Bagian 21

876 136 10
                                    

Udah berapa lama kita nggak up?😖
Maapin saya ya😭🙏

Ada yang masih nungguin cerita ini nggak sih?🥺

Happy Reading



Semua murid bersorak gembira. Membuat kelas yang biasanya tertib menjadi sedikit ramai dan rusuh.

"Yeaayyyy Hari Ibuuu. Aku sayang banget sama ibuu"

"Eh eh kamu mau kasih kado apa buat ibu kamu nanti?

"Aku mau kasih ibu ku gambar yang bagus, hehehe"

"Kalau aku mau kasih ibuku puisi yang indah"

"Kalau kamu Arga? Kamu mau kasih kado apa buat ibu kamu?"

"Hem? Apa ya?" Arga yang semulanya ikut bersorak bahagia mendadak diam. Menimang nimang dengan jari mengetuk dagu beberapa kali.

"Aku mau kasih ibuku pelukan yang hangat aja deh." Jawabnya dengan ceikikan.

"Tapi kata Mamaku kamu itu nggak punya ibu." Celetuk salah seorang dari mereka. Membuat segerombolan anak itu diam.

Mendengar hal itu membuat Arga kecil marah.

"Punya kok! Aku punya ibu!!"

"Tidak!! Kamu itu tidak punya ibu!!"

"Punya!!"

"Tidak!!"

"Kamu mau aku pukul ha?!! Aku tuh punya ibuu!!" Arga melangkah maju hendak melayangkan pukulan namun bersyukurlah sang guru datang lebih cepat sebelum pukulan itu mendarat.

"Hei hei ada apa ini?"
Tanya guru berparas ayu itu menengahi mereka.

"Itu bu guru, Gio bilang kalau aku tidak punya ibu. Padahal kan aku punya ibu." Adunya dengan bibir cemberut.

"Tapi benar bu guru dia itu tidak punya ibu" Kata Gio yang masih sama dengan pendiriannya.

"Hei sudah sudah," lerai bu guru sembari memegang tangan Arga yang sudah hendak memukul Gio lagi.

"Dengarkan bu guru. Kita semua pasti memiliki ibu. Karena dengan adanya kita di dunia sudah dipastikan bahwa kita lahir dari seorang wanita yang kita sebut sebagai ibu."

"Tapi aku tidak pernah sekalipun melihat ibunya Arga, Bu guru." Kata Gio.

"Betul, Bu Guru. Alin juga tidak pernah melihat Arga diantar sekolah oleh ibunya." Kata si anak berkuncir dua, Alin. Yang langsung mendapat persetujuan oleh temannya yang lain.

"Iya, bu guru."

"Iya, bu guru."

Mendengar hal itu Arga tak lagi marah. Ia akhirnya menunduk. Menyembunyikan mata merahnya akibat menahan tangis.

"Apa iya dirinya tidak punya ibu?" Begitu batinnya.

Jujur saja, sebenarnya Arga tidak tau sama sekali apa yang dimaksud dengan kata IBU oleh mereka. Dirinya hanya ikut merasa bahagia melihat teman sekelasnya bersorak bersama-sama tadi.

ArgaNantaWhere stories live. Discover now