FAKE 12

23.9K 2.3K 32
                                    

Ares masih membeku, semenjak masuk ruangan dirinya tidak pernah melepas pelukan dari orang yang  tengah duduk di kasur rumah sakit.

Menenggelamkan wajah dibahu sempit laki-laki itu, sampai tidak sadar sudah ia basahi dengan air matanya.

Ares gak punya alasan mengapa melakukan itu. Dia gak punya jawaban jika ditanya kenapa bersikap seperti itu. Hatinya hanya terlalu sakit ketika melihat Aga dengan infus terpasang ditangannya tengah menyambutnya dengan senyum.

Ares seperti bukan Ares yang biasanya. Kekehan Aga bahkan tidak ditanggapi. Sedari tadi Aga tak henti mengusap punggungnya guna menenangkan.

"Lo jahat banget" lirihnya setelah sekian menit membisu.

"Iya gue tau" Aga hanya menyahut membenarkan agar Ares merasa tenang.

"Harusnya kasi tau gue"

"Lo sibuk"

"Gue udah janji bakal Dateng kalo Lo yang minta"

"Gue gak mau ganggu Lo"

"Tapi gue mau" lagi tangisan Ares tidak bisa dibendung. Dia seperti sudah tidak peduli dengan rasa malu. Bahkan saat Seorang wanita paruh baya dan seorang laki-laki dewasa menatapnya sedari ia masuk keruangan itu.

"Gue tau rasanya ditinggal, gue gak mau Lo ngerasa gitu" Aga masih berusaha menjelaskan ditengah isakan pria yang sangat di sayangnya ini.

"Tapi Lo mau ninggalin gue"

"Gue enggak Ares, lagian dari awal Lo gak pernah  suka sama keberadaan gue"

"Ditinggal tanpa kenangan itu lebih mudah Ares. Ya walaupun gue yakin Lo gak akan ngerasa gue tinggalin."

"Lo gak boleh ninggalin gue" Ares agak sedikit berteriak ketika mengucapkan kalimat itu, dia melepas pelukan nya. Menatap mata Aga yang juga sama berkacanya seperti matanya.

"Gak boleh ada yang ninggalin gue, kecuali gue yang ninggalin" Ares menekan kata-katanya.

"Sekalipun Lo, Lo gak boleh ninggalin gue" lirihan kali ini dia kembali memeluk Aga kali ini lebih erat.

....

Yang gak pernah orang-orang tau dari seorang bernama Faresta Azra adalah dia tidak pernah terlihat seperti yang di perlihatkan.

Ares tidak suka saat orang mulai meninggalkan nya. Ares tidak suka saat harus menangisi kepergian orang-orang sekitarnya lagi.

Ares benci ditinggalkan. Dulu saat Ares kecil dia sudah ditinggal oleh orang tuanya. Dititipkan pada sang nenek karena harus mengurus bisnis baru selain perternakan yang sudah lama sukses.

Ares tidak tau, tidak juga mau mengerti. Jadi yang dilakukannya adalah berusaha melakukan yang terbaik agar orang tua nya segera menjemputnya dari rumah sang nenek.

Satu, dua, tiga bulan tak kunjung ada kabar, bahkan sampai tahun. Di tahun kedua ayah dan ibunya datang, ia kira ia akan pulang. Ares bahkan dengan gembira mengemas pakaian nya sendiri.

Sampai suatu ketika dia dengar Ayah nya bicara dengan sang nenek. Ares kecil adalah orang yang cerdas, dia mampu memahami bahasa orang dewasa diumurnya yang menginjak enam tahun.

Yang dipahami Ares saat itu, bahwa mereka tidak bisa membawanya pulang karna takut kerepotan mengurus tiga anak. Yah adik kembarnya baru lahir beberapa bulan lalu makanya mereka berkunjung.

Ares terpaku, ia sudah tidak dibutuhkan lagi? Ah sudah dapat pengganti? Ares benci mengakui bahwa saat itu dia benar-benar ingin merengek agar dibawa ikut pulang.

Tapi yang dilakukan adalah mengurung diri dikamar bahkan saat kedua orang tua serta adiknya pergi dari rumah itu. Ares jadi pendiam. Tidak suka berinteraksi dengan banyak orang.

Namun saat itu sang nenek berusaha keras mengembalikan cucunya yang dulu ceria dan aktif kembali. Dan berhasil Ares kembali seperti biasa ia bersikap.

Bahkan sampai diumur 10 tahun dia dijemput oleh orang tuanya karena neneknya meninggal. Lagi Ares merasa benci luar biasa perasaan ditinggalkan.

Maka Ares bertekad bahwa tidak ada lagi yang meninggalkannya, kalaupun ada dia yang meninggalkan bukan ditinggal.

Hidup bersama orang tua nya yang saat itu sudah sukses besar, Ares seperti punya dua kepribadian. Diluar rumah dia akan menjadi sehangat matahari. Tapi jika dirumah dia berubah menjadi orang tak tersentuh. Bahkan ibunya sendiri.

Ares tidak dendam hanya saja ingatan masa kecil tidak pernah hilang dalam pikirannya saat bertatapan dengan kedua orang tuanya. Dirinya seperti didoktrin, kalau dia berbuat baik dia akan ditinggal lagi. Tapi jika dia tidak bisa apa apa mungkin orang tuanya akan membuangnya.

Belajar dirumah, dan bermain disekolah Adalah hal selalu yang selalu dilakukan Ares. Karna baginya, rumah adalah ajang kompetensi dan sekolah adalah tempat ia melepas siapa dirinya.

Kebalikan yang sangat besar.

...

Jadi apa yang terjadi sebenarnya?

Aga ditemukan pingsan dikamar tiga hari yang lalu. Ditemukan oleh bunda yang hendak membangunkannya ke sekolah.

Dibawa ke Bandung agar Angga tidak terhalang dan bolak balik untuk kuliah, sebenarnya bisa saja dia tinggalkan hanya saja bunda melarang.

Aga diagnosis menderita gagal ginjal sejak 2 tahun lalu, itu yang menyebabkan hidupnya tidak boleh diberatkan. Dan beruntung bawaannya juga yang tidak suka kelelahan jadi tidak semakin memburuk.

Hanya beberapa Minggu ini, Aga beraktivitas lebih dari biasanya. Tubuhnya melemah.

"Kenapa gak cerita ke gue?" Ares bertanya setelah selesai menangis lagi karena cerita Aga.

"Kalo Lo lupa, kita nyaris bukan siapa-siapa kalo bukan karena taruhan Lo"

....

Lagi lagi jangan bereskpektasi tinggi:)

FAKE | BL LOKAL [END]Where stories live. Discover now