6. Star Gazing

4 2 0
                                    

Malam dan kesunyian telah menjadi bagian favoritku. Ketika orang-orang memejamkan matanya aku terjaga untuk menjauh dari kebisingan rumah yang tidak pernah aku anggap sebagai tempat untuk pulang. Di waktu malam itu biasanya aku pergi ke tempat bibi penjual ramen di samping gang rumahku. Bukannya apa-apa tetapi anak pemilik tempat makan itu adalah temanku yaitu Dery. Tempat itu sudah menjadi pelarian dari rumah dan mau menampungku.

Kejadian tujuh tahun silam menghancurkan sebagian dari rumah itu, dan kini yang tersisa hanya aku dan ibu yang sama-sama berada dalam tekanan batin yang tak berujung. Terlebih lagi sejak orang yang pernah kujadikan sebagai panutan itu pergi dan meninggalkan utangnya kepada kami dan bahkan aku sebagai penanggung jawab untuk bisa melunasi semuanya. Bahkan ibu yang aku anggap paling baik dan tersakiti olehnya memanfaatkanku untuk melakukan segala apa yang dia mau dengan menjadikan aku sebagai pekerja. Memang waktu itu aku terpedaya dengan iming-iming terbebas dari jerat utang hingga aku mau melakukan apa yang ibu inginkan. 

Semakin beranjak dewasa anak kecil yang akrab disapa Dejun itu kini menjadi orang yang dikenal sebagai Xiaojun.

Jika aku mengingat masa itu selalu teringat betapa pahitnya hidup yang aku jalani. Sejak sekolah menengah aku dibawa ibuku untuk menjadi model remaja dan berujung kepada kontrak yang terikat dengan sebuah agensi besar. Prioritas utama berpegang pada jadwal agensi, sementara sekolahku sedikit terabaikan. Padatnya jadwal membuat kondisi psikisku perlahan menurun, ibu yang tahu tentang kondisiku tetap menekanku untuk bekerja. Terkadang rasa sakit di dadaku sudah biasa aku tahan untuk tidak terlihat lemah dihadapan kamera. Tidak sedikit dari orang-orang yang mengenaliku menuntutku untuk terlihat sempurna jika ada satu kesalahan mereka akan melontarkan cacian kearahku dengan berbagai cara. Awalnya emosiku tersulut, berselang lamanya waktu yang telah aku lewati membuatku kebal terhadap semua yang mereka katakan. 

Saat aku divonis gagal jantung hal yang aku rasakan bukanlah kesedihan tetapi hal yang akan mengubah segalanya bagi kehidupanku. Bahkan rasa sakit itu tidak berarti bagiku, yang aku pikirkan saat itu penyakit ini dapat membuatku bisa meninggalkan dunia ini dengan cepat.

Seiring berjalannya waktu semua rasa sakit yang aku derita membuatku ingin mengakhiri ini semua dengan tanganku sendiri. Aku sudah lelah dan muak dengan semua yang aku lakukan. Jahat bila aku mengatakan Tuhan tidak adil dengan membiarkan dan menginginkanku untuk bertahan hidup. 


○●○●


Malam yang gelap dipenuhi bintang-bintang menemani mereka yang saat ini berada rooftop rumah sakit. Dari perjalanan panjang tadi mereka akhirnya kembali dan perpisahan bagi Xiaojun dan Jeanne.

Malam ini sangat banyak bintang di langit dan gedung-gedung tinggi terlihat bercahaya layaknya bintang. Rasanya malam itu sangat indah dan sejuk. Untuk pertama kalinya Xiaojun terlihat lebih baik dari sebelumnya kepada Jeanne. 

"Gue harus udah balik malam ini. Gue tinggal gapapa kan?"

"Hmmm iya gapapa"

Jeanne yang hendak pergi meninggalkan Xiaojun kemudian menahan langkahnya dan melontarkan suatu hal sebelum dia benar-benar pergi, "Xiaojun, kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi gue. Bukan bermaksud apa-apa tapi kan kita masih ada transaksi jual beli yang belum kelar ya kan? hahaha."

Respon Xiaojun diluar dugaan Jeanne. Untuk pertama kalinya Xiaojun ikut tertawa kecil terhadap apa yang diucapkan Jeanne barusan. "Hahaha iya iya apa perlu gue kirim DP dulu? Yaudah balik sana"

"Eh iya juga seharusnya ada DP. Anggap aja jalan-jalan tadi sebagai DP. Gue balik dulu," ujar Jeanne yang kemudian berjalan menjauhi Xiaojun.

Selang beberapa detik Xiaojun kemudian berkata, "Jea makasih buat hari ini"

"Iya sama-sama. Lo gue tinggal jangan sampe jatuhin diri dari sini, mending lo ke kamar tidur" jawab Jeanne sambil berbalik melihat Xiaojun.

"Iya. Ah bawel lo," balas Xiaojun.

Jeanne pun hanya merespon dengan jari yang membentuk oke sambil berjalan menjauhi Xiaojun. Dia harap hubungannya dengan Xiaojun semakin dekat.


Xiaojun yang sendiri di malam itu merasa jauh lebih lega dibanding sebelumnya. Rasa sesak di dada itu sedikit berkurang. Emosi bahagia yang pudar itu kembali muncul dan memberikan rasa nyaman. Namun, masih ada tanda tanya di benaknya sebenarnya Jeanne itu siapa dan apa tujuan dibalik apa yang telah dia perbuat kepada dirinya. Satu keinginannya dari Jeanne untuk mendapatkan racun itu dalam waktu dekat untuk mengakhiri ini semua.




●○●○



Aku harap kita bertemu lagi dan lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku harap kita bertemu lagi dan lagi.

-J



























hi! semoga masih ada yang baca

karena aku kangen sama dua makluk di cerita ini dan ingin menghabiskan bulan januari yang super menguras energiku  maka terciptalah chapter ini.

Semoga ada progress hubungan mereka berdua ini haha dan bulan depan bisa lebih baik dan keberuntungan datang.

jangan lupa liat book lain di akun ini.


thanks! beri vote⭐untuk support cerita ini😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PANSY | XiaojunWhere stories live. Discover now