FAKE 11

23K 2.2K 25
                                    

Aga menghilang. Gak sebenarnya ada cuman Ares gak pernah liat Aga aja akhir-akhir ini terhitung dari mereka kencan weekend lalu.

Ini udah seminggu, Anta bilang sih ada pas dia tanya kenapa Saka gak ke kantin bareng Aga. Tapi Ares gak pernah liat batang hidung anak itu lagi.

Aga kayak menghindar. Dia penasaran tapi gak pernah punya waktu mau ikut ke kelas Aga waktu Anta ngajakin liat Saka.

Lagi pula Ares sedikit merasa senang karna waktunya sama Ines jadi lebih banyak. Yah walaupun selalu ada space dia mikirin Aga pas waktu lagi sama Ines. Ares nemuin hal yang menarik dari diri Aga waktu kencan mereka itu.

Aga itu baik, tidak banyak menuntut. Maunya dituruti saja, tidak banyak paling-paling minta didengar pas dia lagi cerita tentang warung makan favoritnya. Gak menyita waktu juga. Aga pandai mengubah suasana. Aga, anak itu seperti teman yang baik buat Ares. Entahlah Ares merasa nyaman?.

Jadi karena semakin penasaran, Ares mutusin buat ke kelasnya langsung sendiri. Mau memastikan kalau Aga memang ada, seperti yang dikatakan Anta dan Saka.

"Aga gak masuk udah 3 hari ini, katanya izin acara keluarga" adalah jawaban anak perempuan sekelas Aga bernama Reba seperti yang Ares lihat di nametag nya.

"Saka?" Tanyanya kemudian setelah diam beberapa saat.

"Saka hari ini izin, katanya mau nganter ortunya ke bandara." Jawab Reba lagi.

"Kalo Lo penasaran kenapa gak kerumahnya langsung?" Sambung Reba lalu masuk dan menutup pintu kelas.

"Makasih" kata Ares lirih.

...

"Duh, den Aga lagi dibandung den" lagi Ares tidak menemukan Aga dirumahnya. Dari raut muka pak Harto terlihat tidak meyakinkan jawabannya. Tapi Ares tidak punya pilihan selain memutar balik motor nya dan pergi dari rumah Aga.

Entah kenapa Ares merasa sedikit kecewa? Dia seperti kehilangan padahal jika dilihat dari interaksi mereka berdua gak ada yang spesial. seperti kebanyakan orang.

AgaResendrya

"kenapa nyariin gue?"

Mata Ares melotot, ini seriusan Aga?

"lo dimana?"

"ada"

"dmn?"

"bndung"

"kok gak ngabarin gue?"

"lo sibuk"

Ares bingung harus balas apa, kenapa dia merasa sakit ketika Aga dengan pasrah tidak mengabarinya. jauh hari Aga tidak seperti itu, bahkan sebelum kencan setengah hari mereka, Aga masih spam chat.

"shareloc"

"mau apa?"

"nyamperin lo"

....

Bagaimana kalau saat itu Aga tidak melihat seorang remaja laki-laki membantu nenek nenek menyebrang jalan?

Bagaimana kalau dihari berikutnya Aga tau bahwa laki-laki itu satu sekolah dengannya karena tidak sengaja melihatnya berbagi makanan dengan tukang kebun sekolah?

Bagaimana kalau Aga tidak tau kalau laki-laki itu bernama Faresta Azra.

Bagaimana jika saat itu Aga tidak merasa aneh dengan perasaannya ketika lihat Ares gonta-ganti cewek?

Bagaimana kalau Aga merasa luar biasa lega karena tau kalau mereka hanya taruhan biasa?

Bagaimana jika saat itu Ares tidak menembaknya di lapangan sekolah?

Bagaimana jika Aga tidak menerima Ares saat itu?

Terlalu banyak 'Bagaimana'

Hidup Aga tidak ada yang istimewa, sekolah, pulang, tugas, sekolah, pulang, tidur.

Gak ada warna, monoton. makanya waktu liat Ares. Aga tertarik mau hidup seperti Ares. Aga mulai jadi paparazi amatiran.

Aga mulai belajar masak dan bekalin tukang kebun juga. Aga merasa, jadi bermanfaat bagi orang lain itu adalah hal yang menyenangkan yang harusnya dilakukan sejak dulu.

Lalu, Aga. Apa Ares melihat kamu selama ini?

Entah, Aga hanya suka memperhatikan. tak pernah merasa diperhatikan. Aga hanya tidak ingin kehilangan saja. lagi pula masa SMA-nya sudah tidak lama lagi. dia hanya mau menikmati itu.

Its okey kalo Ares bahkan gak ngelirik dia. lagi pula siapa dirinya?.

Maka kesempatan adalah hal yang paling ditunggu Aga. dia mau dekat dengan Ares sebelum dia pergi.

Ditinggal tanpa sisa Apa-apa itu tidak menyenangkan. tidak ada hal yang harus dikenang.

Namun mengenang terlalu banyak kenangan juga tidak semudah itu.

Jadi waktu Ares nanya dia lagi dimana, Aga tidak membuang kesempatan buat kasi dirinya kesempatan buat ngebentuk kenangan setidaknya sedikit dengan Ares. 

....

Benar saja, Ares tiba dibandung sekitar lima jam setelah Aga memberikan alamat. Ares terpaku, ini Aga tidak salah memberikan alamat kan? Dia tidak sedang di bohongi oleh Aga kan?.

Maka ketika Ares melihat Saka didepan pintu masuk rumah sakit, Ares merasa dirinya belum siap. Belum siap untuk kemungkinan-kemungkinan yang berkeliaran di otaknya.

"Ayo Aga udah nunggu" Saka membuka suara ketika melihat Ares tampak melamun.

"Siapa?" Pertanyaan ambigu Ares dibalas tatapan bertanya oleh Saka.

"Siapa yang sakit?"

....

Tolong jangan berekspektasi berlebih terhadap cerita ini.
Saya baru di dunia tulis menulis novel (biasanya nulis kalimat puitis:D)

Gak pinter buat adegan skinsip juga:(

Sekali lagi tolong jangan berekspektasi  berlebihan gess takut kalian kecewa :)

.

FAKE | BL LOKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang