Bagian 23

2.2K 210 14
                                    

Jaemin, jisung, Mark dan Jeno sedang makan malam bersama, malam ini jaemin tak memiliki tugas malam. Makannya ia bisa bersantai dengan teman-teman malam ini.

"Tadi gw ketemu renjun." Ucap jaemin tiba-tiba.

Mark, jisung dan jeno langsung tersedak makanannya. Mereka saling tatap satu sama lain, lalu melihat ke arah jaemin untuk meminta penjelasan.

"Setelah 7 tahun, akhirnya gw nemuin dia. Takdir menemukan kita kembali." Jaemin.

Mereka bertiga tau, bagaimana mana gila nya jaemin mencari seorang renjun. Mereka juga tau, hal-hal yang jaemin rasakan setelah pergi nya renjun tanpa jejak.

Jaemin yang selalu menyibukkan dirinya, agar pikiran tidak terus berisik soal renjun. Jaemin yang memilih langsung pulang setelah kegiatan kampus, dan memilih tidur setelah meminum obat tidur.

Kehidupan jaemin benar-benar jauh dari kata baik, mereka bertiga saksinya. Saksi dimana jaemin mendapatkan karma, dari seorang Hanafi Renjun.

"Ketemu dimana?" Tanya Mark.

"Di rumah sakit." Jaemin.

"Renjun sakit?" Jisung.

"Bukan, gw gak tau siapa laki-laki yang renjun bawa. Cuman waktu gw tanya walinya, dia bilang dia walinya." Jaemin.

"Pacar nya kali." Jisung.

Tuk

Jisung mendapatkan pukulan di kepala, ia di pukul oleh Jeno. Lagian bisa-bisanya langsung bilang kaya gitu, padahal temen nya baru ketemu sama orang yang ia cari selama 7 tahun.

"Sakit bego." Jisung.

"Diem, lu diem aja." Jeno.

"Terus?, Kalian ngobrol?" Mark.

"Hanya ngobrolin keadaan pasien, setelah nya dia pergi." Jaemin menyenderkan tubuhnya pada kursi meja makan.

"Kenapa gak lu ajak ngobrol bego, udah di depan mata juga. Malah di lepas lagi." Jeno.

"Gw bingung." Jaemin.

"Apa yang buat lu bingung?" Mark.

"Dia masih inget gw apa engga, terus siapa laki-laki itu. Gw juga gak tau mau mulai dari mana, seakan-akan waktunya gak pas aja." Jaemin.

"Terus gimana?, Lu mau lepasin dia lagi gitu? Setelah 7 tahun lu nyari nya sampe setengah mampus, masa mau di lepas gitu aja Jing." Mark.

"Bukan setengah mampus, emang udah mau mampus aja waktu itu. Cuman di tahan-tahan, so kuat jijiy." Jisung.

"Sekarang dia di mana?" Jeno.

"Kayanya masih di rumah sakit." Jaemin.

"Samperin cepet." Mark bangun dari duduknya.

"Gw gak ada tugas malam ini." Jaemin.

"Lah bodoh, biarin aja. Lu mah, rumah sakit sendiri juga heran." Mark.

"Ini terlalu cepet gak sih Mark?" Tanya jaemin.

"Kalo gak sekarang, mau kapan lagi jaemin?" Mark.

"Tapi kata jaemin bener, ini terlalu cepet Mark. Mereka baru bertemu, renjun juga pasti sama kaget nya dengan kita." Jeno.

Mark kembali duduk, ia menghela nafasnya berat.

"Kita gak tau takdir kedepannya gimana, tapi ini kesempatan emas bukan?." Mark.

"Gw tau, cuman gw juga yakin, renjun pasti butuh waktu Mark." Jaemin.

"Pertemuan selanjutnya, gw pastiin kita akan bertegur sapa. Jika takdir mengijinkan, gw akan memulai nya." Jaemin.

Open Up Your HeartWhere stories live. Discover now