2. 11 IPA 1

16 1 0
                                    

Itu pesan dari bos kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu pesan dari bos kerjanya. "Tinggal ngomong aja apa susahnya sih?! Pakai ke kantin segala." Usai menggerutu, Rain pergi ke kasurnya. Ia ingin tidur agar bisa segera bertemu dengan pangeran awan yang sangat tampan mengalahkan ketampanan seorang Cha Eun Woo.

___

Keesokan harinya...

Raina sudah siap dengan seragam abu-abu putihnya. Menguncir rambutnya ala ekor kuda, lalu memberi pita di kunciran tersebut.

Memakai headphone pemberian Vian, kemudian memutar musik favorit di ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Memakai headphone pemberian Vian, kemudian memutar musik favorit di ponselnya. Raina, mengendarai sepedanya yang berwarna putih sebagai transportasi menuju ke sekolah. Ketika lampu lalulintas berwarna merah, ia pun berhenti. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan musik yang di dengar.

Sejenak matanya terpaku pada sebuah mobil bmw di seberangnya dengan sticker gambar harimau di kaca bagian depan. Belum sempat mengingat, orang-orang di belakangnya sudah membunyikan bel kendaraan masing-masing, pertanda bahwa lampu lalulintas sudah berwarna hijau.

Ini sebuah kesalahan. Seharusnya ia tak memakai headphone ketika sedang mengendarai sepeda. Setelah sadar, Raina memutus sambungan bluetooth headphone miliknya. Membiarkan benda tersebut bergelantung di lehernya.

Tin tin.

Seseorang yang tengah mengendarai motor berwarna hitam baru saja membunyikan bel nya. Raina menengok ke arah kanan. David. Ada apa dengan lelaki yang saat ini berstatus menjadi kakak kelasnya itu?

"Kenapa?" tanya Raina singkat, karena ia tidak suka basa-basi.

"Nggakpapa. Cuma nyapa doang." jawab David sambil terkekeh.

Lama tak mendapat umpan balik dari Raina, David pun memutuskan untuk membicarakan hal yang tak ada manfaatnya. "Headphone lo bagus!" pujinya pada headphone milik Raina.

"Terus?" sang pemilik Headphone.

"Boleh pinjam nggak?" tanya David yang sesekali memfokuskan matanya pada jalan agar tidak terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

"Nanti di sekolah. Sekarang, lo duluan sana. Bahaya banget kalau berjajar kayak gini." Menyetujui apa yang dikatakan oleh adek kelasnya ini, David pun langsung mendahului Raina agar mereka tak sejajar lagi. Sampai di sekolah, ia langsung memarkirkan motor dan melepas helmnya. Menunggu Raina di depan gerbang sekolah.

TAKE MY HANDWhere stories live. Discover now