Chapter 4

323 46 5
                                    

Rina harap ia bisa kembali ke hari dimana Fred dan George menjahili dirinya di Common Room. Ia benar benar tertekan dengan kelas terbang milik madam Hooch.

Setelah dibuat kacau oleh kelas bersama Profesor Snape kemarin, Rina sekarang tambah tertekan dengan kenakalan yang dibuat oleh anak anak asrama Slytherin juga Gryffindor.

Rina memang sudah menduga bagaimana tingkah Draco Malfoy. Semenjak sarapan tadi pagi, dirinya sudah mengasumsikan bahwa ia adalah anak yang nakal.

Sekarang, setelah Madam Hooch membawa Neville Longbottom menuju ke Hospital Wings atas masalah lengan patahnya, Harry juga Draco terlihat memperebutkan Remembrall yang juga direbut oleh Draco tadi pagi.

Harry pada awalnya meminta dengan baik-baik. Tetapi Draco mungkin adalah tipe anak yang suka mengganggu. Dan kau pasti tahu bukan, apa yang disukai oleh pengganggu? Ekspresi timbal balik.

Anak anak Slytherin menyebalkan. Dan Rina harus menghapus mereka dari list imut yang dibuatnya. Kini, Harry bersama dengan Draco saling buru memburu di atas mereka semua. Dan menarik perhatian murid murid lain untuk menonton.

Rina menjadi gemas dan memasang mantra empuk di sekeliling lapangan. Jadi, jikalau saja ada yang jatuh tak akan langsung menghantam tanah yang keras. Setidaknya.

Hermione sudah memperingatkan sedari awal. Tetapi mereka seakan akan menutup telinga untuk itu. Rina mengendikkan bahu. Toh anak anak. Memang seperti ini.

"HARRY POTTER!" Nampak, Profesor McGonagall datang dengan raut murkanya. Rina melepaskan mantra empuk di lapangan perlahan ketika melihat kaki Draco juga Harry telah menapak dengan aman di tanah.

"Belum pernah- aku selama di Hogwarts―"

Ia nampak syok dengan kejadian barusan. Rina tak terlalu memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi. Hanya saja yang pasti, Draco dan Harry saling kejar mengejar. Dan Draco melepaskan Remembrall milik Neville. Membuat Harry harus mengejar bola itu-

"Bukan dia yang salah Profesor..." Parvati nampak mencoba untuk membujuk amarah milik Mcgonagall.

"Tidak, nona Patil."

"Tapi Malfoy―" ini Ronald Weasley. Adik dari kedua kembar bersaudara.

"Cukup, Tuan Weasley. tuan Potter. Ikut aku. Sekarang," tegasnya. Ini membuat beberapa anak Gryffindor memandangi anak anak Slytherin yang mengejek mereka.

"Haha. Semoga kau segera mengepak barangmu dari sini, Potter."

"Menyenangkan bukan, baru pertama masuk dan telah dikeluarkan."

Ejekan demi ejekan datang. Dan Rina tak bisa tahan lebih lama lagi melihat raut wajah Hermione yang sedih. Rina maju dan berlagak mendominasi dihadapan para Slytherin. Ia menghalangi pandangan mereka yang mengejek anak anak asrama Gryffindor.

"Maaf, tapi aku kira kalian sudah keterlaluan."

Salah satu dari mereka berbisik dan teman yang satunya tertawa.

"Tapi kami sedang berbicara kenyataan. Mau membuat ucapan duka untuk Potter?" Tanya nya kepada teman teman asrama miliknya. Ia adalah Pansy Parkinson.

Cara lembut tak berhasil. Jadi, cara menggertak anak anak nakal adalah dengan tindakan langsung. Rina tersenyum dengan manis sebagai balasan. Kikikan juga tawa dari Slytherin nampak memudar karena ini.

Diam. Semuanya diam.

"Nampaknya kalian menikmatinya yah," ucap Rina girang. Ia benar benar bingung bagaimana harus mengurusi mereka yang bahkan hanya berani mulut.

"Ya. Apa kau? Mau coba juga dikeluarkan? Aku bisa kok membuatmu mengejar ku seperti Potter tadi," tantang Draco. Ia terlihat tersenyum jenaka disana.

Benar. Itu dia.

[⏳] 𝐄𝐏𝐎𝐂𝐇 : Harry PotterWhere stories live. Discover now