Bagian 24

2.1K 203 8
                                    

Hari ini Guanlin dan renjun berencana jalan-jalan. Mereka akan mengelilingi kota, di hari libur ini. Hal yang sering mereka lakukan belakang ini, setiap libur mereka akan menghabiskan waktu bersama.

"Kita mau kemana kali ini?" Tanya renjun.

"Mau ke danau?, Kita naik perahu." Ajak guanlin.

"Boleh, aku dah lama gak naik perahu." Excited renjun.

"Let's go." Guanlin menggandeng tangan renjun dan berjalan bersama-sama.

Sepanjang perjalanan, guanlin tak pernah melepaskan genggaman nya pada renjun. Tangan mereka selalu bergandengan, tanpa ada niat untuk melepaskan satu sama lainnya.

"Kamu tunggu sinih dulu, aku beli tiket sebentar." Guanlin.

"Ok, jangan lama-lama ya." Renjun.

Sambil menunggu guanlin, renjun melihat ke arah sekeliling danau. Di sinih cukup ramai, karena hari libur. Banyak keluarga dan sepasang kekasih, yang sedang berlibur.

"Ayo." Ajak guanlin.

"Udah dapet?" Renjun.

Guanlin menunjukan dua tiket yang telah ia beli.

"Ayo." Renjun.

Mereka mulai mengayuh perahu, sambil duduk saling berhadapan. Renjun tak pernah melunturkan senyum manisnya, sejak tadi ia tersenyum, sambil menikmati pemandangan.

"Jangan senyum." Guanlin.

"Kenapa?" Heran renjun.

"Nanti banyak suka sama kamu, saingan aku nanti jadi banyak." Guanlin.

"Hahahaha kakak bisa aja." Renjun.

Mereka sudah bersama sejak 3 tahun lalu. Guanlin bos renjun, saat renjun bekerja di restoran nya dulu. Entah bagaimana mana mereka memulai, mereka semakin dekat.

Hari-hari mereka lalu bersama, tanpa ada nya gangguan dari orang lain. Renjun juga sudah mengenal keluarga guanlin, begitupun dengan guanlin. Ia sudah mengenal ibu renjun.

"Dapetin kamu itu susah." Guanlin.

"Emang iya?" Renjun.

"Engga juga sih, soalnya kamu ramah orang nya." Guanlin.

Renjun hanya tersenyum menanggapi guanlin. Ia akui ia memang ramah, pertama kali datang ke Belanda pun ia sangat ramah pada semua orang.

Itu yang membuat renjun di gemari banyak orang, karena keramahan nya banyak yang mengira bahwa renjun tertarik dengan orang itu. Termasuk guanlin, guanlin termakan dengan ke ramah'an seorang renjun.

Sampai akhirnya ia mendekati renjun, saat itu ia butuh 1 tahun untuk mendekati seorang renjun. Renjun menang ramah, tapi ia menutup diri pada semua orang.

Setelah mengelilingi danau menggunakan perahu, mereka mengakhiri nya. Mereka berencana makan siang bersama.

"Ayo kita cari makan." Guanlin kembali menggandeng tangan mungil renjun.

Mereka memiliki makanan Indonesia, karena renjun sudah lama tidak memakan makanan Indonesia.

"Kamu mau apa?" Guanlin.

"Nasi goreng." Renjun.

"Selalu nasi goreng, apa gak bosen?" Guanlin.

"Engga, aku gak akan pernah bosen." Renjun.

Guanlin memesankan makanan dan minuman mereka.

"Gimana? Kamu datang kan ke acara keluarga ku?" Tanya guanlin.

Open Up Your HeartWhere stories live. Discover now