengah.. tatapannya kosong mencerna setiap perkataan Selina.
Mengingat apa yang dilakukannya pada Vallen tadi malam. Karna sejak pagi dia sama sekali tidak melihat sosok pria itu .

Apa Vallen begitu marah??
Dimana dia sekarang??

Mira memejamkan matanya. Tak ada ketenangan disana. Hingga.....

" Astaga !!" Mira terlonjak, saat membuka mata, Alice tersenyum didepannya.

" Mom kau belum tidur??
" Harusnya ibu yang bertanya padamu nak, kenapa kamu blum tidur? " Mira membelai wajah putrinya lembut

" Aku tidak bisa tidur, tapi kan aku masih anak anak, kalau kau tidak tidur, Nanti kau cepat tua."  Tutur Alice polos

" Oh god... kau seperti ibuku." Senyum Mira

" Aku tidak mau kamu cepat tua. Nanti saat aku menikah kamu tidak akan terlihat cantik." Ucap Alice memegang wajah Mira

" Rilly?? Menikah, ah sayang kamu terlalu kecil untuk membicarakannya." Mira memangku anaknya.

" Tidak mom.. awalnya aku jatuh cinta dengan aby. Tapi karna dia adikku, aku harus segera mencari pengganti.. tapi kurasa yang masuk kriteriaku cuma seperti aby dan daddynya.. tapi dia terlalu tua untukku." Oceh Alice mengembungkan pipinya lucu

" Hahahaa, maksudmu Vallen??" Mira tak mampu berhenti tertawa.

" Mom .. kalau aku sudah dewasa dan dia belum tua mungkin aku mau memikirkan menikah dengannya, jangan bilang bilang ya.. tapi dia benar benar imut." Senyum Alice berbunga bunga

" Hahahaha "

" Mom kau menertawakanku?"

" Oh ya tuhaaann... " Mira mengusap air matanya karna tertawa. Alice begitu lucu. Gadis kecil itu terlihat mengembungkan pipinya kesal.

Dan tiba tiba...

" Dia selalu begitu!!"
Mira tersentak, Erik tampak tersenyum duduk ditangga dibelakangnya.

" E.. erik mengapa kau duduk disana?" Tanya Mira, wajahnya sedikit tertunduk merasa bersalah jika mengingat apa yang dikatakan Selina.

" Alice .. ayo tidur. Jangan mengganggu ibumu!" Perintah Erik

" Ok daddy.." Alice berlari mencium pipi Erik lalu berlari kekamarnya.

Hening...
Mira menatap Erik yang masih diam disana

" Erik..

" Hmmm??

" Maafkan aku.. "

Erik tersenyum...
Pria itu bahkan tak berubah, dia mengusap rambut brownnya lalu berdiri, berjalan ke arah Mira.

" Apa seorang tuan pantas meminta maaf pada budaknya?" Ucapnya mengangkat sebelah alis.

" Erik please dont, kau bukan budakku.. maafkan aku. Aku sudah salah paham. Selama ini aku mengira .. " Mira tak melanjutkan karna Erik meletakkan telunjuknya dibibir Mira.

" Lupakan, jika alasannya akan menyakitimu." Ucapnya. Mira menatap Erik kelu.

" Erik... aku...

" Sudahlah Mira, aku mau istirahat kau tidurlah, aku harus menemani Alice. Dia tak terbiasa tanpa aku." Erik berpaling lalu melangkah kelantai atas, kearah kamar putrinya.

Saat dia hendak membuka knop pintu.. tiba tiba sebuah tangan memegang tangannya lembut. Erik menoleh.. dan mendapati air mata Mira menetes.

" Kau bunuh diri demi aku, aku sudah mencari tahu semuanya.. kau... "

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang