~♥~Di ujung batas

3K 191 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Kia sudah kembali dari kafe sambil membawa pesanan Viona.

"Maaf lama, soalnya tadi ngantri banget," ucap Kia seraya melangkah menghampiri Eggi, Agil dan Viona berada.

Kia terlihat heran dengan suasana diantara mereka yang terlihat sunyi. Bahkan, mereka hanya diam, entah itu hanya perasaan Kia atau bukan yang pasti Kia merasa ada sesuatu telah terjadi di antara mereka.

"Kalian kenapa? kok pada diam-diaman?" tanya Kia.

"Ohh mmm eg-eggak kok, siapa yang diem-dieman ya ya," jawab Agil yang sedikit mencurigakan.

Kia memicingkan matanya saat mendengar jawaban dari Agil.

"Udah-udah lebih baik kita cepat pulang," ujar Viona angkat bicara sambil membuka pintu mobil.

Tanpa berkata apa-apa Eggi masuk paling awal ke dalam mobil Viona, sikap Eggi yang seperti itu membuat Kia bertambah curiga.

♡♡♡♡

Selama perjalanan Viona, Eggi dan Kia sibuk dengan pikiran mereka sendiri, Kia juga beberapa kali mencoba menghidupkan suasana di antara mereka tapi hasilnya nihil, tidak ada yang meresponnya.

Mobil Viona sudah sampai di pekarangan rumahnya, satu per satu dari mereka mulai turun dari mobil. Kia membantu Viona membawa belanjaannya sementara Eggi jalan duluan masuk ke dalam. 

Eggi menghentikan langkahnya ketika melihat Oma yang sedang berada di ruang baca. Eggi memberanikan diri untuk menghampiri Oma.

Oma mengalihkan pandangannya dari buku ketika sosok bayangan menutupi cahaya di hadapannya. Oma menatap tajam orang di hadapannya yang tak lain adalah Eggi.

"Ada apa?" tanya Oma seraya melepas kacamata bacanya.

Eggi terdiam, ia sedikit gugup untuk mengeluarkan kata-kata. Padahal tadi banyak sekali kalimat yang ingin ia sampaikan hingga kakinya berani menghampiri Oma. 

Oma menghembuskan nafas kesal. "Kamu—"

"Eggi ingin Oma bantu Ayah!" potong Eggi dengan nada suara yang tinggi.

"Apa yang kamu maksud?" ujar Oma seraya mengerutkan dahinya.

"Eggi sudah tahu keadaan Ayah di Singapura, Oma juga pasti sudah tahu."

"Ya, terus."

"Terus?! Oma bakal biarin gitu saja?! Ayah kan anak Oma, kenapa Oma tega banget biarin Ayah kesusahan di sana!" kata Eggi yang dicampur dengan rasa emosi yang sudah di ujung batas.

Oma menghela nafasnya kasar. "Kamu gak tau apa-apa, gak usah ikut campur." Setelah mengatakannya Oma bangkit dari duduknya hendak pergi meninggalkan ruang baca.

"Eggi bakal lakuin apa saja asal Oma bantuin Ayah," timpal Eggi yang berhasil memberhentikan langkah Oma.

"Kamu tau apa yang baru saja kamu ucapkan."

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Where stories live. Discover now