Memikirkan bibir merah barusan Xavier mengumpat "sialan" sepertinya dia tau kenapa Alarick begitu terobsesi dengannya, wanita itu memiliki banyak rahasia dan dia bisa membuat orang percaya apa yang di tampilkannya.

Ingatannya memutar saat Tara terlihat takut dan tidak berdaya saat di tekan Alarick, lalu dia berubah polos dan kekanakan-kanakan saat bersama anak kecil itu. Dan sekarang dia terlihat mempesona dan seksi meski baju yang di gunakannya hampir menutupi semua kulitnya.

Berbeda dengan pikiran berantakan Xavier. Saat ini Alarick mencari sosok Tara, tangan pria itu sudah berkeringat, entah karena panik atau apa.

Meski begitu dia masih terlihat tenang, dia tidak bisa kehilangan kendali saat ada banyak orang.

Alarick bukannya takut Tara pergi, dia hanya takut jika terjadi sesuatu pada Tara. Istrinya begitu mempesona mana mungkin Alarick bisa tenang, apalagi dia tau, jika pria itu ada di pesta ini. Baik Dion atau Xavier, keduanya membuat Alarick ingin segera membawa tara pergi dari sini.

****

Setelah kepergian Tara, Yoselin tidak beranjak dari duduknya. Wanita itu malah dengan senang hati menghabiskan semua minumannya. melirik minuman Tara yang sudah di minum perempuan itu, Yoselin tidak bisa mengendalikan tawanya.

Kapan dia begitu bahagia? Dia lupa. tapi semenjak perubahan Tara, setiap harinya Yoselin selalu merasa sesak karena cemburu dan benci, apalagi setiap kejadian demi kejadian yang di alaminya akhir-akhir ini karena Tara. Memikirkannya lagi membuat yoselin ingin menghancurkan Tara lebih dan lebih.

Karena merasa bahagia dia mengabaikan rasa pusing yang tiba-tiba datang. Setelah rasa kantuk menyerangnya, mata Yoselin terlihat bingung. Ada apa dengannya?

Yoselin berdiri dengan banyak usaha, dia menopang tubuhnya dengan kedua tangan. Firasatnya mengatakan jika semua ini tidak benar. Jelas ada yang tidak beres!

"Nona apa anda baik-baik saja?" Seorang lelaki dengan pakaian pelayan menghampiri Yoselin. Jika Tara melihatnya dia mungkin akan bertepuk tangan dengan idenya yang memakai seragam itu.

Melihat itu Yoselin seperti melihat penyelamatnya, dia bahkan tidak curiga jika semuanya sudah diatur. "Antar ke kamar kosong" Yoselin mencubit dahinya, kakinya sudah tidak bisa menopang tubuhnya.

Dengan sigap pelayan itu memegang tangan Yoselin. "Sepertinya anda mabuk. Saya akan mengantar anda"

Yoselin berdehem, tidak peduli. Dia tidak sabar untuk merebahkan tubuhnya segera.

Semua orang tidak ada yang curiga, mereka mengira itu hanya seorang perempuan yang mabuk karena tidak bisa meminum alkohol, apalagi dia di papah oleh seorang pelayan. Tidak ada yang mencurigainya sama sekali.

Setelah berjalan beberapa saat, Yoselin sudah tidak bisa menahan pusing dan kantuknya lagi. Dia ambruk di pelukan pelayan itu.

Melihat pintu kamar yang tinggal beberapa langkah lagi, pelayan itu tidak berniat membopong tubuh Yoselin, dia masih memapahnya dengan sedikit seretan.

Clek.

Kelima pria dengan bentuk tubuh berbeda, yang hanya mengenakan celana pendek berdiri dari kasur. Kelimanya menatap tubuh Yoselin obsesif.

Mereka sebelumnya adalah pecandu seks. Lalu karena penyakitnya, mereka di rehabilitasi, tapi mereka tidak mau. Karena mereka tau mereka sudah tidak bisa di selamatan lagi, lalu lebih baik mereka mati dalam kesenangan dari pada terkurung di penjara itu. Karena itulah mereka kabur.

tidak lama tanpa di duga, seseorang menghubungi mereka dan menawari pekerjaan ini. Siapa yang tidak mau? Selain mendapat kesenangan, mereka juga mendapat uang. Itu sangat menguntungkan, karena itulah mereka dengan senang hati menerimanya.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang