1. Mati!?

26 4 0
                                    

Sore itu saat matahari mulai terbenam

Aku akan mengakhiri semuanya,

Raga, jiwa, dan seluruh kehidupanku akan segera berakhir

Dunia saja tak mengharapkanku jadi untuk apa aku hidup?

Lebih baik aku mati daripada harus menahan rasa sakit ini

Aku muak dengan ini semua

Lebih baik aku meninggalkan dunia ini








○●○●







Ntah apa yang membuatnya berniat untuk mengakhiri hidup dengan menjatuhkan dirinya dari puncak teratas bangunan rumah sakit. Tujuannya saat itu hanya ingin mati agar semua rasa sakit dan semua beban hidupnya sirna.

Sudah lama ia ingin melakukan rencana bunuh diri, dan hari ini lah waktu yang tepat baginya.

Laki-laki itu memberanikan diri dengan menaiki tembok pembatas rooftop untuk melakukan bunuh diri. Ada sedikit rasa ketakutan ketika ingin melangkah tapi ia tak peduli seberapa sakit saat sampai menyentuh dasar tanah nantinya. Dia tetap bersikeras pada keputusannya itu.

Ia menghela nafas dan berkata, "aku siap."

Dengan penuh keyakinan ia mulai menaiki tembok pembatas tersebut. 


Tak ada angin tak ada ribut tiba-tiba muncul seseorang yang mengejutkannya.

"Hey! Xiaojun," sahutnya dengan lantang dari arah belakang.






Sontak saja lelaki yang sedang memanjat pembatas tembok itu kaget dan terjatuh ke belakang. Bukannya jatuh untuk mati tapi ia jatuh untuk mendapatkan rasa sakit pada tubuhnya.

"Masih ada ya zaman sekarang orang mau mati dari atas gedung," kata perempuan bersurai panjang sambil bertepuk tangan kemudian mendekat kearah lelaki itu jatuh

Lelaki itu merasa tertantang dengan ucapan perempuan itu dan kemudian membalasnya.

"Siapa lo? Gausah ikut campur, gue mati juga bukan urusan lo," tegasnya.

"Kalau mau mati gue saranin minum racun dibanding cara cupu begini. Karena kalo racun rasanya gabakal sakit sama sekali cuma pahit doang. Kalau jatuh dari atas gedung ya sakit dulu baru mati, sama aja lo mati dalam kesakitan seperti lo menderita penyakit," jelas perempuan itu.

Xiaojun kalut saat itu. Perkataan perempuan itu mendistraksi pikirannya. Sebenarnya ia merasa takut untuk melompat dari atas gedung ini. Kalau dipikir lagi ucapan perempuan itu ada benarnya. 

"Emang lo mau mati juga?" tanya Xiaojun yang kemudian berdiri menghadap wanita tersebut.

"Kalau iya kenapa?," tanya perempuan itu balik

Xiaojun masih diam dan bingung untuk menjawab pertanyaan perempuan tersebut.

"Oh gue tebak lo mau racun itu ya?" jawab perempuan itu yang merasa bisa membaca pikiran Xiaojun.

"Bu..bb..bukan begitu," kata Xiaojun terbata-bata sambil menggaruk ceruk lehernya yang tidak gatal.

"Gausah bohong. Bilang aja mau ntar bakalan gue kasih. Kayak anak kecil aja lo," kata perempuan itu sambil meledek

Dalam pikiran Xiaojun mengatakan bahwa perempuan yang dihadapannya seperti cenayang yang tau apa isi pikirannya.

"Gue bukan anak kecil asal lo tau," jawab Xiaojun emosi.

Perempuan itu tertawa kecil mendegar jawaban Xiaojun.

"Oh berarti lo gamau? Yaudah gapapa lagipula bukan hak gue. Yaudah mati aja sana", jawab perempuan itu yang tampak sudah tidak peduli

Perempuan itu berbalik arah dan...


"Bentar. Gue mau racun itu. Jadi gimana?," kata Xiaojun

Kata-kata Xiaojun membuat perempuan itu mencabut pernyataannya barusan.

Rencana perempuan itu berhasil untuk meyakinkan Xiaojun. Sifat Xiaojun yang keras kepala mampu ditaklukkan oleh perempuan itu.

"Dasar bodoh," dalam batin perempuan itu

"By the way, kita belum kenalan. Gue Jeanne, dan lo?," kata Jeanne dan kemudian mengulurkan tangan kearah Xiaojun.

Bukannya menjawab pertanyaan Xiaojun, justru perempuan itu mengenalkan diri. Perempuan itu memang tidak bisa ditebak sama sekali.

"Xiao..."

Belum sempat Xiaojun menjawab, Jeanne langsung memotong perkataannya.

"Ah iya lo Xiaojun, masa gue lupa sih," kata Jeanne

Karena tidak mendapat balasan uluran tangan sebagai tanda perkenalan. Jeanne menarik tangan Xiaojun untuk berjabat tangan tanda bahwa mereka sudah kenal. Xiaojun heran dengan tingkah perempuan dihadapannya, bagaimana bisa perempuan itu tahu namanya.

"Gausah banyak basa basi gue gasuka langsung ke inti aja. Jadi, gimana cara gue dapetin racun itu? Gue mau mati dengan tenang dan secepat mungkin," tanyanya kembali.

"Ehmmm itu... jadi gini."

Belum sempat menjawab pertanyaan Xiaojun, tiba-tiba datang suster yang sering menangani Jeanne.

Suster menyuruh Jeanne untuk kembali melakukan perawatan. Tidak hanya Jeanne yang harus balik namun Xiaojun juga dipaksa untuk turun dari rooftop karena cuaca sangat dingin tidak baik bagi mereka jika terpapar dalam waktu yang lama. Xiaojun tidak bisa menolak ia pun menuruti perintah suster tersebut.

"Ada gunanya juga ni suster," dalam batin Jeanne

Xiaojun terlebih dulu keluar dari lift di lantai lima sementara Jeanne bersama suster harus turun beberapa lantai lagi. Sebelum lift tertutup Jeanne sempat mengatakan sesuatu kepada Xiaojun dari dalam lift.

"10.4A. Kalau lo mau cari gue," kata Jeanne.

Kemudian lift tertutup.

Rencana bunuh diri Xiaojun hari itu gagal untuk kesekian kalinya.




To be continue

What do you know about me?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

What do you know about me?

-Xiaojun



Hope you like it
Vote & comment to support me
Thx for read :)

☆☆☆☆☆

PANSY | XiaojunWhere stories live. Discover now