Penghianatan, Kebencian dan Rasa sakit.

33.6K 1.4K 116
                                    

Namaku Selina, sejak masuk SMA DHS aku pertama melihatnya dan aku sudah menyukainya.
Pertama kali aku bertemu dengannya saat beberapa kakak kelas menjahiliku
Dia menghajar mereka seorang diri. Sejak itu aku mencari tahu tentangnya.
Dia....
Sosok yang sangat sempurna, bermata biru, dengan rambut pirang, kulit putih dan juga tinggi. Dia putra dari penguasa bisnis Alvaro. Siapa yang tidak meliriknya?

Erik... ya, andai dia tidak membalasku, mungkin aku tak akan segila ini.
Saat ini hatiku sudah digelapkan olehnya, mengapa dia harus menyambut sapaanku?
Aku hanya mempertahankan pria yang pernah kumiliki, mengambil kembali apa yang pernah jadi milikku. Apa aku salah?
Kurasa tidak, dia memang milikku...
Dan hanya akan jadi milikku...

***

" Nona anda harus istirahat." Ibu Asih memijat pundak Mira yang sejak tadi hanya duduk kemudian berdiri mondar mandir di ruang tamu dengan seragam SMA yang sudah melekat rapi di tubuhnya.

" Erick benar benar menelfon tadi kan?" Tanyanya pada Ibu Asih yang mengangguk pelan

" Lalu kenapa dia tidak menelfonku?"

" Non, tuan bilang siang ini beliau akan kembali, tenanglah. Mungkin tuan sedang dalam perjalanan." Imbuh pengasuh tua itu menenangkan.

Ada apa denganmu Erick?
Ada apa dengan perasaanku?
Mengapa rasanya aku sangat gelisah gara gara kiriman foto itu.
Mengapa selama seminggu ini kau sama sekali tidak menghubungiku?

" Nona anda mau kemana?" Tanya Ibu Asih saat Mira meraih tasnya

" Kesekolah!" Jawabnya singkat kemudian berlari keluar.

Ya, aku hanya harus menghabiskan waktu sebelum dia kembali dan menanyakan semua ini

Setibanya disekolah...

Mira memijit pelipisnya, semakin hari wajahnya semakin pucat saja. Jika biasanya ia mampu berjalan jauh, baru tiba di gerbang sekolah saja, kakinya sudah terasa linu. Tubuhnya lemah dan lelah

" Mira kau baik baik saja?" Tanya seseorang menepuk pundaknya pelan.

" Seli?" Mira seolah tercekat, bukan karna Seli yang menyapanya melainkan... sudah sejak lama, gadis itu seolah memusuhinya.

" Mira, kau baik baik saja kan?" Tanyanya pelan, memapah tubuh Mira

" Ya Tuhan, tubuhmu panas. Ayo kita ke UKS." Senyum Seli ramah.

" Tidak perlu Seli, aku baik baik saja. Aku bisa sendiri." Ujar Mira melepas pegangan Seli.

Ya, Aku harus menjaga jarak darinya

Seli tersenyum dingin melihat Mira melangkah terhuyung huyung menuju kedalam kelas. Namun... baru beberapa menit tiba diruang kelas..

" Ya Tuhan, mengapa pusing sekali." Keluhnya semakin pucat. Dan segalanya terlihat berputar. Mira tak bisa merasakan dirinya lagi. Hingga...

" Brug." Ia terjatuh tak sadarkan diri.

-----Takdir------

Erick melangkah turun dari pesawat dengan setelan kemeja putih yang senada dengan kulitnya. Disisinya, sosok legendaris dalam dunia bisnis, kakeknya Safir Alvaro tampak menarik napas panjang.

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang