Chapter 6 : Meeting Plan

Start from the beginning
                                    

"Lora, maafkan aku. Aku terlalu takut kau pergi karena itu aku tidak bisa mengontrol kata-kataku."

"You're so cruel," ucapnya di sela tangisannya.

Nieva merasa amat bersalah karena ia tahu Lora akan sangat terpukul jika dibentak oleh orang yang dicintainya. "Maafkan aku."

"Kau bilang, kau akan melindungiku, tapi kau sendiri bahkan melukaiku! Berhentilah mengungkit masa lalu!"

"Aku tahu, maafkan aku," ucap Nieva mengelus rambut blonde wanita di dekapannya. Puluhan menit berlalu, Nieva mengelus puncak kepala Lora hingga tangisan wanita itu mereda. Ia biarkan Lora menumpahkan emosinya agar tidak menyimpan rasa sakit itu. Ia tidak mau menekan Lora untuk berhenti menangis karena perasaan sakit itu akan terus ada nantinya. Hingga tangisan itu berganti menjadi suara napas menenangkan Lora. Nieva mengedarkan pandangan dan mendapatkan sebuah koleksi antik Lora, turntable. "Ingin berdansa?" tanya Nieva tersenyum lembut. Setelah Lora puas dengan menumpahkan emosi sedihnya, Lora harus mempunyai emosi positif, bahagia. Karena itu Nieva mengajaknya berdansa untuk mengobati rasa sakit Lora.

Lora mengangguk senang dan membiarkan Nieva meletakkan vinyl di atas turntable hingga piring hitam tersebut berputar dan menghasilkan musik Spanyol klasik. Beberapa detik selanjutnya Nieva menadahkan tangannya mengajak Lora berdansa, hingga mereka mulai berdansa Flamenco.

Sekitar dua menit, di saat Lora mengayun-ayunkan dress-nya disertai tawa bahagia, terdengar suara kegaduhan di luar, membuat Nieva sontak mengambil pistol di pinggang balik jasnya. "Tetap di belakangku," bisik Nieva yang dituruti Lora.

Nieva membuka pintu perlahan dan mendapati Linda melapor, "Kelompok Cuatro menyerang kita dari sebelah timur."

Nieva berdecak. "Kau jaga Lora di sini."

"Aku mau ikut!" Lora menatap Nieva khawatir.

"Aku akan kembali dalam tiga puluh menit." Nieva pun berlari bersama orang-orangnya ke arah gerbang timur.

Nieva melihat beberapa anak buahnya berjatuhan begitu pula kelompok Cuatro, serta keadaan mansion yang cukup kacau. Ia mengedarkan pandangan di mana ketua kelompok Cuatro pun menatap dirinya. "Apa yang kau lakukan, Daztin?" bentak Nieva kesal.

Daztin menarik sebuah mayat dari mobilnya dan menggeletakkannya di tanah. "Kau membunuh anggotaku karena aku membatalkan transaksi dan aku—"

Nieva melotot. "Aku tidak membunuhnya!"

"Omong kosong! Dia adalah orang yang kuutus untuk menyampaikan informasi membatalkan transaksi dan kutemukan dia tewas tertembak di kawasanmu!"

Nieva mengetatkan gigi marah pada asistennya-Linda dan tidak mampu berkata-kata. Ia tidak percaya Linda akan melakukan hal bodoh seperti itu. Hingga Daztin berkata lagi, "Kenapa? Sejak memutus hubungan dengan The Greatest, aku satu-satunya klienmu dan aku membatalkan transaksi karena itu kau marah?!"

"I said I didn't kill him, stupid! Dan kau bukanlah satu-satunya pelangganku, Daztin."

"Mulai saat ini aku memutuskan persekutuan dengan La Muerte!" ucapnya masuk ke mobil dan para anak buahnya melemparkan timah panas mereka sehingga serentak La Muerte bersembunyi di berbagai tempat dari peluru-peluru yang mengarah pada mereka.

Nieva menyandarkan punggungnya ke dinding, mengepalkan tangannya dengan napas memburu. "Tutup gerbang dan bersihkan semua ini!" perintah Nieva sebelum berjalan kasar memasuki mansion.

Nieva mengerutkan dahi dengan emosi meluap-luap, lalu menggebrak pintu kamar Lora di mana Linda mengarahkan pistol ke arahnya dan langsung menurunkannya begitu melihat bosnya. Nieva langsung memukul wajah Linda, lalu mencekik wanita itu ke dinding.

Queen in SuitWhere stories live. Discover now