01

3 1 0
                                    

Zea menatap geli pria di depan nya, ini sudah jam 22.00 alias jam 10 malam, pria di depan nya ini benar benar menaati perintah nya.

Hari ini ayahnya tak pulang karena harus keluar kota, ia menelpon Ajun satu jam yang lalu untuk bermain ke rumah nya, setidaknya menginap untuk menemaninya.

Mereka berencana ingin melakukan Qtime yang akhir akhir ini jarang bersama karena Ajun yang sibuk dengan urusan eskul pramuka nya sedangkan Zea yang entah melakukan apa di rumah.

Alasan kenapa Zea sedikit lucu, karena teman nya ini benar benar menggemaskan namun juga tampan di satu sisi.

Ia menggunakan piyama biru langit bermotif petir dan kupluk hitam di kepalanya, di leher nya terdapat headphone, sandal jepit berwarna kuning cerah, di tangan nya ada sebungkus hitam yang Zea tebak pasti isinya cemilan, dan lucunya ia membawa Ruby di gendongan nya.

Ruby adalah kucing yang mereka berdua temukan hampir tenggelam di got rumah Ajun 5 bulan lalu.

"Lucu banget sih lo" ucap Zea lalu mempesilahkan Ajun masuk.

Zea sudah menyiapkan semuanya, mereka memang sering memasukin kamar Masing-masing tapi untuk urusan inap menginap mereka akan tidur di depan TV, di ruang keluarga rumah masing masing. Dengan kasur tipis yang mudah di bawa dan di kipat, lalu bantal, selimut dan juga laptop yang pastinya untuk mereka nonton.

Ajun langsung rebahan di kasur, semua lampu mati, mereka hanya di bekali penerangan dari lampu tidur yang rela rela Zea angkut dari kamar nya.

"Gelap bat Zea" Ajun bangkit duduk membenahi kupluk nya, Zea hanya terkekeh mendengar ucapan Ajun.

"Malam ini kita nonton horor ya?! "

Zea itu penakut, ia parnoan jika mendengar kata 'Hantu' saja. Pernah sekali mereka menonton film horor siang siang, dan berakhir Zea yang menangis seharian dan tak bisa tidur, dan harus di temani Ajun telponan sampe Zea tertidur namun tidak berhenti sampai di situ, keesokan paginya ia kembali menangis.

Setidaknya selama seminggu Ajun menemani Zea tidur, sampai ia benar-benar melupakan masalah Hantu.

Atau Zea tak sengaja mendengar kata 'hantu' maka ia akan parnoan merasa ada kuku panjang dari ranjang bawah tempat tidur nya yang membuat Zea mengganti tempat tidur yang tidak ada kolong nya, memang aneh tapi ini Zea.

"Enggak deh Zea, lo gosah macem-macem" kesal Ajun.

"Ayo dong, gue beneran penasaran nih film yang lagi viral itu" Zea menarik narik tangan Ajun agar mau.

"Beneran deh Ze, mending jangan. Lo gak takut apa? " Zea menggeleng yakin, selama berteman dengan Zea, Zea hanya pernah sekali menonton film hantu habis itu jera.

Tapi kenapa sekarang malah ingin kembali menonton film bergenre seperti itu?

"Ya, ya, ya? ayo lah Jun. Gue janji takut nya cuma sehari" Ajun mencibir.

"Jangan Zeaaaaa, gak baik buat lo. Nanti insomnia lo kambuh! " tegur Ajun.

"Enggak! Gue juga punya obat nya jun, boleh yaa! " benar benar anak satu ini

Akhirnya Ajun menyetujui nya, bagaimana ia bisa menolak Zea. Tidak apa apa, Ajun harap perempuan di samping nya ini akan jera nantinya.

"Awas aja lo! " Zea terkikik.

Akhirnya mereka tengkurap bersama sambil menonton film horor tersebut, Ajun sesekali melirik Zea yang tampak fokus dengan film tersebut.

"Lo gak takut ze? "

"Enggak! "

Awalnya Ajun juga ikut serius menonton film, namun ia melihat gadis di samping nya sudah terlelap padahal film baru berjalan 10 menit, atau mungkin kurang yang jelas bahkan film yang baru tayang hanya intro saja.

Ajun menutup laptop nya, lalu melepaskan genggaman tangan Zea pada keripik singkong yang sisa setengah itu.

Merepotkan

Akhirnya selesai membereskan ruang tengah, Ajun membalikan posisi Zea menjadi terlentang.

Melihat wajah gadis tersebut sudah biasa bagi Ajun, tapi kali ini ia merasa ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan, sudahlah ia akan menyakan nya besok.

Ia juga ikut tertidur di samping Zea dengan pembatas mereka yaitu Ruby, yang ternyata sedari tadi ikut nimbrung bersama mereka.

...

Pukul 02.18 ayah Zea pulang, ia mengernyit heran, karena akses kamar harus melewati ruang keluarga, ia tersenyum tipis lihat putri nya bersama sang sahabat tertidur dengan nyenyak di sana.

Ia tak takut dengan Ajun, karena ia mengenal Ajun dengan baik,  ia tidak akan berbuat yang tidak tidak.

Zea yang terlelap menghadap Ajun, dan Ajun yang menyilangkan tangan di dada dan mengadah langit, oh jangan lupakan Ruby yang tertidur dengan khimat juga.

Ayah Zea menghampiri putri nya itu, lalu mengecup kening nya.

Ia benar benar merindukan anak nya ini, sudah lama ia tidak menghabiskan waktu bersama putri nya, jika libur saja ia masih sibuk dengan kerjaan nya.

....

Memang awalnya agak ngebosenin, tapi semoga kalian tetep baca hehe><

Bantu Tandai setiap typo yang bertebaran ya!

Weird by. kim junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang