chapter 23

108 10 0
                                    

-Selamat membaca-

Matahari mulai terbenam, memberikan cahaya berwarna orange yang tampak indah. Kepala Yona mendongak, menatap bangunan megah nan menjulang tinggi istana. Yona baru saja pulang dari kediaman Duke Enermis di wilayah selatan. Tubuh Yona terasa lengket dan lelah. Menghela napas, gadis itu melanjutkan langkahnya memasuki istana dengan perasaan tak karuan. Suasana sepi istana semakin membuat Yona tidak nyaman.

Hari ini pun Dareen meminta cuti bekerja untuk satu bulan ke depan. Pria itu pergi berlibur ke kaisaran Valcke---tanah kelahiran Abel Winston.

“setelah mempunyai kekasih, Dareen tidak lagi memperdulikanku” gumam Yona tetap melangkah melewati koridor istana yang terlihat sepi dan mulai gelap.
Tidak ada perasaan takut, hanya ada rasa kesepian yang mendalam.

Tentu Yona yang mengetahui hubungan asmara antara Dareen dan Abel tidak perlu merasa heran jika pria itu meminta izin untuk berlibur ke tempat kelahiran kekasihnya. Sudah jelas mereka ingin berkencan dengan bebas, sebab di kekaisaran Valcke sendiri tidak mempermasalahkan adanya penyimpangan seksual, sedangkan di kekaisaran Rowena mereka tidak bisa melakukannya.

-My Devil Dol-

Malam ini rembulan bercahaya terang, memberikan sedikit pencahayaan bagi Yona yang tengah termenung di bangku taman istana. gadis itu merasa bosan, tidak ada teman yang dapat di ajak bicara. Dareen pergi berlibur, sementara Clausel entah pergi kemana.

Sebetulnya, di dalam istana masih ada Saviera---ibunya, akan tetapi hubungan ibu dan anak mereka tidak terlalu dekat. Yona sendiri lebih nyaman berada di sisi Osvaldo ketimbang Saviera. Sedari kecil pun, ibunya jarang menghabiskan waktu bersamanya, itu membuat Yona sedikit canggung.

Selain Saviera, masih ada Sun---kakak keduanya. Hanya saja, Sun bukanlah pilihan tepat untuk menjadi teman berbagi cerita. Pria itu tidak suka dengan hal-hal seperti itu, Sun menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk membaca di perpustakaan pribadinya. Jika Yona pergi ke sana hanya untuk mencari teman agar tak kesepian, Sun pasti hanya akan mendiamkannya dan tetap fokus dengan buku bacaannya. Lebih parahnya lagi mungkin Sun akan mengusirnya keluar karena di rasa menganggu acara membacanya.

“huwaaa! Menyebalkan! menyebalkan!”

Yona melampiaskan kekesalannya dengan melemparkan batu-batu kerikil yang berada di sekitarnya ke sembarang arah. Tidak perduli jika batu itu nantinya mengenai salah satu prajurit yang tengah berjaga.

“salam pada bulan kekaisaran, Yona Rowena”

Seketika Yona berhenti melempar batu. Gadis itu terpaku melihat sosok tampan Gabriel di bawah terpaan cahaya rembulan. Menyadarkan dirinya, Yona menggeleng sebelum menatap pria itu sedikit sinis. Menganggu saja, pikirnya.

“ada gerangan apa kau berkunjung di malam hari ini?” Yona bertanya seakan tak terjadi apa-apa. Yona tidak perduli meski Gabriel melihatnya seperti orang gila dengan penampilan berantakan, berteriak sendiri, dan melempar batu.

“saya hanya ingin memberikan ini”

Yona menatap sebuah surat yang di sodorkan Gabriel. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya sebelum menerima surat itu.

“dari siapa surat ini?” tanyanya.

“Belicia”

Mendengar nama itu, Yona tersentak.

“ini adalah peninggalan terakhirnya sebelum meninggal. Seakan mengetahui sesuatu akan menimpanya, Belicia berkata untuk menyampaikan surat ini kepada anda” jelas Gabriel.

“be—begitu kah? Terimakasih”

Yona menatap surat di tangannya dengan perasaan kacau. Ia ingin segera membaca surat itu, tetapi keberadaan Gabriel menganggunya.

“kalau begitu saya pamit undur diri, tuan putri” seakan mengetahui pikiran Yona, Gabriel segera pergi usai menjalankan tugasnya.

Melihat kepergian Gabriel, Yona dengan cepat membuka surat itu. tidak membutuhkan waktu lama bagi Yona untuk menyelesaikannya. Usai membaca surat itu, Yona tersenyum getir.

“hahaha apa katanya? Kematian ku menanti di depan mata?” Yona tertawa seperti orang gila. Akhir-akhir ini begitu banyak hal telah menimpanya dan itu hampir membuatnya gila.

-My Devil Dol-

Siang ini Yona memutuskan untuk pergi ke tempat dimana Belicia mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan gadis itu meregang nyawa.

Yona menurunkan pandangannya, menatap jurang curam yang tampak mengerikan. Di tebing ini memang di katakan rawan terjadi kecelakaan, namun entah mengapa rasanya Yona merasa kecelakaan kuda Belicia bukan sekedar kecelakaan biasa.

Menggunakan kekuatan anginnya, Yona turun ke bawah jurang itu dengan selamat sentosa. Yona mengamati keaadaan sekitar dengan seksama. Bekas darah kering Belicia bahkan masih ada di sana, membuat Yona seakan dapat melihat bagaimana kondisi tubuh mengenaskan Belicia ketika tergeletak di tempat darah kering itu berada. Hanya saja, satu pertanyaan yang kini bersarang di kepala Yona.

Sosok dengan kemampuan hebat Seperti Belicia, bagaimana mungkin tewas hanya karena sebuah jurang? Tidak---Yona berfikir, dengan kekuatan esnya Belicia dapat menyelamatkan dirinya dengan mudah. Jelas gadis itu telah mendapatkan banyak pelatihan khusus di akademi sebagai salah satu bintang. Mereka telah memperkirakan jika hal-hal seperti ini terjadi, maka apa yang harus mereka lakukan dengan sihir yang mereka kuasai. Oleh karena itu, Yona merasa janggal.

Pihak penyelidik sendiri mengatakan bahwa kematian Belicia murni sebuah kecelakaan biasa. Bukan karena rencana pembunuhan. Tetap saja, hati kecil Yona berkata ini tidaklah benar---Sesuatu telah di sembunyikan dan pihak penyelidik menerima suap.

siapa? Siapa pelakunya? Ayah Belicia bahkan seorang bangsawan besar dengan gelar Dukenya. Sudah jelas, jika dugaan Yona benar maka sosok yang menjadi dalang kematian Belicia memiliki latar yang jauh lebih besar di bandingkan Duke Enermis sendiri.

Yona terbang mengitari jurang ini menggunakan kekuatan anginnya. Berharap menemukan sesuatu yang dapat di jadikan sebagai bukti bahwa ini bukanlah kecelakaan biasa. Sebetulnya, Yona telah menganggap Belicia sebagai temannya. Yona rela menelusuri jurang ini bukan karena merasa tidak terima sebab tak ada lagi sosok yang akan memberikan gambaran mengenai masa depan, namun ini adalah perasaan tidak terima Yona sebagai teman.

Tubuh Yona menegang setelah matanya menangkap sebuah benda yang sangat amat di kenalinya. Di ambilnya sebuah bros yang tersangkut di bebatuan. Tanganya bergetar memikirkan begitu banyak kemungkinan.

tidak! Pasti ini hanya sebuah kesalahpahaman” batinnya, mencoba mengelak.

Dream Come TrueWhere stories live. Discover now