Bagian 9

1.4K 176 12
                                    

Jaemin sedang memainkan ponselnya di ruang tv, sambil mengemil ciki kesukaan nya. Sekarang semua hari libur, ia memilih berdiam di rumah, di bandingkan ke luar. Lagian sang ayah juga sedang tidak ke rumah sakit, jadinya di rumah keluar lengkap.

"Abang serius amat main ponsel nya." Ucap sang ayah, lalu duduk di samping jaemin dan mencomot ciki jaemin.

"Lagi cek email." Jawab jaemin.

"Oh iya, gimana cafe? Lancar?" Tanya sang ayah.

"Lancar kok, omset juga naik." Jaemin.

"Oh ya?, Wah bagus-bagus." Puji sang ayah.

Saat jaemin dan ayah nya sedang berbincang-bincang, sang bunda datang dari dapur sambil membawa jus buah.

"Nih jus nya di minum dulu." Titah sang bunda.

"Makasih bunda." Jaemin.

"Makasih bund." Ayah.

"Oh iya, bunda hari ini manggil temen bunda ke sinih. Gak papa kan?" Tanya sang bunda.

"Gak papa lah." Ayah.

"Iya, dia tuh jualan kue gitu. Kue nya enak-enak tau, nah sekarang tuh bunda pesen lagi. Kayanya nanti bentar lagi di anterin, sambil di anterin bunda juga ajak dia main di rumah." Terang sang bunda.

"Oh kue yang waktu itu bunda kasih Abang bukan?" Tanya jaemin antusias.

"Iya, yang kata abang enak, sampe ayah gak di kebagian kue nya." Bunda.

"Tapi emang enak tau Bun, asli gak kaleng-kaleng rasanya, padahal harganya murah kan ya?" Jaemin.

"Iya, harganya terjangkau banget. Tapi rasanya mahal banget." Bunda.

"Sering-sering deh Bun pesen, Setok juga di rumah buat Abang." Ucap jaemin sambil tersenyum.

"Ok nanti bunda Setok deh, sekalian bantu-bantu dia juga." Bunda.

"Bantu-bantu apa Bun?" Tanya sang ayah.

"Kan dia itu janda yah, suami nya udah meninggal." Bunda.

"Ya ampun, terus dia tinggal sama siapa?" Ayah.

"Dia tinggal sama anak nya, laki-laki kalo gak salah." Bunda.

"Seumuran siapa?" Ayah.

"Kayanya seumur Abang, cuman lebih di bawah Abang gitu." Bunda.

"Tuh, jadiin temen aja bang. Lumayan nambahin temen Abang." Titah sang ayah.

"Hooh bener, nanti ajak kenalan, Bilang nya sih ke sinih nya sama anak nya." Bunda.

Jaemin hanya mengangguk-angguk kepalanya, lalu menyenderkan kepalanya di bahu sang bunda.

Jika kalian ingin tau, jaemin itu sebenarnya manja, jika sudah berurusan dengan keluarga nya, apalagi dengan bunda nya.

Tapi lain halnya jika di luar, wajah dingin dan sangar nya yang terpancar, seakan-akan tidak ada kelembutan di dalam dirinya, padahal aslinya mah kalo di rumah manja.

"Abang, udah mikirin mau lanjut kemana belum?" Tanya sang ayah.

"Belum ayah, Abang bingung mau ambil di indo apa di luar negeri." Jaemin.

"Kalo jurusan nya udah kepikiran?" Ayah.

"Dokter umum, Abang mau ambil fakultas itu." Jaemin.

"Abang mau jadi dokter umum, kemauan Abang sendiri?" Ayah.

"Iya, itu emang kemauan Abang sendiri, bukan karena ayah juga seorang dokter atau mau melanjutkan keturunan ayah. Abang mau jadi dokter umum, karena Abang mau bantu orang-orang yang kurang mampu ayah, sama orang-orang yang sakit dan butuh kesembuhan." Terang jaemin.

Open Up Your HeartWhere stories live. Discover now