chapter 8

146 19 0
                                    

-Selamat membaca-baca-

"Akh!! Tolong!”

“selamatkan diri kalian! ada makhluk mengerikan!”

Belum sempat Yona membalas ucapan Belicia, mereka dikejutkan dengan suara kegaduhan yang berasal dari gedung utama akademi. Tergesa-gesa mereka semua segera keluar dari ruangan untuk melihat apa yang terjadi. Dareen yang sedari tadi menunggu Yona dengan cepat melindungi nona nya menggunakan Barier ciptaannya. Yona sendiri tidak tahu apa yang terjadi, gadis itu terlihat santai sembari memeluk Clausel.

“mereka datang” ujar Belicia sembari menatap penuh kebencian para iblis yang tiba-tiba saja datang dan menyerang akademi mereka.

“sial! Bagaimana bisa mereka menembus pertahanan akademi ini?” Kaiden bersiap membalas serangan para iblis, namun ketiga rekannya menghentikan.

“tunggu! Biarkan para petinggi yang menghadapi mereka” cegah pangeran Valcke itu---Abel.

“ingatlah, kita semua mati dengan sia-sia dimasa depan karena melawan mereka” Gabriel yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara. Untungnya, Kaiden tidak lagi berusaha melawan iblis itu setelah mendengar ucapannya.

“lagi pula mereka bukan iblis biasa. Lihat baik-baik jumlah mereka yang dapat di hitung dengan jari. Mereka mencari keberadaan seseorang” jelas Belicia.

Belicia merasa cukup kesal karena tak tahu siapa yang menjadi incaran para iblis itu. Belicia bisa merasakannya, bahwa para iblis ini diperintahkan oleh rajanya untuk membawa seseorang yang jelas berada di akademi ini. itulah sebabnya mereka datang menyerang, bukan tanpa tujuan dan alasan.

“mahkluk ini lah yang saya maksud, tuan putri. saya tidak menyangka mereka akan datang menyerang akademi"

Kaiden terlihat cemas didalam Barier ciptaanya. Sebenarnya, walau terlihat santai dan terkesan tidak perduli, Yona tidak baik-baik saja. gadis itu pandai mengendalikan ekspresi juga perasaanya.

“hilangkan saja Barier mu ini. jangan membuang energi, Kaiden. Aku bisa melindungi diriku sendiri”

“tidak, sudah menjadi kewajiban saya untuk melindungi anda” Kaiden bersikeras untuk tetap melindungi Yona dengan Bariernya.

“kau pelayanku, bukan pengawalku. Sudahlah, aku lelah dan tidak ingin berdebat”

Akhirnya dengan tidak rela Kaiden menuruti perintah Yona, tetapi tetap saja pria itu bersikap waspada ditengah-tengah keributan. Dareen mengeluarkan pedang petirnya yang tidak banyak diketahui dunia luar. Sebenarnya, inilah alasan kaisar dan permaisuri tetap mempertahankan sosok Dareen untuk tetap berada di sisi putri mereka walau sering kali bersikap kurang ajar.

“kalian tidak membantu?” Yona mendekati para bintang dengan santai, tidak perduli dengan kegaduhan yang tengah terjadi.

dari lantai tertinggi akademi ini, Yona dapat melihat sudah banyak para murid juga prosessor yang terluka bahkan mungkin meninggal dunia. Ini adalah kali pertama Yona menyaksikan secara langsung sosok tewas mengenaskan didepan matanya dan itu sangat menakutkan.

Hanya saja, Yona tidak ingin orang lain melihatnya menjerit ketakutan selain keluarganya yang berada di istana. oleh karena itu, Yona berusaha menegarkan dirinya dengan menatap Clausel yang berada didekapannya.

Begitulah cara Yona untuk terlihat kuat dan baik-baik saja, akan tetapi para bintang---Belica, Abel, Kaiden, dan Gabriel menatapnya tidak percaya. Mereka cukup terkejut melihat bagaimana santainya Yona memeluk bonekanya dengan eksresi gemas dan bahagia meski bahaya tengah menanti didepan mata. Tuan putri Rowena ini benar-benar gila, pikir mereka.

“siapkan diri kalian, mereka akan datang menyerang kita!” perintah Belicia.

Segera ke-empat bintang itu mengambil posisi masing-masing dengan Belicia berada di posisi terdepan. Melihat bagaimana formasi mereka, Yona tersenyum geli. Bagaimana mungkin tiga pria itu membiarkan seorang gadis untuk menjadi tameng mereka? 

Ia sendiri malah tidak mencemaskan apapun karena Dareen dengan sigap menyembunyikan dirinya dibelakang punggungnya yang lebar nan kokoh. Tak lupa dengan memasang barrier terkuat hanya untuk melindungi Yona seorang diri. Melihat bagaimana Dareen menatap tajam makhluk-makhluk mengerikan yang mulai mendekati mereka, Yona pikir pelayan pribadinya ini benar-benar mewarisi darah seorang panglima perang.

Terlihat beberapa iblis dengan kabut hitam mulai mendekat. Yona merasa tidak sabar ingin melihat pertarungan sengit akan berlangsung di depan mata. Ia pikir tidak mungkin para bintang juga Dareen akan mati hari ini, oleh karena itu Yona merasa dirinya tidak perlu repot-repot turun tangan untuk membantu mereka.

Kejadiannya terjadi begitu cepat. Yona baru mengetahui masing-masing kekuatan dari para bintang akademi Flowering ini. kini terlihat Belicia mengeluarkan panah esnya, kemudian menembakkan panah-panah itu dengan membabi buta. Selain dengan panah esnya, Belicia juga menciptakan jarum-jarum es untuk menyerang para iblis itu.

sementara di sisi lain, Kaiden berubah bentuk menjadi sosok naga besar mengerikan dengan kepala tiganya. Secepat kilat pria itu meleset menyerang para iblis dengan bantuan para temannya di belakang.

Pandangan Yona kemudian jatuh pada Abel dan Gabriel. Kedua pria itu tidak tinggal diam, mereka saling membantu satu sama lain dengan Gabriel yang ternyata memiliki kemampuan penyembuhan serta Abel sebagai pengendali cuaca.

Sampai saat ini, ke-empat bintang terlihat baik-baik saja berkat kerja sama mereka. Setiap kali teman-temannya kekurangan mana, Gabriel dengan cepat akan menyalurkan energi dan menyembuhkan mereka.

Begitu pula dengan Abel sang pangeran dari kekaisaran Valcke mengendalikan cuaca. Abel tidak membiarkan kegelapan meraja lela, hal yang amat disukai oleh para iblis, sebab itu ia mengendalikan matahari untuk tetap bersinar terang bahkan lebih terang dari musim panas sekalipun. Rasanya benar-benar menyilaukan.

Bukan hanya para bintang yang berusaha melawan para iblis, Dareen pun ikut menyerang walau siapapun dapat melihat pria itu memprioritaskan untuk melindungi tuan putrinya. Dareen sama sekali tak membiarkan lalat sekecil apapun mendekati Yona yang tengah duduk santai menyaksikan pertarungan mereka dari dalam Barier.

Dareen mengetahui bagaimana kemampuan seorang Yona Rowena, sebab mereka telah bersama sejak lama. hanya saja, ia akan melawan mereka selagi ia mampu dan bisa.

“bukannya membantu, mereka malah menonton dengan eksresi bodoh” cibir Yona, merasa kesal dengan para professor juga murid-murid akademi yang seketika terkagum-kagum melihat pertarungan antara para bintang dan pelayan pribadi sang tuan putri dengan iblis-iblis mengerikan itu. melihat bagaimana ekspresi dungu mereka benar-benar membuat Yona dongkol, padahal ia sendiri juga tidak membantu dan hanya menonton saja.

“JANGAN HANYA MELIHAT SAJA! CEPAT BERIKAN BANTUAN!”

kepala sekolah berteriak lantang, menyadarkan mereka semua yang tengah terdiam sembari menatap pertarungan. Penuh kekompakan mereka mengeluarkan kekuatan masing-masing dan mulai menyerang segelintir iblis itu.

Akhirnya, setelah cukup lama berjuang melawan 5 sosok iblis pertarungan pun dimenangkan dengan mundurnya makhluk-makhluk mengerikan itu. mereka semua bersorak gembira, namun segera dibuat menangis saat tersadar telah banyak korban jiwa yang termakan dan terbuang nyawanya dengan sia-sia.

Dari tempat duduknya yang berada di lantai tertinggi akademi, Yona hanya dapat menatap miris pemandangan menyedihkan dibawa sana. Ia kemudian teringat oleh keluarganya di istana. Yona tidak ingin berbohong bahwa ia benar-benar mencemaskan keadaan ayah, ibu, dan kedua kakaknya. Dalam hati Yona berdoa, semoga mereka baik-baik saja dan masa depan suram itu dapat diubah.

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang