00 : senja kala itu

3.2K 99 0
                                    

sore waktu itu langit baru saja pulang sekolah seperti biasanya, saat membuka gerbang rumahnya terpampang pemandangan ganjil, yaitu sebuah mobil BMW keluaran terbaru yang bahkan mungkin masih belum ada di Indonesia, mobil mengkilap itu parkir di halaman rumahnya yang mewah.

siapa ya? pacar barunya mama lagi kah?

batinnya menerka-nerka, ia tak ambil pusing dan berjalan menuju kamarnya lewat pintu belakang, itu sudah peraturan tak tertulis yang diberikan oleh mamanya.

jika ada pacar barunya maka langit tidak boleh menampakkan diri di depan mamanya, yah mamanya memang selalu bilang kepada pacar pacarnya masih melajang sih, lagian wajah mamanya juga awet muda, walaupun hampir sudah hampir setengah abad tapi masih keliatan segar dan cantik rupawan.

langit berjalan menuju pintu belakang yang berada di dekat dapur, dan di sana ternyata ada pak marno, tukang kebun di rumah ini, langit tidak begitu akrab dengan pak marno. karena langit itu nolep, ia tidak jago jika harus berbasa-basi dengan orang.

"udah pulang den." tanya pak marno sambil menyirami bunga yang berada di dekat dapur.

"iya nih pak." balas langit singkat. remaja 17 tahun itu mendudukkan dirinya di kursi yang ada teras dapur, melemparkan tasnya di sembarang arah. menikmati semilir angin sore seperti ini menenangkan hatinya yang hari-harinya terasa berat.

meong

entah darimana datangnya, tiba-tiba seekor kucing tanpa permisi duduk di pangkuannya, langit kaget namun ia tidak membiarkan kucing itu beralih dari pangkuannya. ia malah mengelus-elus bulu putih bersih kucing itu, membuat bulu-bulu seputih salju itu berterbangan.

kucing putih itu melompat dari pangkuannya, dan berjalan menuju rumahnya, membuat langit mengejarnya panik.

"jangan kerumah cing! ada mama disana!" langit berlari mengejar kucing itu.

hingga tak sadar ia sudah berada di ruang tamu, dimana disana ada mamanya, jangan lupakan pacar mamanya yang membawa mobil BMW mencolok di halaman rumah tadi.

"itu siapa sayang!" pacar mamanya berteriak kaget.

"ITU ANAKMU YA?!" lanjut laki-laki itu bingung, nada bicaranya meninggi membuat mamanya kaget, perempuan cantik itu menggeleng dengan tegas.

"bukan! bukan anak ku itu aku tidak tahu itu siapa! HEH LO SIAPA? SEENAKNYA MASUK! PERGI!" mama berteriak marah kepada langit disertai dengan pelototan mata yang tajam, langit yang sedang menggendong kucing putih tadi langsung memahami situasi, ia segera berlari ke belakang.

"BERANI-BERANINYA KAMU BOHONG PADAKU SAR! dasar pembohong kamu!"

"TIDAK GALANG! DIA BUKAN ANAKKKU, AKU TIDAK TAHU ITU SIAPA JANGAN PERGI LANG! GALANGGG!!!!"

langit sudah berada di dapur saat mendengar jeritan mamanya yang histeris, ia bersender di dekat wastafel dapur, kucing yang berada di gendongannya melepaskan diri, langit menatap nanar tangannya yang bergetar hebat, jantungnya berdegup dengan kencang.

"LANGIT! DI MANA LO HAH ANAK SIALAN!."

suara mama semakin dekat dengannya, sungguh langit ingin kabur dari sini tapi sayang nya ia tidak bisa, saat mamanya sudah berada di depannya kakinya serasa menempel ke lantai, ia tak bisa bergerak.

"DASAR LO YA! BRENGSEK!."

mama mengambil vas bunga yang berada di dekat meja dan memukulkan vas kaca itu ke kepala langit tanpa ragu. kepalanya yang terkena pukulan mulai mengalir darah.

PRAK

"LO UDAH LIHAT! LIHAT! GARA GARA LO GALANG PACAR GUE NINGGALIN GUE! EMANG LO ANAK YANG NGGAK TAU DIUNTUNG LANGIT!" mama mencengkeram paksa tangannya, menyeretnya dengan paksa pula, hingga serpihan kaca dari vas bunga tadi terinjak oleh kakinya.

will be a chance?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang