(please, listen to this song for the best experience)
Ketikan suara dari layar ponsel terdengar di ruangan itu. Kata demi kata tersusun menjadi suatu kalimat tertulis dan terkirim kepada penerima pesan tersebut. Pesan itu tertuju atas nama Xiaojun.
Me
Xiaojun
Lo masih hidup kan?
Xiaojun si emosian
Lo kira gue mati apa?
Me
Enggak gitu maksud gue
Xiaojun si emosian
Terserah. Gak usah peduliin gue
Me
Lo ga nanya apa gitu ke gue?
Xiaojun si emosian
Gak ada
Me
Gue mau ketemu. Gue ke kamar lo ya?
Jea hanya menatap ponselnya tanpa mendapat balasan. Setidak peduli itukah Xiaojun kepadanya atau memang Jea semenyebalkan itu baginya.
"Udah paling bener gak punya temen", gumam Jea kesal
Ting!
Xiaojun si emosian
Eh lo kan baru pulih? ngapain kesini?
Me
Gue udah gapapa. Kan gue yang mau kesana
Xiaojun si emosian
Gue aja yang kesana
Me
Gue aja
Xiaojun si emosian
Udah diem jangan kemana-mana
Benar. Akhirnya Xiaojun menepati janjinya kali ini dan ia benar datang menemuiku. Ntah kenapa saat dia hadir dihadapanku dengan wajah yang sedikit merasa bersalah dengan kejadian kemarin membuatku tertawa kecil sembari memberikan senyum kepadanya.
"Mba Anne, ini cowoknya ya?" kata suster yang sedang membuka selang infus di tanganku.
Sontak aku dan Xiaojun langsung menjawab pertanyaan suster tersebut
"Bukan sus".
"Hmmm kalau bukan. Saya doakan saja kalian berdua beneran jadian", kata suster dan kemudian meninggalkan kami berdua.
YOU ARE READING
PANSY | Xiaojun
Fanfiction❝Cause you're my Pansy❞ Ketika hidup dan mati berada di ambang batas. Apakah memilih untuk bertahan atau mengakhirinya? ©aissseuuu, 2022